DenataBagian 17
Alaska meletakkan tas biolanya di atas pasir pantai sore itu, sepulang dari latihannya gadis itu pergi kesini tempat yang Reyhan kunjungi ketika dirinya sedang mengalami suasana hati yang tak bagus, sama seperti apa yang ia rasakan saat ini.
Berjuta-juta kali Alaska menerima panggilan yang di telfon lewat ponsel Reyhan, dan berjuta-juta kali Alaska menerima permintaan maaf pria itu tapi, Alaska masih tak bisa menerimanya begitu saja... jika Reyhan tak melakukan hal gegabah itu pasti hubungan Alaska dan Nata baik-baik saja.
Tapi, inilah yang Alaska inginkan putus dengan Nata, dan berharap bahwa ini adalah solusi yang tepat.
"Alaska... maafin aku." Satu kata itu membuat Alaska buyar seketika, gadis itu bangkit kemudian menampar wajah Reyhan dengan kencang, hingga wajah pria itu tertoleh ke samping sambil memejamkan matanya.
"Aku pantes nerimanya kan?" Ucapnya sambil menatap mata Alaska yang sendu dan juga sembab.
"Las." Panggil Reyhan sambil memegang kedua pundak gadis itu, lalu setetes air mata jatuh membasahi pipinya. Satu tarikan membuat Alaska merasa bersalah pada pria ini, tapi di sisi lain Alaska masih kecewa dengan pria ini yang bertindak gegabah, dan menjadi dalang dari semuanya ini.
"Maaf, seharusnya aku dengerin kamu." Erangan Alaska tak dapat Reyhan pungkiri, gadis itu menangis hebat di pelukannya, membenamkan kepala gadis itu di dadanya dalam-dalam sambil mengusap surai hitam legam milik gadis itu dengan lembut.
"Kamu putus sama Nata? Gara-gara aku? Aku brengsek kan? Aku sama kayak Nata tau nggak sih Las." Alaska menggeleng di sana sambil memeluk tubuh Reyhan dengan erat, Alaska kini butuh sandaran.
"Aku--"
"DIEM DULU!" Bentakkan yang keluar dari bibir Alaska membuat Reyhan bungkam seketika. Diam, sunyi, sepi, hening, hanya ada suara angin dan juga suara burung camar yang menjadi saksi bisu mereka berdua. Melihat dua insan yang sama-sama sakit hati, Alaska karena putus cinta, Reyhan yang bersalah.
Setelah bermenit-menit berlalu, kini mereka berdua duduk di atas pasir sambil memandang langit yang berangsur-angsur gelap. Tatapan mereka berdua sendu dan kosong, hening melanda mereka, tak ada pembicaraan, tak ada pembuka kata setelah mereka berpelukan tadi.
Alaska diam, fokus pada tas biolanya.
Reyhan juga diam, fokus pada kesalahannya.
"Las." Reyhan berani bersuara ketika Alaska menoleh ke arahnya sambil mengusap pipinya dengan lembut, bekas tamparannya tadi. Sakit.
"Iya?"
"Maaf."
"Gapapa."
"Las." Lagi Alaska menoleh dengan matanya yang sembab dan juga kelelahan itu.
"Yang kuat ya." Alaska mengangguk, kemudian gadis itu beranjak dari tempatnya, meninggalkan Reyhan yang terdiam disana.
"Mau kemana?"
Tak ada jawaban.
"Pulang?" Langkah kaki gadis itu terhenti, kemudian Reyhan bangkit berjalan ke arah gadis itu dan memegang bahunya.
"Pulang?" Tanya-nya sekali lagi.
"Iya."
"Aku anterin ya?" Alaska mengangguk pelan sambil berjalan dengan tatapan kosong dan tas biolanya yang ia seret.
Reyhan yang melihat itu langsung mengambil tas biola gadis itu kemudian menggendongnya di belakang punggung, lalu berlari kecil ke arah mobilnya.
"Masuk." Ucap Reyhan, dibalas senyuman kecil Alaska ketika gadis itu sampai di depan pintu mobil Reyhan.
Reyhan mengambil nafas sejenak, kemudian tangannya merogoh ponsel kemudian mengirimkan pesan kepada seseorang bahwa dirinya akan bertemu dengannya nanti.
Setelah Reyhan mengantarkan gadis ini pulang.
Bersambung...
![](https://img.wattpad.com/cover/198775713-288-k400304.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Denata | Jaehyun (SELESAI)
Teen FictionAlaska yang mencoba sabar? Ester yang mencoba menjelaskan? Atau Nata yang tak berperasaan? Semuanya memiliki tanda tanya masing-masing, berjuta-juta kali pria itu meminta maaf tetapi berulang kali dia mengulanginya, hingga sampai dimana Alaska lelah...