Zahra menyeritkan dahinya ketika melihat seseorang berdiri di depan pintu apartemennya. Saat itu, ia baru saja pulang dari kuliahnya dan langsung disungguhi pemandangan seseorang yang berdiri di pintu apartemennya dengam santai.
"Nuguseyo?" Tanyanya. Tampilannya layaknya laki laki dan jika boleh jujur, Zahra sedikit takut melihatnya.
"Aku Hoseok Zahra-aa" Bisiknya pelan. Zahra memandang seseorang di depannya intens.
"Kau datang kesini oppa?" Tanya Zahra ketika ia yakin bahwa yang didepannya adalah Hosoek.
"Ne, aku datang bersama Taehyung dan Namjoon. Mereka sedang membeli minuman sebentar" Zahra hanya mengangguk tanda mengerti.
"Mengapa kau datang kesini oppa?"
"Kau tau Zahra-aa. Kami semua ingin masuk Islam" Mata Zahra sontak melebar. Sorot matanya menggambarkan kegembiraan.
"Jinja? Kau tidak bohong kan oppa? Jinja?!"
"Woah, kau terlihat begitu bersemangat Zahra-aa. Ada apa denganmu?" Hoseok terlihat seperti menggoda Zahra. Zahra hanya tersenyum tipis melihatnya.
"Tidak oppa. Aku hanya senang kalian berada di jalan yang sebenarnya. Apa alasan kalian masuk islam?" Tanyanya bersemangat.
"Apakah kami harus menjawab apa alasannya?" Zahra hanya mengangguk dan itu terlihat sangat menggemaskan di mata Hosoek.
"Entahlah tapi kurasa aku nyaman dengan Islam. Islam mampu membuatku tenang menghadapi hidupku dan menurutku Islam sangat luar biasa"
"Kapan kal.. -" Ucapan Zahra terpotong.
"Kau sudah di sini Zahra-aa" Itu suara Taehyung. Sontak Zahra membalikkan tubuhnya kebelakang. Taehyung tersenyum tipis padanya dan ia juga membalas senyum Taehyung.
"Ne oppa. Kalian semua ingin masuk islam kan?" Mata Zahra terlihat sangat berbinar binar. Tugas kuliah yang menumpuk seakan hilang dalam pikirannya ketika mendengar bahwa idolanya akan masuk Islam.
"Ne. Kami bertujuh akan masuk islam. Kau senang Zahra-aa?" Kali ini Namjoon yang bersuara. Zahra tersenyum lebar pada Namjoon.
"Aku sangat senang oppa. Kalian ingin bertanya padaku tentang Islam. Ayo, aku akan mengatakan semua hal pada kalian" Zahra membuka pintu apartemennya. Hoseok, Namjoon dan Taehyung masuk lalu disusul olehnya di belakang.
"Zahra-aa. Namamu Alesha Fatia Zahra?" Zahra hanya mengangguk ketika Taehyung bertanya padanya.
"Bagaimana jika kupanggil dengan sebutan Fatia? Kau suka?" Zahra tersenyum lebar ke arah Taehyung. Fatia merupakan panggilannya ketika di Indonesia. Dan dia bisa mendengar namanya dipanggil seperti itu lagi disini.
"Fatia? Nama yang bagus. Bagaimana jika kami semua mengganti nama panggilanmu dengan Fatia?" Kali ini Namjoon yang bertanya. Ia duduk di atas sofa yang berada tepat di ruang tengah apartemen Zahra.
"Dengan senang hati oppa. Kau bisa memanggilku Fatia" Taehyung hanya tertawa pelan dengan tingkah Zahra. Ketika melihat Zahra, ia teringat dengan eommanya. Bagaimana pun juga ia telah meminta izin dengan eommanya dan eommanya hanya berkata 'Kau punya hak untuk menentukan agamamu sendiri'. Dan sekarang kemantapan Taehyung untuk masuk Islam menjadi sangat besar.
---
"Ne, Fatia-aa. Kami akan pulang. Gumawo Fatia-aa" Zahra tersenyum kecil kala Namjoon malangkah menuju pintu diikuti oleh Hosoek dan Taehyung di belakangnya.
"Ne oppa. Aku tau kalian pasti akan melakukan yang terbaik. Hati hati oppa" Katanya kemudian melanbaikan tangan menuju ke arah Namjoon, Hoseok dan Taehyung.
"Ne"
---
Flashback on
"Kau yakin oppa dengan keputusanmu?" Tanya Zahra. Entah mengapa ia sedikit tidak yakin dengan ketupusan Namjoon.
"Ne Fatia-aa. Aku yakin dengan semua keputusanku" Namjoon berulang kali mencoba meyakinkan Zahra.
"lalu bagaimana dengan Army?" Namjoon terdiam selama beberapa saat. Matanya menangkap Hoseok dan Taehyung yang juga sedang melihatnya.
