33. Keputusan Aksara

1.2K 109 24
                                    

Hal yang lebih menyakitkan dari pada mencintai orang yang tidak mencintai kita adalah ketika orang yang kamu cintai bersikap seperti mencintaimu, namun nyatanya ia hanya menganggapmu pelarian ketika ia bosan.

Makasih, karena sudah pernah singgah, lalu enyah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makasih, karena sudah pernah singgah, lalu enyah. - Gabriella Anastasia.

Btw itu boneka yang emang udah ada di kamar Gabriella. Kalau soal balon, Gabriella juga yang sengaja nyiapin buat ngerayain karena mereka baru jadian!

***

BEL istirahat pertama sudah berbunyi lima menit yang lalu. Seluruh siswa dan siswi sudah berada di kantin untuk mengisi perutnya yang keroncongan dan menyegarkan pikiran yang jenuh karena pelajaran yang susahnya naudzubillah.

Namun, bukannya berada di kantin, Melva sedang berada di depan kelas XI Ips 1 karena ingin menemui Aksara untuk membicarakan sesuatu.

"Lo ngapain Mel di depan kelas gue?" Tanya Araya saat ia bertemu Melva di depan kelas. "Mau ngapelin gue ya?" Araya menaikturunkan alisnya.

"Eh Melva, tumbenan ke sini?" Sahut Kahfi yang baru saja ke luar.

"Apaan sih, Ar, gaje deh. Iya nih, Kak, mau nyari Aksara. Ada nggak?"

Araya dan Kahfi kaget saat Melva berkata demikian. "Seriusan?" Tanya Kahfi tak percaya.

"Ada apa nih kok tiba-tiba nyari Aksara? Atau jangan-jangan lo udah sadar ya kalau lo salah nolak Aksara dan mau ngajak dia jadian sekarang?" Tanya Araya melantur.

Kemarin, saat Melva berkata bahwa pemuda yang disukainya adalah ia, Araya bilang bahwa ia tidak percaya. Dan ternyata benar, Melva hanya sedang bercanda saja. Karena setelahnya Melva tertawa puas melihat wajah Araya yang kesal.

"Lo ngomong apa sih, Ar? Aksara ada nggak?"

Kahfi mengganguk mengiyakan, "Ada kok, mau gue panggilin?"

"Boleh,"

Kahfi masuk ke dalam kelas, sedangkan Araya tetap di luar. Ia menatap Melva dengan intens, mencari apa yang salah dengan gadis itu sehingga mencari Aksara terlebih dahulu.

"Kenapa sih lo liatin gue kayak gitu?"

"Penasaran aja, kok lo nyari Aksara?"

"Kan gue juga kemarin-kemarin nyari Aksara. Lo alay banget sih."

Araya terlihat berpikir sebentar, "Lah emang iya? Kemarin-kemarin lo nyariin Aksara?"

"Lo masih muda udah pikun ya kayak kakek-kakek." Melva menoyor kepala Araya pelan. Gemas dengan Araya.

Aksara ke luar dari kelas dan mendapati Araya dan Melva sedang tertawa. Ia memasukkan kedua tangannya ke saku celana, lalu berdeham.

"Eh sejak kapan lo di situ?" Tanya Araya setelah mendengar dehaman Aksara.

AKSARAYA✅ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang