"Andai kamu air hujan, aku rela menjadi bumi yang akan menerimamu setelah di buang oleh langit."
Setelah berhari-hari Zora, Arza, dan anggota AKASO lainnya berunding tentang perayaan HUT SMA TUNAS BAKTI. Akhirnya perundingan mereka membuahkan hasil, acara itu akan dilaksanakan besok lusa tepatnya di hari jumat.
Mereka akan menginap di sekolah selama 3 hari lamanya, namun siswa kelas X di putuskan untuk tidak mengikuti acara tersebut karena banyaknya orang tua murid yang takut anaknya kenapa-napa, lebay memang.
"Selamat sore teman-teman sekalian!" Suara arza terdengar lantang di tengah lapangan, setelah jam sekolah selesai siswa siswi SMA Tunas Bakti dikumpulkan di tengah lapangan untuk mengikuti apel pulang dalam rangka merayakan HUT sekolah mereka.
"Saya selaku Ketua OSIS SMA TUNAS BAKTI ingin menyampaikan bahwa acara HUT akan dirayakan besok lusa dan akan berlangsung 3 hari 3 malam dan untuk persiapan dan kegiatan yang akan di lakukan besok lusa, wakil saya yang akan menjelaskannya."
Setelah Arza mengatakan beberapa kalimat, dia menyerahkan mic itu kepada Zora yang sudah lengkap dengat atribut osis di sampingnya.
"Ekhem!" Zora berdehem untuk meredakan rasa canggungnya.
"Terima kasih sebelumnya, untuk mengikuti HUT SMA Tunas Bakti hal-hal yang harus kita persiapkan adalah yang pertama tentu saja pakaian kalian selama 3 hari, karena gerbang sekolah akan ditutup rapat selama tiga hari dan untuk mandi kalian bisa memanfaatkan toilet sekolah yang memadai. Kalian hanya perlu membawa alat mandi, alat makan, dan perlengkapan tidur." Kata zora dengan nada tegas tatapannya menyiratkan bahwa tak ada yang bisa mengganggu hasil rapat mereka.
"Selanjutnya untuk lomba-lomba yang akan diikutsertakan adalah lomba basket, lari berpasangan, menyanyi solo/grup, lari estafet, dan masih banyak lainnya. Untuk info mengenai jadwal perlombaan bisa kalian lihat besok di mading sekolah."
"Selanjutnya setiap siswa diwajibkan untuk membawa topeng dan menggunakannnya di hari terakhir karena malam ketiga akan dilaksanakan 'makrab'. Mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan, untuk info lebih lengkapnya kalian bisa menghubungi AKASO di ruangannya atau melalui nomor telpon osis terima kasih." Zora mengakhiri ucapannya dengan menunduk kemudian kembali ketempatnya.
•••
Di sisi lain lapangan, tepatnya di barisan kelas XII terlihat Alta yang nampak terkesima dengan tindakan Zora sekarang. Alta tak percaya gadis berkacamata yang dia yakini selalu duduk di pojok perpustakaan itu akan tampil di depan umum dengan penuh wibawa seperti yang dia lihat sekarang.
Kemana zora yang selalu menunduk canggung saat bersamanya? Kemana Zora yang yang selalu mendekam di perpustakaan? Alta masih bingung, benarkah yang dia lihat di podium adalah Zora?
"Woii! Ngapain lo bengong?" teriak Farzan membuyarkan lamunan Alta.
"Ha?" Alta bertanya sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Ngapain lo bengong? Apel pulang dah selesai. Masih mau tinggal? Tapi bentar deh, tumben lo ngikut apel pulang, biasanya lo langsung pulang gitu aja dan pas guru tanya lo selalu bilang....."
"BODO AMAT!" Alta menghentikan ucapan Farzan, kemudian pergi ke parkiran sekolah.
"Bangsat lo!" Farzan mengumpat, tapi tidak lama dia juga menyusul Alta di parkiran. Sahabat memang takkan terpisahkan
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAZORA (Complete)
Teen FictionDari balik kacamata berbingkai abu-abu itu Zora selalu memperhatikan Alta dalam diam. Sang Badboy dingin yang memiliki sejuta pesona. Tak hanya berbekal wajah tampan, Alta juga memiliki otak yang cerdas, sehingga membuatnya tak hanya dikagumi remaja...