PROLOG

3.8K 178 5
                                    

"Mencintai adalah hal yang mudah, tapi menuju jalan setelahnya itu yang sulit."

Zora Syafira Latisha, gadis berkacamata yang kini berjalan cepat menuju lantai 3. Bukan tanpa alasan, dirinya sudah terlambat menuju lab kimia sejak beberapa menit lalu. Semua temannya telah sampai di sana, begitupun sahabatnya Aresha Ravan Arabella atau Zora sering memanggilnya Ara, si selebgram sekolah.

Kini Zora semakin terburu buru, dengan buku paket tebal dan kacamata yang selalu berpindah dari tempatnya. Gadis itu tampak sangat kerepotan.

Dia terus melangkah hingga tak sadar menabrak sesuatu hingga tersungkur membuat buku serta kacamatanya terjatuh entah kemana.

"Ups, sorry gue sengaja." Ucap sang pelaku penabrakan dengan angkuh, Trisha Ariela Gradiana.
Orang yang takkan pernah bosan untuk membuat Zora kesusahan.

Setelah puas melihat Zora dalam keadaan mengenaskan, gadis itu pun berlalu diikuti teman-temanya yang tadi menertawakan Zora.

Bahkan tanpa kacamata Zora dapat mengetahui siapa gadis yang telah menertawakannya. Bisa dibilang Zora sudah sangat terbiasa dengan mereka.

Melupakan sejenak rasa sakitnya, Zora berusaha menemukan buku dan kacamatanya. Zora meraba-raba lantai, dia berhasil menemukan bukunya, tapi tidak dengan kacamatanya.

"Kemana sih jatuhnya," gerutu Zora.

Zora hampir saja ingin menyerah dan menelepon Ara untuk membantunya, tapi sebelum gadis itu mengambil handphone yang dia simpan dalam saku rok, kacamata gadis itu tiba-tiba ada di hadapannya.

Dia tertegun sejenak sebelum berusaha untuk melihat siapa yang mengambilkan kacamata itu, namun hasilnya buram.

"Terima kasih," ucap zora dengan penuh kebahagiaan, seraya meraih kacamata bergagang abu-abu miliknya.

Zora segera memakai kacamatanya untuk bisa melihat orang baik yang membantunya barusan. Dan untuk yang kedua kalinya dia tertegun setelah berhasil melihat wajah orang itu.

"Kak Alta?" Gumam Zora tidak yakin.

Namun, sayang pertanyaannya tak digubris oleh pemilik mata yang sekarang menatapnya tajam. Jujur, Zora sedikit merinding merasakan aura dingin Alta.

Gadis itu memilih bungkam dan berfikir, dalam hati dirinya bertanya-tanya, benarkah yang menolongnya adalah Alta Gibran Mahendra? Si ketua basket sekaligus Bad Boy SMA Tunas Bakti.

"Kacamata lo jatuh, lain kali hati hati." Ucap Alta kemudian pergi begitu saja.


A L T A Z O R A



-To Be Continue-

A Story By Team : Sirius Loeve
Our Member :

callmeRIES
arichan08_
incess_alay
lenifitrianii
putriaisyah028
_syaaa6
izzah_ath

©SiriusLoeveClub

Terimakasih
Vote, comment, and share guyss
See you in next chapter

ALTAZORA (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang