Bagian 15

211 26 0
                                    


Denata

Bagian 15

Di dalam kamar, tepatnya di kamar mandi. Alaska menangis sesenggukan sambil menundukkan kepalanya dalam-dalam, Papanya berbohong, ekspresi penyesalan yang ia keluarkan dan ia tampilkan tadi kepada Nata itu bohong! Aktingnya belaka.

Alaska memegang bekas tonjokan di pipi bagian kanannya, membiru dan juga sakit yang ia rasakan. Gadis itu bangkit kemudian membuka kenop pintu kamar mandinya yang tak di kunci oleh papanya, kemudian membuka tas biola itu dan mulai memperbaiki senar biolanya sendiri. Tangan gadis itu kini meraih ponsel, kemudian bertanya pada asisten google bagaimana caranya memperbaiki senar biola.

Setelah berjam-jam bergelut dengan senar biola dan susahnya berusaha, Alaska kini berhasil gadis itu tersenyum dengan cerahnya sambil mencoba memainkan beberapa nada.

Berhasil.

Alaska kembali membereskan semua peralatannya termasuk dengan tempat senar biola yang baru itu, di letakkannya kemasan itu di bawah ranjang tempat tidurnya.

Kemudian gadis itu beranjak ke meja belajar dan mulai mengerjakan pr yang diberikan dari sekolah. Karena barusan Adyla memberi tahunya jika ada pr kimia dan juga fisika.

"Sebenernya aku anak Papa atau bukan sih?"

***

Bersyukurnya Alaska, pagi itu ketika dirinya bercermin bekas lebam itu sudah pudar meksipun masih bisa dilihat, tapi tak apa setidaknya tidak akan menjadi pertanyaan saat teman-temannya bertanya, mengapa ada bekas luka di pipi Alaska.

Gadis itu berangkat menggunakan ojek online, karena Nata sekali lagi harus menjemput Ester.

Setibanya disana, Alaska tersenyum kecut ketika melihat Ester dan Nata yang tengah berduaan di parkiran yang sepi pagi itu.

"Brengsek lo Nat!" Gadis itu segera pergi dari sana, tak mau lagi melihat dua orang gila yang tak tau malu itu.

Setibanya di kelas Alaska duduk di bangkunya dengan Putri yang tengah membaringkan kepalanya ke atas meja.

"Woy lesu amat." Putri bangkit kemudian menoleh ke arah Alaska dengan matanya yang terpejam.

"Gue ngantuk habis maraton drakor, diem kek Las." Alaska mengangguk kemudian membaringkan kepala Putri ke atas meja dengan lembut.

"Ululululu tidur, tidur cup cup cup." Ucapnya kemudian menepuk-nepuk pelan pipi Putri sampai pada akhirnya mata gadis itu terpejam.

"Laska." Alaska menoleh ketika Adyla memanggilnya.

"Tuh si Ester deketin Nata lagi." Ucapnya, Alaska yang mendengar itu memutar bola matanya malas.

"Biarin ajalah, ga peduli."

"Kalo gitu putusin aja kek Las! Kesel gue liatnya." Niat Alaska memang untuk itu, tapi... entah mengapa raganya begitu sulit untuk melakukan itu.

"Iya." Adyla duduk di kursinya.

"Tumben nggak bareng Dave." Adyla menoleh saat nama pacarnya itu di sebut Alaska.

"Dia izin ke Paris." Alaska terkejut.

"Ngapain?" Tanya-nya.

"Bokapnya sakit, jadi Dave harus kesana." Ucap Adyla sambil meletakkan tasnya di atas meja.

"Btw kak Reyhan nungguin lo tuh." Alaska mengangkat alisnya.

"Hah?"

"Lo liat di depan pintu kelas sekarang." Alaska segera menoleh ke arah pintu kelas, ketika Adyla menyuruhnya dan benar saja. Pria itu berdiri disana dengan senyuman khasnya juga tampang gantengnya yang nggak manusiawi itu.

"Las, keluar sebentar yuk." Alaska mengangguk, kemudian berjalan keluar dari ruangan kelas dan beralih mengikuti Reyhan yang entah akan membawanya kemana.

"Las." Panggil Reyhan saat mereka berada di koridor sekolah yang cukup sepi dan sulit di kunjungi oleh siswa-siswa lainnya.

"Iya?"

"Luka lebam di pipi kamu itu apa? Kamu di apain? Sama siapa?" Alaska yang mendengar itu terkejut, ketika Reyhan bertanya tentang luka lebam yang berada di pipinya.

"Sama Nata?" Alaska melihat tangan Reyhan yang terkepal kuat.

"Bukan!" Cegah Alaska dengan cepat, ketika Reyhan berjalan dengan rahangnya yang mengeras.

"Jangan lindungin orang yang udah lakuin hal itu ke kamu Alaska." Hati Alaksa mencelos ketika Reyhan berjalan dengan langkah kakinya yang cepat, membuat Alaska panik setengah mati.

Jika Nata kenapa-kenapa? Apa yang harus ia lakukan? Apa yang akan ia terima? Reyhan! Jangan lakukan hal konyol!!!















Aku gamau ngomong-ngomong, takut sksd :(


Bersambung...

[✓] Denata | Jaehyun (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang