6. Bukan Hakku

1.9K 214 119
                                    

Melihatmu dengannya membuat hatiku terluka.

***

MELVA terlihat tertawa terbahak-bahak bersama Bara yang berada di sampingnya. Bara tersenyum lebar saat melihat Melva tertawa karena candaannya.

"Sumpah humor gue rendah banget." Melva menghapus air matanya yang ke luar karena dia terlalu terpingkal. "Perut gue sampai sakit."

Melva mengernyit bingung ketika melihat Bara yang tiba-tiba menutup telinganya. Kemudian gadis itu pun berkata, "Lo ngapain, Bar, nutup telinga?"

"Biar nggak denger lo ketawa, karena tawamu mengalihkan duniaku." Ujar Bara sambil menyunggingkan senyum ala peps*dent andalannya.

Melva yang berusaha menahan tawanya pun langsung terbahak. "Sumpah, parah lo, Bar. Lucuan lo daripada raditya dika." Ucap Melva di sela-sela tawanya.

"Udah Bar, udah. Capek ketawa gue." Melva menarik napasnya lalu menaiki tangga bersama Bara yang berada di belakangnya.

Hubungan pertemanan Melva dan Bara semakin dekat saja. Bara terus-terusan berusaha mendekati Melva dan ingin membuat cewek yang disukainya itu selalu tersenyum.

Melva mengingat kembali perkataan Bara tadi sebelum mereka berjalan keluar kelas. Katanya dia ingin mengajak Melva ke tempat yang bisa membuat nyaman. Melva mengetukkan jari tangan kanannya di dagu seraya berpikir. Setahu Melva di SMA Rajawali ini tidak ada tempat yang bisa membuatnya nyaman kecuali kelasnya sendiri. Karena disana Melva bisa menghabiskan waktunya untuk membaca buku pelajaran ataupun novel kesukaannya.

Ternyata, tempat yang Bara maksud adalah rooftop. Melva mengerutkan keningnya, apa benar rooftop bisa membuat nyaman? Ah, Melva tidak tahu dan tidak ingin ambil pusing untuk memikirkannya. Karena baru pertama kalinya gadis cantik bermata cokelat itu menginjakkan kakinya kesini.

Sesampainya di rooftop, mata Melva kontan melebar ketika melihat sosok angkuh yang duduk di sofa butut dengan ponsel di genggamannya. Ya, siapa lagi kalau bukan Aksara. Raut wajahnya terlihat sedih ditambah baju nya yang dikeluarkan dan rambut yang berantakan.

Apa Aksara lagi ada masalah?

Dari sudut matanya, Aksara melirik sekilas ke arah Melva dan Bara. Tiba-tiba ada rasa tidak suka yang terbesit di dalam hatinya saat ia melihat mereka. Rasanya ingin sekali Aksara membawa Melva pergi dari sini dan melarangnya untuk tidak berdekatan lagi dengan cowok manapun kecuali dirinya. Tapi itu sangat tidak mungkin. Apa hak nya melarang Melva seperti itu? Dengan cepat Aksara menggelengkan kepalanya dan segera menepis pemikiran konyolnya tersebut.

"Gue kenapa sih?" Aksara bergumam pelan. Suaranya hampir terdengar seperti bisikan.

Melva menatap Bara. "Bar, lo duluan aja. Gue mau ngobrol bentar sama Aksara. Nanti kalo gue udah selesai ngobrol sama dia, gue nyusul lo kok."

Bara memicing ke arah Aksara. Lalu dengan berat hati Bara pun mengangguk. "Oke, Mel."

Setelah Bara menghilang dari pandangannya, Melva berjalan menghampiri Aksara. Tanpa ragu, gadis itu duduk di sebelah Aksara sambil melempar senyum manis terbaiknya.

"Aksara gue mau nanya sesuatu boleh nggak?" Suara Melva mengangetkan Aksara yang sedang berkutat pada ponsel di tangannya.

"Hm." Balas Aksara cuek.

"Tapi lo jangan marah ya?"

"Langsung to the point, bisa?" Kata Aksara mulai kesal. Lelaki itu menatap ke arah Melva, "kenapa?"

AKSARAYA✅ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang