26. Kenyataan Mengejutkan

1.3K 147 69
                                    

Play music : Rumit -Langit Sore

***

Patah hati paling menyakitkan adalah ketika aku sudah sepenuhnya menjatuhkan hatiku untukmu, tetapi kamu tidak mempunyai perasaan yang sama untukku.

***

AKSARA terbangun dari tidurnya dengan napas yang terengah-engah. Ia mengucek matanya beberapa kali lalu melirik arloji di tangannya yang ternyata sudah menunjukkan pukul enam pagi. Ia ketiduran saat menjaga Melva. Aksara menghela napas lega ketika ia melihat ke arah monitor detak jantung Melva yang menunjukkan bahwa jantung gadis itu masih berdetak.

Ternyata Aksara hanya mimpi dan itu adalah mimpi terburuk di hidupnya. Aksara memegang kepalanya yang terasa pusing ketika mengingat kembali mimpinya tadi. Ia merasa bingung, ia merasa bahwa apa yang dialaminya sangat nyata. Namun ketika ia melihat Melva terbaring lemas dengan wajah pucat membuatnya sedikit lega.

"Mel, kapan sih lo bangun? Please bangun. Gue nggak bisa kehilangan lo, Mel, gue nggak bisa." Lirih Aksara. Kepalanya menunduk sambil mencium tangan Melva.

Tiba-tiba pintu ruangan terbuka menampakkan seorang wanita paruh baya yang tidak lain adalah mama Melva, terlihat dari raut wajahnya yg sangat khawatir.

"Gimana keadaan Melva?" Tanya Desti panik. Ia menitikkan air mata ketika melihat putri satu satunya terbaring tak berdaya diatas kasur.

"Melva udah melewati masa kritisnya, Tante, tapi dia belum sadar." Jawab Aksara dengan nada sopan. "Kita berdoa aja Tante, semoga Melva segera sadar."

"Ya Allah, Melva." Desti menutup wajahnya dengan tangan, ia menangis. Desti tidak bisa membayangkan bagaimana jika suatu saat ia akan kehilangan putrinya.

"Tante, maafin saya."

Desti menoleh, "Maaf untuk apa?" ia bertanya dengan sedikit sesenggukan. Raut wajahnya terlihat bingung.

"Karena saya nggak bisa jagain Melva." Jawab Aksara sambil melihat ke arah Melva.

Desti menggeleng. "Kamu nggak perlu minta maaf, Tante tau ini semua bukan salah kamu dan makasih sudah jagain Melva di rumah sakit." Tutur Desti sambil tersenyum ke arah Aksara. Ia tau karena semalam Araya sudah menceritakan semuanya.

Aksara mengangguk. Kini mata lelaki itu melihat penampilan Desti yang sudah sangat rapi. Sepertinya Desti akan bekerja dan sepertinya wanita itu menyempatkan untuk melihat kondisi Melva terlebih dahulu sebelum bekerja.

"Tante hari ini ada sibuk ya? Kalo gitu biar saya aja yang jaga Melva di sini. Saya hari ini sudah izin nggak masuk sekolah kok, Tan."

Desti tertegun mendengar ucapan Aksara. Sebenarnya Desti ingin sekali berada disini menjaga Melva. Apalagi melihat kondisi Melva sekarang yang membuat ia enggan meninggalkan putrinya. Tetapi hari ini banyak pasien yang harus ia tangani dan ia juga tidak bisa jika harus meninggalkan pekerjaannya begitu saja. Desti buru-buru mengganguk. "Iya, Nak. Terimakasih banyak ya sudah mau jagain Melva."

Aksara mengulum senyum, lalu menyalami tangan Desti. "Yaudah ya Tante pergi dulu, kalo ada apa apa sama Melva hubungi Tante langsung ya."

"Iya, Tante," Jawab Aksara lirih.

Setelah Desti keluar dari ruangan Melva, Aksara kembali duduk di tempat duduk di samping tempat tidur Melva. Ia menghela napas beratnya. Keadaan Melva masih sama. Aksara mengalihkan pandangannya ke arah lain, karena jika terus melihat Melva pasti ia akan meneteskan air mata lagi.

AKSARAYA✅ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang