PART 40 - Hadiah Perpisahan

729 45 0
                                    

Budayakan komen sesudah baca
Dan vote sebelum baca 😊


SELAMAT MEMBACA


"Kamu semudah itu berubah dan aku sesulit ini untuk menerima perubahan."

Zora sudah merasakan pusing di kepalanya. Ia tak tau lagi apa yang terjadi. Sampai-sampai Ara datang ke sana dan menghampiri Zora pun, gadis itu tak sadar.

"Zora lo abis minum?" tanya Ara khawatir. Kondisi Zora saat ini sudah kacau.

Tiba-tiba Zora terisak, "Gue sayang sama dia, kenapa dia tinggalin gue," ucap Zora lirih.

"Zo--," ucapan Ara terpotong.

"GUE NGGAK MAU DIA PERGI, ALTA JAHAT SAMA GUE, DIA EGOIS, DIA NGGAK PERNAH MIKIRIN PERASAAN GUE!!" Zora berteriak membuat Ara tersentak.

"Yang Alta pikirin cuma lo Aresha Ravan Arabella, sahabat terbaik gue. Gue udah percaya sama dia kenapa dia khianatin gue," lanjut Zora.

Kalian ingat kan, omongan orang mabuk itu jujur. Mereka akan menumpahkan semua keluh kesahnya.

Ara menatap Zora dengan mata berkaca-kaca. Ia tak menyangka kejadiannya akan seperti ini. Ara berusaha mengguncangkan bahu Zora agar gadis itu sadar. Kini Ara ikut terisak melihat keadaan sahabatnya tersebut. Ia berjanji akan mengembalikan keadaan seperti semula. Ia akan berusaha membuat Alta kembali.

"Gue janji Zo."

Tiba-tiba Zora menepuk bahu Ara. Mata gadis itu semakin memerah, mungkin efek menangis dan efek alkohol yang dia minum. Zora menatap Ara dengan tatapan menyedihkan. Sorot matanya terlihat sendu. Gadis itu menyesali perbuatannya.

"Gue minta maaf, gue sebenernya nggak mau ngelakuin itu ke lo. Tapi, naluri gue kalah sama ego. Gue tau gue jahat. Lo mau maafin gue?" Zora sangat menyesali perbuatannya.

Sekilas adegan bully yang dilakukan Zora kepada Ara terputar bagai kaset rusak. Ara menundukkan kepalanya dalam-dalam, tak kuat mengingat hal itu. Jujur gadis itu trauma semenjak kejadian bullying. Tapi, Ara tau dia yang salah. Ara tak sekali pun menyangka bahwa Zora akan berbuat seperti itu.

"Gue juga minta maaf Zo, seharusnya gue nggak nerima perjodohan itu. Gue yang salah, gue ngerti perasaan lo." Ara menggenggam tangan Zora dan meletakkannya di dadanya. "Di sini masih ada Arza, Zo."

Brukk

Tiba-tiba Zora terjatuh dari kursi yang tadi dia duduki. Sontak Ara berusaha menahan badan Zora. Ternyata Zora sudah tak sadarkan diri akibat pengaruh alkohol. Ara berniat untuk mengantarkan Zora pulang.

"Gak mungkin kalo gue anterin ke rumahnya apalagi gue bawa ke rumah gue dengan keadaan Zora yang kayak sekarang." Ara berusaha mengangkat Zora untuk naik lagi ke kursi. Gadis itu menatap penampilan Zora malam ini. Sungguh bukan gaya Zora yang sering dia lihat.

"Gue nggak nyangka lo sembunyiin semuanya," Lirih Ara. "Apa gue bawa ke apartemen aja ya? Ya udah bawa ke apartemen gue aja," gumam Ara.

Jangan tanyakan dimana Trisha dan para dayangnya. Mereka sedang menari di atas dance floor. Keadaan mereka sudah kacau.

Mereka sudah sampai di parkiran. Mobil Ara posisinya tak jauh dari mobil Zora. Ara sedang berpikir dengan baik.

"Pake mobil gue aja, mobil Zora simpen di sini. Nanti aja lah," gumam Ara tampak kesusahan karena membopong tubuh Zora yang sedang pingsan.

Ara mendudukkan Zora di bangku samping kemudi. Lalu Ara masuk ke mobil dan langsung menjalankan mobil.

Setelah 20 menit akhirnya mereka sampai di apartemen Ara. Gadis itu kembali membopong tubuh Zora ke dalam apartemen. Saat sudah sampai di depan apartemen Ara, gadis itu membuka password dan langsung masuk. Lalu mendudukkan Zora di sofa.

ALTAZORA (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang