Jangan lupa baca sebelum komen
Dan vote setelah baca🙂SELAMAT MEMBACA
"Dulu aku berjalan tak tentu arah hingga kau datang dan menjadi poros duniaku"
Dalam hitungan
"1"
"2"
"3"
"4"
"5"
"Berpencar!" seru Arza.
Sontak saja Zora langsung berjalan cepat ke arah sudut lapangan. Gadis itu tidak suka keramaian, tentu saja sudut lapangan menjadi pilihan utamanya saat ini.
Zora sudah berada di sudut lapangan tapi dia tak sendiri, ada seorang pria dengan topeng full face yang sudah terlebih dahulu tiba sebelum dia.
"Ehem, hai!" sapa Zora mencoba untuk memulai pembicaraan.
"Mau menari nggak, Zo?" tanya pria itu.
Zora yang terkejut langsung saja mundur selangkah, siapa pria ini? Batinnya.
"Ka... kamu siapa?" tanya Zora.
"Jangan kaget gitu dong, kita kenal kok. Coba tebak!" Tantang pria itu.
Zora sudah dibuat pusing bukan main oleh pria itu, sebenarnya dia siapa? Tanyanya lagi membatin.
Mau tidak mau Zora menebaknya dengan hati - hati, "Hm... Satya? Arsen? Raka? Bima? Bayu? Randy? Siapa lagi ya, hmm Arya?" tanya Zora tidak yakin.
"Alta! Gila cewek lo punya banyak kenalan cowok tuh." balas pria itu seolah-olah berbicara pada seseorang yang ada dibelakang Zora.
"Hah, Alta?" tanya Zora, sontak saja gadis itu berbalik dan menemukan Alta di sana dengan posisi bersedekap.
Zora berbalik ke arah pria itu, "Kak Farzan?" tebaknya.
"Yup, betul sekali." jawab Farzan dengan cengiran khasnya lalu membuka topengnya.
"Btw, pacar lo cantik, Ta." katanya lagi berujar pada Alta.
"Lo jangan macam-macam sama gue, Farzan!" desis Alta.
Farzan terkekeh, "Sans Alta, kayak siapa aja." balasnya.
"Lo itu buaya kalo lo perlu tau." sinis Alta.
Zora yang melihat pertikaian mereka hanya bisa menahan tawanya, padahal dialah penyebab pertikaian tersebut.
"Jahat lo, Ta. Gue ngambek nih. Nanti nggak ada lagi yang dengerin curhat lo tentang tuh cewek." kata Farzan lalu menunjuk Zora dengan dagu.
Zora yang mendengar hal itu menjadi kepo, "Curhat soal apa kak?" tanyanya.
"Soal banyak hal, gue bilang nggak nih?" Farzan bertanya jahil pada Alta.
"Lo gue traktir seminggu kalo lo nggak bilang." tawar Alta.
"Ok boss, gue nggak jadi bilang." balas Farzan sambil mengedipkan mata ke arah Zora.
Zora yang melihat itu hanya bisa menahan kekesalannya pada dua orang di depannya itu. Dia pun memilih diam.
"Lo pergi sana, jangan ganggu!" usir Alta lalu menyerahkan uang berwarna biru ke Farzan.
Farzan dengan senang hati menerimanya, yang penting perut kenyang.
Sesuai motto hidupnya, makan adalah penyelesaian dari semua masalah hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAZORA (Complete)
Teen FictionDari balik kacamata berbingkai abu-abu itu Zora selalu memperhatikan Alta dalam diam. Sang Badboy dingin yang memiliki sejuta pesona. Tak hanya berbekal wajah tampan, Alta juga memiliki otak yang cerdas, sehingga membuatnya tak hanya dikagumi remaja...