Namjoon menarik nafas sebentar lalu mengeluarkannya. Ia juga sudah berdiskusi perihal ini dengan para member yang lain.
"Kami akan meninggalkan BTS" Jawab Namjoon mantap. Zahra tersenyum miris mendengarnya.
"Kau serius Oppa? Kau ingin langsung meninggalkan Bangtan? Kalian tidak lelah dengan hasil perjuangan yang sudah berapa tahun kalian lakukan?" Tanya Zahra bertubi tubi. Ia ingin Bangtan masuk Islam tapi tidak dengan meninggalkan Army.
"Aku telah berdiskusi tentang hal ini dengan para member. Kami mengambil kesimpulan, kami akan meninggalkan bangtan dan Army tetap selalu menjadi bagian terbesar dalam hidup kami"
"Oppa, kau tidak bisa langsung memutuskan kontrak dengan Big hit. Kau masih punya kontrak oppa. Army sedang dalam masa senangnya dengan kalian" Hatinya bergetar saat Namjoon mengatakan mereka benar benar akan meninggalkan Bangtan.
"Aku akan bicarakan dengan Sajangnim perihal ini. Aku tau ini berat tapi aku sadar, selama ini aku berada di jalan yang salah dan aku ingin berada di jalan yang benar"
"Oppa, tentang perkataanmu yang akan meninggalkan Bangtan, kau bercanda kan? Tolong katakan padaku bahwa kau bercanda oppa. Aku tidak ingin kalian semua meninggalkan Bangtan. Semua Army juga tidak ingin" Zahra Memandang kembali Namjoon. Hatinya terasa ingin menangis sekarang. Antara menangis sedih dengan bahagia. Ia tidak tau mana yang akan dia pilih.
"Aku tidak bercanda Fatia-aa. Tapi ingatlah satu hal. Walaupun kami sudah bukan bagian Big hit. Tapi kami tetap Bangtan Sonyeondan. Kami tetap BTS. Kami tetap 7 orang pria yang akan selalu membahagiakan Army" Zahra menundukkan kepalanya. Hatinya sangat sakit mendengar Bangtan yang akan memundurkan diri dari Big hit.
"Fatia-aa" Panggil Hosoek. Ia melihat miris Zahra yang sedang menundukkan kepalanya. Ia sangat tau bagaimana perasaan Army begitu tau idolanya akan memundurkan diri.
"Ne oppa" Zahra tersenyum kecil.
"Kau baik baik saja? Maafkan kami"
"Ani-ya oppa. Aku baik baik saja. Kapan kalian berencana masuk Islam?" Seharusnya ia senang dan bahagia dengan masuknya Bangtan ke dalam Islam. Seharusnya ia tidak sedih. Tapi entah apa yang sedang terjadi pada dirinya sekarang ini.
"Mungkin besok Fatia-aa. Kau baik baik saja kan?"
"Ne. Seharusnya aku senang dengan masuknya kalian dalam Islam oppa. Tapi hati aku sakit begitu mendengar kalian akan meninggalkan Bangtan. Aku tidak mau oppa"
"Kami harus memilih Fatia-aa. Dan aku memilih agamaku. Kami akan bekerja dengan sepantasnya. Mungkin bisa membuka cafe bertujuh ataupun membuat toko pakaian. Army bisa saja datang kapan saja" Kata Namjoon. Hatinya juga sakit saat mengatakan ia dan member lainnya akan meninggalkan Bangtan.
"Dan Army tetap menjadi kebanggaannya Bangtan Sonyeondan. Selamanya. Kami sangat mengharhai itu" Zahra tersenyum miris melihat Namjoon. Matanya beralih melihat Taehyung dan Hoseok. Para lelaki yang mungkin hanya dalam hitungan jam akan melepasakan gelar idol.
"Aku yakin keputusanmu Namjoon oppa. Aku akan mendukung kalian. Dan Army tetap akan mendukung kalian walau kalian sudah tidak lagi menjadi Idol. Karena pada suatu saat nanti, kalian juga akan melepas gelar Idol kalian" Hati Namjoon bergetar dengan penuturan Zahra. Jujur saja, ia tidak ingin meninggalkan bangtan. Ia ingin mereka tetap bersama sampai tua nanti.
Flashback off
---
.
.
.
.
.
.
.VOTE♈️
KAMU SEDANG MEMBACA
IM•>POSSIBLE
FanfictionJika tuhan berkehendak, apa yang tidak mungkin bisa jadi mungkin. Kisah sebuah Idol besar yang bertemu dengan fans muslim dan akhirnya mulai tertarik dengan islam "Aku mencintaimu, Tapi aku lebih mencintai agamaku"- Zahra "Tolong tunjukkan padaku si...