DenataBagian 29
Tersulut kebencian, dan juga amarah
Sekedar informasi yang tak terlalu penting ... cerita ini akan segera berakhir :) terima kasih yang sudah membacanya hingga detik ini, waktu ini, dan hari ini, jaga kesehatan ya ;)
Oh iya, karakter baru muncul, tetapi untuk visualisasi nggak aku kasih bcs, aku mau sesuai'in dengan apa yang kalian khayalin aja :)
Spoiler ;
"Lo bangsat Rey!" Ucap Bryan
"Nggak gini cara lo!" Ucapnya lagi.
Reyhan mendengus sambil melipat kedua tangannya di depan dada. "Laki-laki nggak tau diri kayak dia, ngapain lo beri kasihan sih? Mainin hati wanita."
"Ya tapi cara lo nggak begini bajingan! Reyhan sumpah cara lo salah!"
"Gue ga peduli, gue harap dia nggak benar-benar kembali lo liat kan kalau Alaska nangisin cowo brengsek kayak dia?"
"Iya gue tau Rey, tapi cara lo salah!"
"Diem lah bangsat! Nggak usah sok suci!"
...
"Nat!!!"
Nata tersenyum kecil sambil melihat gadisnya berdiri disana di seberang sana, dengan hujan yang mulai membasahi tubuhnya.
Bibir pria itu bergerak dengan perutnya yang naik turun secara berat. Seperti pria itu sulit mengambil nafasnya, hingga satu tangan berhasil menggapainya membuat satu dekapan hangat yang membuat Nata merasa nyaman di dekatnya, sudah lama dirinya tak merasakan tangan ini, sudah lama dirinya tak melihat wajah cantiknya.
Alaska menggapai pipi Nata, di pegangnya pipi itu sampai air mata Alaska jatuh membasahi dahi pria di pangkuannya itu, menoleh ke arah seseorang yang benar-benar ia benci selama ini.
Love me too
back to stroy :)...
Nata menatap kosong ke arah kursi bandara, ketika dirinya sudah sampai di sini dengan studinya yang sudah selesai di sana. Pria itu menunggu apa yang ia cari selama ini, tetapi saat berjalan ke arah ruang tunggu setelah melewati lorong keluar dari pesawat, Nata sama sekali tak bisa mendapati batang hidungnya.
Jelas sekali Nata merindukannya, lantas dengan rasanya yang masih ingin menunggunya disini, Nata lebih memilih untuk duduk dengan kedua earphone yang menempel di telinganya.
Bersenandung kecil sambil menyentakkan sepatu yang ia kenakan ke lantai, sesuai dengan irama yang ia dengar.
Berjam-jam Nata menunggu, sampai dirinya tersenyum kecil kemudian melirik ke arah jam tangannya yang sudah menampilkan jam 20.33 malam. Nata menarik senyumnya, lalu berjalan ke arah luar dengan matanya yang masih mengedar berharap, ada gadis itu yang tengah menunggunya di luar sini.
Hingga, satu sosok membuat eksistensinya menjadi pusat perhatian Nata, masa seolah-olah menjadi lambat hanya ada dua insan yang kini saling tatap dengan setetes air mata yang jatuh membasahi pipi orang yang Nata tatap itu.
Alaska.
Gadis itu berdiri di samping mobil sedan berwarna hitam, sehingga menampilkan sesosok pria yang dulunya sangat mencintai gadis yang ia sukai juga.
"Aku kan udah bilang datang sendiri." Ucap Nata sambil mengusap air mata dari pipi Alaska, kemudian tangannya di tepis oleh pria di sampingnya itu.
"Ngapain lo balik." Tanya Reyhan sambil menghalangi tubuh Nata, agar tak bisa mendekat ke arah Alaska.
"Memperbaiki." Reyhan tertawa remeh.
"Alaska pacaran sama gue." Ucapnya, membuat bibir Nata kelu, tubuhnya lemas seketika. Hingga rahangnya tiba-tiba mengeras dan sebisa mungkin Nata kembali mengekspresikan wajahnya menjadi biasa-biasa saja.
"Las itu bohong kan?" Tanya Nata sambil melihat ke arah gadis di belakang tubuh Reyhan itu.
Dan Alaska hanya diam saja di belakang sana.
"Bangsat lo Rey."
"Hah? Yang bangsat kan lo, udah gue bilang sekali lagi lo sakitin hati Alaska gue bertindak, gue udah coba sabar bro, tapi untuk ini gue nggak bisa lagi. Sorry." Ucap Reyhan sambil mengusap dada bidang Nata dengan wajah tampannya yang menjengkelkan di mata Nata.
"Udah Rey!" Nata menoleh ke arah pria yang kini ikut muncul dari dalam mobil sedan hitam, membuat Nata bingung setengah mati.
"Bawa Alaska bro, take ur time." Ucap pria itu sambil membawa Alaska ke dekapan Nata dan berharap bahwa pria itu, kembali menjaga Alaska.
"Bryan! Kok lo--" Bryan membawa masuk tubuh Reyhan, membiarkan Alaska bersama dengan Nata. Kemudian mobil itu melaju dan menghilang dari hadapan Nata.
"Mereka siapa?" Tanya Nata.
"Temen Reyhan." Ucap Alaska sambil menjaga jarak dari Nata, ya sederhana Alaska masih marah.
"Masih marah sama aku?"
"Udah tau ngapain nanya."
Nata terkekeh sehingga membuat gadis di sebelahnya itu menoleh dengan wajah kesalnya.
"Lucu ya? Hhh!" Nata menarik senyum, kemudian melirik ke arah Alaska ketika mata Nata terfokus pada layar ponselnya.
"Sebentar lagi Mama lahiran."
"Udah tau!" Jawab Alaska jutek.
Nata kembali terkekeh.
"Ayo pulang, setelah itu kita bicarakan masalah ini dengan baik-baik, kita buat matcha, dan cokelat panas sebagai penambah bumbu bicara."
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Denata | Jaehyun (SELESAI)
Roman pour AdolescentsAlaska yang mencoba sabar? Ester yang mencoba menjelaskan? Atau Nata yang tak berperasaan? Semuanya memiliki tanda tanya masing-masing, berjuta-juta kali pria itu meminta maaf tetapi berulang kali dia mengulanginya, hingga sampai dimana Alaska lelah...