I wish that i could wake up with amnesia
And forget about the stupid little things
-5 second of summer, amnesia.***
HIRUK pikuk kepadatan bandara Ngurah Rai terlihat jelas di pandangan mata Melva saat gadis itu turun dari pesawat yang ia tumpangi bersama dengan rombongan SMA-nya.
Pesawat yang membawa mereka tiba di Bali pada pukul 11.35 AM. Setelah keluar dari bandara, seluruh siswa-siswi langsung menaiki bus yang sudah disediakan oleh pihak sekolah untuk membawa mereka ke beberapa tempat wisata di Pulau Bali.
Pihak sekolah mereka memang menyewa beberapa bus di Bali dari jauh-jauh hari untuk memudahkan mereka semua mengelilingi kota yang terkenal dengan keindahan alamnya ini.
Tujuan pertama mereka adalah ke Pantai Sanur yang terletak di timur kota Denpasar. Mereka membutuhkan waktu sekitar tiga puluh lima menit dari bandara untuk sampai di Pantai Sanur.
Jika rombongan SMA Rajawali datang lebih pagi, mungkin mereka dapat melihat sunrise karena Pantai Sanur dikenal dengan pantai matahari terbit dengan keindahannya bagai surga dunia.
Setibanya di Pantai Sanur, beberapa murid perempuan yang notabene-nya adalah penggemar Araya langsung memekik dan menjerit tertahan saat melihat Araya meraih dan menggenggam tangan Melva.
Melva mematung sedangkan Araya dengan santainya membawa Melva menuju pinggir pantai tanpa memedulikan tatapan sinis dan bisikan-bisikan di sekeliling mereka.
Melva masih diam, berusaha meredakan detak jantungnya yang berdegup dengan kencang ketika memandangi genggaman tangan mereka. Melva tersenyum samar begitu pula Araya yang mengukir senyum sempurna saat Melva tidak mencoba melepas genggaman tangan mereka.
Sebenarnya Melva ingin sekali bergabung dengan teman-temannya, tetapi Araya mengajaknya untuk menikmati pemandangan pantai berdua dan ia hanya menurut saja. Toh, menikmati pantai berdua dengan Araya juga sangat mengasyikkan.
"Ar, duduk di sana aja yuk! Panas nih!" Tunjuk Melva ke arah kursi yang berada di bawah pepohonan yang teduh. Araya hanya mengangguk mengiyakan.
Siang ini, matahari sangat terik, namun hal itu tak membuat Pantai di Pulau Dewata ini sepi, justru bertambah semakin ramai karena banyaknya wisatawan yang berkunjung dan menikmati wahana water sport seperti parasailing, jet ski, banana boat, atau seawalker.
Di beberapa area pinggir pantai terdapat jalan setapak. Jalan setapak ini biasanya digunakan pengunjung untuk berjalan kaki atau bersepeda. Ombak laut yang tenang dan cenderung dangkal membuat pantai ini digunakan beberapa wisatawan untuk berenang.
"Pantainya indah banget." Seru Melva antusias saat ia sudah duduk dan merasakan semilir angin pantai yang berembus manja.
"Lebih indah lagi kalau kita lihatnya dari atas sana." Ucap Araya sambil menunjuk ke arah langit, tepatnya ke orang-orang yang sedang menikmati wahana water sport parasailing di atas Pantai Sanur.
Melva memandang horor beberapa orang yang sedang mencoba wahana itu, termasuk Kahfi. Cowok itu sedang terbang dengan parasut besar berwana cerah yang membawanya di atas ketinggian seratus meter dari permukaan air.
Gadis itu mengedarkan pandangannya ke sekitar pantai. Banyak sekali teman-temannya yang ikutan menaiki water sport tersebut.
Mata Melva mencoba mencari keberadaan Mauren. Ternyata dia sedang berfoto-foto dengan beberapa teman sekelasnya yang lain di pesisir pantai.
![](https://img.wattpad.com/cover/128850353-288-k123960.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARAYA✅ [COMPLETED]
Teen FictionAbrisam Elazar Aksara dan Ibrahim Elzattan Araya adalah saudara kembar. Aksara sangat terkenal playboy, suka clubbing, namun ia juga ramah kepada semua orang terutama gadis-gadis yang tertarik padanya. Araya, ia humoris, pintar, dan selalu bisa menc...