"Dulu biasa saja, tapi sekarang gugup. Adakah yang bisa menjelaskannya?"
"Kacamata lo jatuh lain kali hati-hati," ucap Alta kemudian pergi begitu saja.
Sedangkan Zora masih terdiam ditempat. Dia berfikir, benarkah orang yang tadi menolongnya adalah Alta? Hingga ada yang menyenggol bahunya membuat Zora tersadar bahwa dirinya telah telat ke Lab.Kimia.
Segera dia melanjutkan aktivitas larinya yang tadi tertunda.
"Ah, sial udah telat banget ini." Gumamnya sambil terus melangkah.
Saat tiba di lab benar saja Zora terlambat. Karena di dalam sudah ada guru. Kejadian-kejadian pagi ini membuat Zora menyadari satu hal, sepertinya hari ini adalah hari tersial bagi seorang Zora.
Dia terlambat karna jas lab nya tertinggal di rumah, sehingga membuat Zora harus meminjam kepada kelas lain yang juga ada jadwal kimia, lalu di perjalanan tadi dia sempat diganggu dulu oleh Trisha dkk, yang membuat kacamatanya jatuh, alhasil dia harus mencarinya terlebih dahulu.
Oh, mungkin ada satu kejadian yang tidak termasuk kategori sial bagi Zora yaitu ketika dirinya ditolong oleh Altair Gibran Mahendra.
"Zora kenapa kamu terlambat?" Tanya Pak Ari saat Zora menampakkan wujudnya di depan pintu.
"Eh, i-itu Pak s-saya..." Zora bingung harus menjelaskan apa, karena nyatanya dia memang bersalah.
"Kenapa Zora?" Tanya Pak Ari lagi.
Gadis itu menghela nafas pelan, "Jas lab saya ketinggalan, Pak," jelas Zora dengan suara kecil.
"Lalu itu kamu pakai jas siapa?" Heran Pak Ari kepada Zora karena semua orang bisa melihat jika gadis berkacamata yang sedang menunduk itu jelas-jelas memakai jas.
Zora semakin menundukkan kepala, "Saya pinjam kelas lain."
Pak Ari menggelengkan kepala, kemudian berbalik masuk, seraya mengizinkan Zora mengikuti kelasnya yang tertunda sepuluh menit.
Jika kalian pikir Pak Ari seorang guru killer, kalian salah besar. Justru Pak Ari adalah guru paket komplit, selain jenius dalam bidang Kimia, beliau juga tampan, berwibawa, sopan, dan suka menghargai. Dia mengizinkan Zora masuk pun bukan tanpa alasan, mengingat Zora merupakan salah satu dari murid pintar SMA Tunas Bakti dan tidak pernah mengecewakan para guru. Maka Pak Ari mengizinkan Zora masuk.
"Sorry, Zo tadi gue duluan." Sesal Ara setelah Zora sampai di sebelahnya.
"Nggak apa-apa, Ra kan sekarang gue udah disini, tenang." Zora tersenyum meyakinkan bahwa dirinya tidak marah kepada sahabatnya itu.
"Lah, Pak kok Zora telat dibolehin masuk, sedangkan kalau saya telat malah di jewer telinga saya." Celetuk salah seorang murid yang diketahui bernama Andrean.
"Ya jelaslah di jewer kan secara lo pemalas, Bambang. Beda sama Zora dia kan murid unggulan." Bela salah satu teman Andrean.
"Yah curang dong," sahut lagi murid lain.
"Sudah-sudah jangan berteman!" Celetuk murid lainnya.
"Yeeee!!" Serbu semua murid.
"Sudah kita akhiri perdebatan ini, jam pelajaran saya bisa habis kalau kalian ngobrol terus. Zora tanyakan pada temanmu apa yang tadi saya minta." Lerai Pak Ari.
Zora menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Dia pun langsung bertanya kepada Ara.
Kringgg...
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAZORA (Complete)
Teen FictionDari balik kacamata berbingkai abu-abu itu Zora selalu memperhatikan Alta dalam diam. Sang Badboy dingin yang memiliki sejuta pesona. Tak hanya berbekal wajah tampan, Alta juga memiliki otak yang cerdas, sehingga membuatnya tak hanya dikagumi remaja...