Budayakan komen setelah baca
Dan vote sebelum baca 😊SELAMAT MEMBACA
"Kenapa kau berubah saat aku sudah jatuh terlalu dalam kepadamu."
Alta melangkahkan kakinya ke dalam rumahnya. Sekarang jam sudah menunjukan pukul satu malam. Pantas saja lampu-lampu sudah di matikan semua, hanya beberapa lampu saja yang di nyalakan. Alta melewati ruang keluarga untuk menuju dapur. Dia kaget saat ada yang menyalakan lampu dapur.
"Dari mana saja kamu? Pulang jam segini. Mau jadi anak berandalan Huh?" cerca Hardi menatap nyalang ke Alta.
Alta hanya menatap datar ke ayahnya.
"Kamu nggak punya mulut? Orang tua nanya itu di jawab! mau jadi anak durhaka kamu Alta?" Hardi terus saja mencerca Alta. Dia sangat kesal kepada anaknya.
"Hmm," Alta hanya bergumam.
Hardi menatap Alta dengan sorot kata tajamnya, "Ingat perjanjian kita Alta! Jangan coba-coba melanggar perjanjian itu! Kamu tahu kan akibatnya kalau perjanjian itu kamu langgar?" ujarnya.
Setelah Hardi mengatakan itu, dia berlalu meninggalkan Alta dengan kebisuannya.
Alta mengpalkan tangannya. Giginya bergemeletuk. Saat ini dia menahan amarahnya karena perkataan Hardi. Kalo saja perjanjian itu tidak ada, pasti dia dan Zora akan baik-baik saja. Tapi nasi sudah menjadi bubur, Alta sudah menyetujui perjanjian itu. Dia mengacak rambutnya. Masalah datang silih berganti.
Alta melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Dia menghempaskan tubuh di kasurnya, sembari menatap langit-langit kamar, dia memejamkan matanya. Dia mengingat semua kenangan yang dia buat bersama Zora. Senyum manis Zora selalu ada di pikirannya. Dia sudah menyakiti Zora, tapi apa boleh buat memang harus begini.
"Zo, maafin gue," lirih Alta.
•••
Sekarang jam sudah menunjukan pukul tujuh kurang sepuluh menit. Zora masih betah bergelung dengan selimutnya. Di luar kamar Zora, Sam mengetuk pintu adiknya dengan keras.
Tok Tok Tok Tok
"ZORA BANGUN! UDAH MAU JAM 7. LO NGGAK SEKOLAH?" Sam berteriak di luar kamar Zora.
Zora yang terganggu dengan suara teriakan Abangnya pun terbangun. Dia mengerjapkan matanya guna menyesuaikan cahaya. Seketika melihat jam dinding, dia langsung terlonjak.
"ABANG, ZORA TELAT!" Zora menghempaskan selimutnya lalu berjalan terburu-buru menuju kamar mandi.
Sam yang mendengar teriakan Zora hanya bisa menggelengkan kepalanya. Adiknya ini sudah besar masih saja suka teriak. Sam pergi meninggalkan kamar Zora untuk menuju ruang makan. Menyiapkan bekal untuk adiknya.
Zora turun melewati tangga dengan langkah terburu-buru. Gara-gara menonton drama korea sampai larut malam dia jadi telat.
"BANG ANTERIN GUE CEPET!" teriak Zora.
Sam berjalan menuju Zora yang sedang memakai sepatunya di ruang keluarga dengan terburu-buru.
"Iya. Nih bekal lo! Jangan lupa istirahat makan ini dulu," ujar Sam
Zora mengambil bekalnya dari tangan Sam. Mereka berjalan menuju garasi.
Sam mengeluarkan motornya. Zora langsung menaiki motor Sam. Di perjalanan mereka tidak ada percakapan. Suasana kota Jakarta jam segini sangat padat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAZORA (Complete)
Novela JuvenilDari balik kacamata berbingkai abu-abu itu Zora selalu memperhatikan Alta dalam diam. Sang Badboy dingin yang memiliki sejuta pesona. Tak hanya berbekal wajah tampan, Alta juga memiliki otak yang cerdas, sehingga membuatnya tak hanya dikagumi remaja...