Chapter 28

1.3K 172 4
                                    

Zahra menghela nafasnya pelan. Mencoba memejamkan matanya guna menepis segala prasangka buruk yang melekat di kepalanya.

Jam sudah menunjukkan pukul 1 malam. Tapi gadis itu masih setia menghirup udara malam di balkon kamarnya. Ia tersenyum miris kala mengingat perkataan Namjoon sore tadi.

"Bangtan akan tetap selalu bersama Army" Katanya lirih. Ia menutup pintu balkonnya. Mencoba membaringkan badannya untuk menenangkan pikirannya yang sedang meraja lela dengan sendiri.

---

"Sajangnim" Panggil Namjoon. Ia mengetuk pintu ruangan sajangnim yang tampaknya sedikit terbuka.

"Ne Namjoon-aa. Ada apa?" Tanya Bang Shi-hyuk seraya membuka pintu. Mempersilahkan Namjoon masuk. Ia hanya datang seorang diri.

"Apa ada masalah?"

"Tidak Sajangnim" Namjoon kewalahan untuk memulai pembicaraannya lewat mana. Ia terlihat sedikit bingung.

"Sajangnim, bagaimana jika kami semua meninggalkan Big hit?" Tanya Namjoon pelan. Walaupun ia seorang leader, tapi entah mengapa cara bicaranya terlihat gugup saat ini.

"Kalian meninggalkan Big hit? Ketika masuk, masuklah lewat pintu depan" Namjoon melihat Ceo nya dengan tatapan malas. Sepertinya sajangnimnya tidak mengerti dengan apa yang dikatakannya.

"Maksudku bukan meninggalkan big hit untuk pergi ke suatu tempat. Tapi benar benar meninggalkan big hit entertainment. Jika kami keluar dan sudah tidak termasuk bagian dari big hit lagi"

"Kalian semua ingin meninggalkan Bangtan?" Namjoon mengangguk pelan sambil menundukkan kepalanya. Ia bahkan tidak berani untuk melihat mata Bang Shi-hyuk.

"Kenapa Namjoon-aa? Apa ada masalah di antara kalian?" Nada berbicara Bang Shi-Hyuk terdengar santai. Tidak ada penekanan ataupun ketegasan di dalamnya.

"Tidak Sajangnim. Kami semua baik baik saja. Aku hanya sudah menutuskannya"

"Pasti ada alasan yang tepat di balik semua itu. Katakan saja padaku Namjoon-aa. Aku tidak akan marah" Namjoon menatap ragu manik mata Bang Shi-hyuk. Tidak ada kebohongan di dalamnya.

"Aku ingin masuk Islam sajangnim" Kata Namjoon pelan. Tapi masih bisa didengar oleh Bang Shi-hyuk.

"Kau ingin masuk Islam?" Namjoon lagi lagi hanya mengangguk pelan.

"Itu hakmu untuk masuk ke dalam agama Islam. Aku juga ingin mengundurkan diri menjadi CEO di sini" Namjoon sontak membulatkan matanya. Apa yang baru saja didengarnya. Apakah Bang Shi-hyuk juga ingin mengundurkan diri dari Big Hit?

"Sajangnim juga ingin mengundurkan diri dari Big hit. Wae?"

"Aku telah lama merahasiakan ini dengan manajer Sejin" Bang Shi-hyuk menjeda ucapannya. Dan hal itu semakin membuat rasa penasaran Namjoon berlipat lipat.

"Aku telah lama masuk islam. Aku juga seorang muslim" Namjoon kembali membelakkan matanya. Apa yang baru saja didengarnya.

"Sajangnim seorang muslim?"

"Ne, aku menjadi mualaf sudah sekitar 1 tahun yang lalu. Begitu juga dengan manajer Sejin. Karena itulah natal tahun kemarin, manajer Sejin tidak ikut ke dalam acara kalian kan?" Namjoon lagi lagi hanya mengangguk. Natal tahun kemarin, manajer Sejin mengatakan bahwa ia akan pulang ke keluarganya sebentar.

