Jangan lupa baca sebelum komen
Dan vote setelah baca🙂
SELAMAT MEMBACA
"Memangnya kalau mereka sudah putus, dia resmi jadi milik lo gitu?"
Jadi gue harus jalan kaki? tanya Zora membatin.
Mau tak mau Zora melangkahkan kakinya menyusuri trotoar yang sangat panjang di depannya. Kakinya melangkah dan terus melangkah hingga dia merasa lelah.
Zora mendudukkan tubuhnya di trotoar jalan, "Hufft... setengah jalan aja belum, kapan sampainya?" keluh Zora.
"Nggak jauh di depan ada halte bus kalau nggak salah." Zora bangkit dari duduknya untuk kembali berjalan mengingat bahwa ada sedikit harapan baginya untuk pulang dengan aman menggunakan bus.
Zora berjalan dan terus berjalan, dia mengenyahkan perasaan lelah di kakinya. Dia harus pulang sebelum hari semakin malam, dia takut orang tuanya akan khawatir.
Zora berjalan sambil sesekali mengecek jam tangannya, dia takut ketinggalan bus malam dan berakhir berjalan kaki lagi.
Lagi lagi zora mengecek jam yang ada di pergelangan tangannya, namun...
Brukk, Zora terjatuh.
Zora terlalu fokus pada jamnya hingga gadis itu lupa bahwa kakinya juga sedari tadi tidak berhenti melangkah, hingga gadis itu terjatuh di trotoar.
"Aw sakit." rintihnya.
Kacamata zora terjatuh dan kakinya tergelincir. Zora sudah tidak peduli lagi dengan kacamatanya, toh itu cuma formalitas saja, yang terpenting sekarang dia harus melanjutkan jalannya.
Zora mencoba bangkit tapi sulit, karena keadaan trotoar yang kosong. Zora tidak bisa menopang tubuhnya pada apapun, hingga sebuah motor menghampirinya.
Dia siapa? Jangan jangan penculik, batin Zora
Zora tahu bahwa sosok di depannya sekarang adalah laki-laki dari postur tubuhnya, tapi Zora tidak dapat melihat wajahnya karena laki-laki itu menggunakan helm full face.
Laki-laki itu mengulurkan tangannya untuk membantu Zora berdiri, lalu diterima ragu ragu oleh Zora.
Laki-laki di depan Zora perlahan membuka helmnya, Zora semakin gugup karena tidak mengenal siapa penolongnya.
"Oh, Arza." Zora mendesah kecewa.
"Kenapa? Nggak suka? Berharap yang datang itu pacar lo?" tanya arza dengan tajam.
"Bu..bukan gitu," cicit Zora.
"Bisa gak sekali aja lo melihat ke arah gue, gue rela lakuin apa pun demi lo, Ra." pinta Arza.
"Gue bakal nunggu lo putus dari Alta, gue nggak bakal nyerah, Ra." katanya lagi.
"Meskipun gue putus sama Alta, bukan berarti gue bakal jadi milik lo, Za. Lo harusnya sadar itu, ada orang yang suka sama lo." Zora berkata dengan pelan, dia harap Arza akan mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAZORA (Complete)
Teen FictionDari balik kacamata berbingkai abu-abu itu Zora selalu memperhatikan Alta dalam diam. Sang Badboy dingin yang memiliki sejuta pesona. Tak hanya berbekal wajah tampan, Alta juga memiliki otak yang cerdas, sehingga membuatnya tak hanya dikagumi remaja...