Happy reading ❤
[4. TAWURAN]
Bel pulang pun berbunyi semua murid dengan cepat membereskan barang - barang mereka masing masing, begitu pun dengan nadia ia harus segera pulang karena Bella-bundanya sudah menelponnya sejak tadi.
Saat nadia ingin keluar dari kelasnya ia melihat iqbal sedang berdiri di depan kelasnya, akhirnya ia memutuskan untuk menghampiri iqbal disana. Nadia menepuk pundak iqbal sehingga Iqbal menolehkan kepalanya.
"Hey bal, lo ngapain di sini? Bukannya kelas pacar lo di IPA ya?" ucap nadia sambil melipat kedua tangan nya di depan dan ikut bersandar di sebelah tembok yang juga di sandari oleh iqbal.
Iqbal menegakan tubuh nya, sambil membenarkan posisinya agar berhadapan dengan nadia.
"Nad, lo lupa ya gue udah putus, tolong jangan bikin gue galmove dong." Nadia langsung menutup mulut nya sendiri dengan tangan nya.
"Upss ... sorry gue lupa bal, sekarang lo ngapain di sini? Ga ada rapat apa apa kan hari ini." Iqbal mendengus sebal memang sifat pikun nadia sudah melebihi neneknya, bahkan nenek nya yang sudah tua pun tidak pernah lupa seperti anak remaja di hadapanya ini.
"Lo itu pikunnya melebihi nenek gue ya nad, kan lo mau anter gue beli kado buat nyokap gue." Ucapnya kesal.
"Yehh ... gue kan emang pelupa." Ucap nadia sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gagal.
"Iyaa semua hal lo lupain, kenangan mantan yang udah satu tahun lamanya, masih membekas di hati lo, bahkan semua nya masih ada di otak lo, semua nya masih terekam jelas disini." ucap Iqbal menunjuk dadanya sendiri. Nadia membelakakan mata nya tidak percaya mengapa iqbal tau tentang itu, bahkan hanya senja lah yang mengetahui ini semua, tidak mungkin jika senja memberi tahu Iqbal.
"Lo tau dari mana?!" Ucapnya panik, ia takut jika semua nya akan tau.
"Gue tau semuanya, lewat tatapan mata lo." Ucap nya serius, nadia terdiam sesaat.
"Lo ... lo seriusan bal tau semuanya?" Tanya nya masih tidak percaya.
"Mau gue buktiin?" Iqbal menjeda ucapannya sambil mengetuk ngetuk dagunya seperti sedang berfikir, iqbal menatap nadia yang sedang menunggu kelanjutan nya.
"Dia pergi gara - gara dia harus sekolah di luar negeri, dan dia ninggalin lo gitu aja tanpa kabar apapun, dan lebih menyakitkan lagi dia ninggalin lo demi cewe yang jelas - jelas ada hubungan darah sama lo." Ucap iqbal sedikit berbisik di telinga nadia bagaimana pun juga ia tidak ingin membongkar rahasia orang lain.
Nadia membulatkan matanya, ia menggeleng pelan. Melihat nadia yang begitu shok Iqbal lambai lambaikan tangan nya di hadapan nadia, membuat nadia kembali ke dunia nyatanya.
"Masih perlu bukti gue bis---" Ucapnya terhenti saat nadia mengatakan sesuatu.
"Gue percaya. Tapi gue mohon sama lo ga ada yang boleh tau soal ini, cuman lo dan senja yang tau semuanya." Iqbal menganggukkan kepalanya paham, nadia bernafas lega.
"Lo tenang aja, gue ga bakalan buka privasi orang gitu aja." Nadia mengangguk, nadia yakin jika Iqbal bisa di percaya untuk menjaga rahasianya.
"Oiya, gue hari ini ga bisa anter lo, mungkin besok gimana? Bunda gue udah nyuruh gue buat balik gapapa kan?" Nadia merasa tidak enak pada iqbal yang sudah menunggu lama di depan kelasnya.
"Hemmmm ... yaudah gapapa nad." Nadia melihat jelas ada rasa kecewa di raut wajah iqbal.
"Gue janji, besok gue anter lo cari kado buat nyokap lo, ga di beliin eskrim juga gapapa ko." Iqbal menggelengkan kepalanya pelan ia tersenyum ke arah nadia.
KAMU SEDANG MEMBACA
LINTANG [TAMAT] ✔
Teen Fiction#2 in Teenfiction2020 (10-02-2021) #5 in Kakakkelas (16-02-2021) #8 in Lintang (10-02-2021) Siapa yang tidak tau Pasukan Graffiti? Hampir seluruh antero sekolah Tahu mengenai mereka. Pasukan yang gagah berani dan tentunya tampan, tidak lupa juga mer...