"Saat Ramadhan, manajer Sejin juga tidak makan bahkan saat kalian menawarinya. Hal itu berlangsung selama sebulan lamanya"

"Aku senang mendengar kau sudah mencari agama yang benar itu Namjoon-aa. Aku mendukung keputusanmu. Dari awal aku masuk islam, aku tidak ingin lagi menjadi CEO di sini. Tapi aku berfikir. Aku tidak ingin egois dengan tidak memikirkan kalian yang sudah menghabiskan masa muda kalian hanya untuk menjadi seorang trainee."

"Karna itulah aku bertahan untuk menjadi CEO di Big hit. Manajer Sejin pasti juga akan mengundurkan diri saat mengetahui kalian semua ingin masuk islam" Namjoon mamandang sajangnimnya dengan tatapan tak percaya. Sudah sekitar 1 tahunan Bang Shi-hyuk menyembunyikan hal ini.

"Lalu bagaimana dengan army Namjoon-aa?"

"Kami sudah mendiskusikannya Sajnagnim. Kami mungkin akan membuka usaha atau melakukan berbagai macam pekerjaan. Dan army tetap menjadi hal yang sangat besar bagi Bangtan" Bang Shi-hyuk tersenyum dan menepuk pundak Namjoon sekilas.

"Kau sudah melakukan yang terbaik Namjoon-aa. Kau leader yang paling hebat yang pernah kukenal"

---

Bangtan benar benar yakin dengan keputusannya. Mereka tidak terlihat ragu sedikit pun untuk masuk Islam. Kini di sinilah mereka, di depan Seoul Central Mosque. Hari ini rencana nya, mereka akan menyatakan keimanannya disini.

"Kau siap hyung?" Tanya Jungkook. Ia berjalan berdampingan dengan Jimin.

"Aku selalu siap dengan segala keputusanku" Bangtan melangkah tanpa ragu ke dalam bangunan tempat para umat muslim mengerjakan Shalat.

Di depan pintu masjid, hati Taehyung seakan bergetar hebat. Ia memadangi luas seluruh interior dalam dan balutan dinding yang dicat putih. Terasa nyaman.

Matanya memincing ke arah tulisan yang berbahasa arab yang tidak ia tahu sedikit pun artinya.

"Hatiku bergetar hyung" Kata Suga pada Seokjin yang berada di sampingnya.

"Aku merasakan hal yang sama denganmu Suga-aa"

Seorang pemuda terlihat menghampiri mereka bertujuh.

"Assalamualaikum. Ada yang bisa kubantu?" Bangtan sontak menurunkan masker yang tertempel sempurna menutupi sebagian wajah mereka.

"Kami ingin masuk islam semuanya. Kau bisa membantu kami mengucapkan kesaksian?" Tanya Namjoon. Lelaki itu menadang ke arah Namjoon.

"Apa ada yang memaksa kalian untuk masuk Islam?" Sontak para member BTS menggeleng menjawab pertanyaan dari si lelaki tersebut.

"Aku akan membantu kalian mengucapkan kesaksian. Duduklah disana" Katanya kemudian dia masuk ke suatu tempat. Para member duduk di tempat yang telah ditunjuk oleh si lelaki tadi.

"Siapa nama kalian?" Ia ikut duduk.

"Kami Bangtan Sonyeongdan" Namjoon sedikit heran dengan lelaki di depannya ini. Apakah ia benar benar tidak mengetahui mereka.

"Kalian seorang Idol?"

"Ne. Aku leadetnya. Aku Namjoon" Sepertinya orang di depannya benar benar tidak mengenal mereka.

"Kalian semua ingin masuk islam?"

"Ne"

"Tidak ada yang memaksa?"

"Tidak"

"Kalian benar benar ingin menyerahkan jiwa kalian pada islam?"

"Ne"

"Aku senang dengan masuknya kalian dalam islam. Siapa yang ingin pertama memulai kesaksian?" Hati para member semuanya bergetar hebat. Namjoon menunjuk tangannya telebih dahulu.

"Aku akan menjadi pertama dalam memulai kesaksian"

"Mari kita mulai. Ikuti apa yang aku ucapkan dengan sangat hati hati"

"Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wa asyhaduanna muhammadar rasulullah"

---

.
.
.
.
.
.
.

VOTE♈️

IM•>POSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang