"Disaat aku pergi, akankah kamu merasa kehilangan?"
Brukkk!
Zora terjatuh dari tempat tidurnya. Sial yang tadi hanya mimpi, dia melihat jam di atas narkas yang ada di samping tempat tidurnya. Baru jam 22.30 rupanya Zora ketiduran tadi. Bukunya saja masih tergeletak di samping lengannya.
"Ahh! Kenapa gue jadi mimpiin Alta sih." Gumam Zora
Zora melanjutkan tidurnya, matanya sudah tidak bisa terbuka. Tanpa lama-lama lagi Zora pun akhirnya tiba di alam mimpinya.
•••
Kriiinngg
"Aaaaaaaaaaa!" Zora berteriak membuat Bang Sam menghampiri kamar adiknya tersebut.
Saat Sam sudah sampai di kamar Zora, dia melihat jam weker yang ada di nakas berdering. Namun sang empunya masih tertidur pulas.
"Woyyy dek bangun!" Sam menggoyangkan tubuh Zora.
"Woyy bangun!"
"Kebo banget sih lo dek."
"Woy ada Alta dibawah! "
Tiba-tiba Zora bangun dan langsung menyibak selimutnya membuat Sam menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku adik perempuannya itu. Zora langsung lari ke kamar mandi tanpa melihat bahwa ada abangnya disana.
Zora keluar dari kamar mandi setelah menyelesaikan ritual mandinya. Dia bergegas turun ke bawah untuk melihat apakah benar ada Alta di bawah. Saat Zora melewati ruang makan dengan cepat, Sam tertawa keras melihat adiknya itu. Tak lama dari itu Zora kembali ke ruang makan dengan bibir di majukan.
Zora menatap Sam garang. Ingin rasanya Zora mencabik-cabik muka ganteng Abangnya itu.
"Biasa aja kali dek bibirnya udah kayak bebek." ujar Sam tak berhenti tertawa.
Zora menghampiri abangnya dan langsung memukuli lengan abangnya tersebut. "Aaa bang Sam jahatt huaaaa!"
"Aw..aw.. sakit dek udah'udah masyaallah."
"Aaa bang Sam bohonggg."
"Udah dek sarapan dulu ya ampun."
Akhirnya Zora berhenti dan langsung duduk di kursi meja makan lalu mengambil roti dan mengoleskan selai strawberry kesukaannya. Tetap dengan wajah masamnya karna merasa dibohongi oleh sang kakak, Zora cepat cepat memakan rotinya dan langsung meminum susu kepunyaan abangnya itu.
"Dek itu susu abang, ambil sendiri." protes Sam.
"Brisik."
"Sabar-sabar punya ade gini amat."
"Bang anterin Ra kesekolah," Zora pergi dari ruang makan dan langsung keluar.
•••
Saat Zora turun dari motor Sam dan melepas helm banyak pasang mata yang memerhatikan mereka. Ada sepasang mata beriris coklat ikut memperhatikan kejadian tersebut dengan perasaan yang tak bisa dijelaskan.
Zora selesai membereskan rambutnya, dia berlalu meninggalkan abangnya tanpa sepatah katapun. Jujur, Zora masih kesal kepadanya abangnya karena membohonginya bahwa tadi ada Alta datang kerumahnya.
"Zoraaaaaaaaaa!" teriak Ara dengan suara cemprengnya.
"Brisik, Ra."
"Elah..muka lo dah ditekuk gitu pagi-pagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAZORA (Complete)
Ficção AdolescenteDari balik kacamata berbingkai abu-abu itu Zora selalu memperhatikan Alta dalam diam. Sang Badboy dingin yang memiliki sejuta pesona. Tak hanya berbekal wajah tampan, Alta juga memiliki otak yang cerdas, sehingga membuatnya tak hanya dikagumi remaja...