Budayakan komen sesudah baca
Dan vote sebelum baca 😊
SELAMAT MEMBACA
"Pertemuan kembali kita, membuatku berfikir. Akankah takdirku memang kamu?"
Di teras salah satu rumah dua orang laki-laki dan perempuan sedang menghabiskan waktu bersama. Menikmati suasana sore di Kota Jakarta yang masih terasa begitu asing bagi Cilla. Meski sudah terhitung 2 tahun dirinya tinggal di Kota Metropolitan tersebut.
Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas Cilla memutuskan ikut dengan Alta ke Jakarta. Berkuliah di Universitas sama, namun beda jurusan. Jika Alta mengambil jurusan Manajemen Bisnis, Cilla memilih arsitektur.
Sejujurnya dulu gadis itu sangat takut merantau ke kota lain, karena pasti dia akan jauh dengan keluarganya di Bali. Tetapi kata-kata Alta saat itu membuat sang gadis merasa aman dan percaya dia akan selalu aman. Sebab ada Alta.
"Lo tenang, jangan takut. Gue akan selalu ada buat lo."
Dan Alta benar-benar membuktikan dengan sikapnya 2 tahun ini pada Cilla. Laki-laki itu selalu menjaga dan mengkhawatirkannya. Alta berhasil membuat perasaannya menghangat.
Sedangkan bagi Alta, Cilla adalah seseorang yang harus dia lindungi. Janjinya pada kedua orang tua Cilla untuk selalu berada di sisi gadis itu membuat Alta selalu memperhatikannya.
Berbicara tentang hubungan keduanya, Prescilla Ophelia Albreta merupakan teman pertama Alta ketika di Bali. Orang yang selalu menemaninya tat kala kesendirian setiap detik menemani. Juga orang pertama yang dia percaya setelah neneknya saat di Bali.
"Besok lo ada kelas?" tanya Cilla memecah keheningan.
"Hm, kelas pagi," jawab Alta.
"Yah ... nggak bisa berangkat bareng kita, gue kelas sore."
Alta terkekeh mendengar nada lucu dari Cilla, "Lo udah gede, Cil dan lo juga udah lama tinggal di kota ini lo harus belajar mandiri. Lo nggak bisa selamanya bergantung sama gue, gue pun juga nggak bisa selalu ada di samping lo."
Seketika Cilla diam termangu. Kata-kata Alta barusan seperti pisau tajam yang dalam waktu singkat menancap di hatinya. Membunuhnya. Namun, gadis itu mencoba positif thinking, mungkin maksud Alta di masa depan mereka harus fokus ke pekerjaan masing-masing sehingga tidak punya cukup waktu untuk bersama. Bukan pada akhirnya mereka tidak bisa bersama.
"Yang bisa gue andelin di sini lo, Al. Iya tau gue udah lama tinggal, tapi gue masih takut. Bahkan suasana sekarang aja masih asing bagi gue," balas Cilla sedih.
Alta menoleh, melihat ekspresi Cilla yang seperti itu membuat Alta tak tega.
"Selagi gue bisa, lo bisa bergantung sama gue."
Mereka pun bertatapan. Cilla menarik senyum kegembiraan. Ya! Dialah Altanya.
•••
Di lain keadaan, sosok Zora Syafira Lathisa sibuk mondar mandir di dalam kamar sambil memikirkan keadaannya besok di kampus. Setelah satu tahun menunda kuliah, di tahun ini lah Zora akhirnya memutuskan lanjut berkuliah.
Masa lalunya yang terbilang pahit, menimbulkan perasaan takut kala itu. Hantaman keras di hati serta otaknya secara bersamaan membuat Zora menjadi pribadi lain. Zora yang pendiam, jarang bicara, dan jarang sekali tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAZORA (Complete)
Teen FictionDari balik kacamata berbingkai abu-abu itu Zora selalu memperhatikan Alta dalam diam. Sang Badboy dingin yang memiliki sejuta pesona. Tak hanya berbekal wajah tampan, Alta juga memiliki otak yang cerdas, sehingga membuatnya tak hanya dikagumi remaja...