#2 in Teenfiction2020 (10-02-2021)
#5 in Kakakkelas (16-02-2021)
#8 in Lintang (10-02-2021)
Siapa yang tidak tau Pasukan Graffiti? Hampir seluruh antero sekolah Tahu mengenai mereka. Pasukan yang gagah berani dan tentunya tampan, tidak lupa juga mer...
Jangan lupa tinggalkam vote and comen kalian, biar aku lebih semangat lagi update nya!!
Happy reading ❤
Dan bila esok datang kembali Seperti sedia kala Di mana kau bisa bercanda Dan...
Perlahan kau pun lupakan aku Mimpi burukmu Di mana telah kutancapkan duri tajam Kau pun menangis, menangis sedih Maafkan aku
Dan... Bukan maksudku, bukan inginku Melukaimu Sadarkah kau di sini ku pun terluka Melupakanmu, menepikanmu Maafkan aku
Lupakanlah saja diriku Bila itu bisa membuatmu Kembali bersinar dan berpijar Seperti dulu kala
Caci-maki saja diriku Bila itu bisa membuatmu Kembali bersinar dan berpijar Seperti dulu kala
Dan - Sheila on 7 🎶
[35. SAMA-SAMA TERLUKA]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sudah siap menyelami kisah mereka?
Siapa nih yang kangen Lintang?
Atau
Kangen Nadia?
Ayoo, kita absen dulu siapa aja yang lagi baca cerita ini?? Maemunah? Jubaedah? Nengsih? Yuu di absen dulu!!
✴✴✴
Lintang berada di lapangan indor sekolah. Cowok itu hanya berdiri sendiri sambil mendongakkan kepalanya mencoba untuk mengatur nafas nya. Pikiran nya yang sudah tidak terkendali, membuat nya harus melampiaskan apa yang sedang ia rasakan pada bola basket ini. Hanya ini yang bisa Lintang lakukan. Dia terus memantulkan bola lalu memasukan nya kedalam ring secara kasar. Namun rasa bersalah saat melihat Nadia menangis di hadapan nya membuat dadanya semakin sesak.
Cukup sekali aku kehilangan orang yang aku sayang. Aku ga mau kamu juga ikutan pergi.
Aku ga butuh apapun dari kamu. Karena kamu adalah hadiah paling indah yang Tuhan kasih buat aku.
Apa kamu bakalan pergi dari hidup aku?
Aku mohon sama kamu, pikirin lagi semuanya baik-baik. Aku tau, kamu lagi emosi Lintang. Aku takut kamu ambil keputusan yang salah.
"Berengsek!" maki Lintang. Cowok itu berhenti dan membiarkan bola itu memantul begitu saja. Setelah itu dia mendudukan tubuh nya di lantai. Nafas nya memburu dan dirasakannya hampir habis karena Lintang sudah satu jam memainkan bola basket tanpa henti. Wajah dan seluruh tubuh Lintang sudah berkeringat dan panas.