Bagian 23

138 12 0
                                    


Denata

Bagian 23

"Jadi, lo udah putus sama Nata?!" Alaska mengangguk sambil melihat beberapa pakaian yang mungkin akan ia beli, atau mungkin nanti.

"Tapi gue denger ya Las, lo mau balikan sama Nata bener?" Tanya Malidya di sela-sela memilih baju tak jauh dari Alaska berdiri.

"Iya." Ucap Alaska kemudian melihat ke arah Adyla yang begitu sendu disana, ditinggal Dave membuatnya ingin mati.

Katanya.

"Tuh anak kasian banget sih, ditinggal Dave udah kayak apa tau." Ucap Alaska sambil melirik Malidya dan Putri cekikikan disana.

"Sedang galau jangan di ganggu." Ucap Putri berlagak seperti robot pemberi informasi.

"Justru kalo ada temen yang galau, kita hibur gimana sih." Ucap Malidya sambil berjalan ke arah Adyla dan membujuk gadis itu untuk tidak menangisi kepergian Dave, yang mendadak itu.

"Lagian Dave ngikut sama Nata ngapain sih?" Tanya Putri, bertanya pada Alaska.

"Nggak tau, palingan ngikut doang. Tapi ya bukannya ortu Dave orang Paris?" Putri mengangguk sambil berjalan menghampiri Alaska, setelah dirinya puas dengan baju yang ia lihat.

"Iya emang orang Paris." Alaska mengangguk kecil, kemudian melihat Putri dari atas sampai bawah.

"Nggak jadi beli?" Tanya Alaska.

"Nggak, lo?" Alaska menggeleng.

"Nggak ada promo, mending ntar aja xixi." Putri dan Alaska cekikikan kemudian mengajak Malidya dan Adyla keluar dari tempat ini.

"Kok nggak jadi beli! Lumayan kan tas H&M nya bisa di pamerin." Ucap Adyla setelah dirinya bungkam begitu lama.

"Lo aja yang beli." Ucap Putri.

"Tau! Galauin Dave mulu sih." Tambah Malidya, sementara Alaska gadis itu diam saja sambil melihat layar ponselnya yang menampilkan foto laki-laki itu di bandara kemarin sore.

Kemarin

"Berapa lama kamu disana?" Tanya Alaska sambil menggenggam tangan Nata sampai-sampai kedua tangan mereka basah, karena terlalu lama menggenggam satu sama lain.

"Seminggu." Alaska mengangguk kecil, sambil melihat koper Nata yang tak terlalu besar, juga tak terlalu kecil.

"Baju yang kamu bawa cukup?" Tanya Alaska lagi.

"Cukup."

"Bilangin Mama kalau udah sampai sana, aku kangen." Nata mengangguk sambil mencium rambut Alaska sekilas.

Nata mengangguk lagi, kemudian melihat ke arah pintu masuk yang menampilkan Dave dan juga Adyla disana.

"Sorry ni anak ribet." Gerutu Dave sambil menjitak kepala Adyla dengan lembut.

"Ya, berangkat aja langsung." Ucap Nata sambil menarik tangan Alaska. Alaska menggeleng, dia melepaskan genggaman tangannya dan duduk disana dengan menundukkan kepala.

"Aku nggak lama Las." Ucap Nata sambil mengangkat wajah gadis itu, berlutut sambil tersenyum hingga kedua dimple pria itu muncul.

"Seminggu lama Nat." Nata menggeleng.

"Video call, telfon, apapun. Kamu butuh aku, aku bakalan ada." Alaska mengangguk dengan menitihkan air matanya kemudian memeluk leher Nata sambil berbisik pelan di telinga pria itu.

"Je t'aime, Denata." (Aku mencintaimu, Denata) Nata terhenyak, kemudian mengacak-acak rambut Alaska dengan gemas, lalu tatapan dinginnya beralih pada Dave yang tengah menenangkan Adyla disana.

"Pacar lo gue jaga Dil, kalo dia gatel sama cewe lain selow gue gantung nanti di menara Eiffel." Alaska mendengar itu cekikikan di belakang sana. Kemudian mencubit pipi Nata dengan gemas.

"Udah pinter jokes." Nata terkekeh kemudian menarik kopernya dan menghadap ke arah Alaska untuk sekali lagi.

"last hug?" Tanya Nata membuat Alaska menganggukkan kepalanya hebat. Nata melebarkan tangannya, kemudian membiarkan Alaska masuk ke dalam dekapannya yang hangat dan langka itu, yang Alaska jarang sekali dapatkan.

"Don't tell me this is Nat's last hug, I don't like it." Nata terkekeh.

"Terus apa?"

"just a hug, no words goodbye."

"Oke-oke."

"Hati-hati di jalan Nat." Nata mengangguk lagi, kemudian mencium rambut Alaska, lama... lama sekali.





















Bersambung...

[✓] Denata | Jaehyun (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang