38. Pelaku Penusukan Melva

1.1K 117 15
                                    

"Semua orang memiliki peluang untuk menyakiti termasuk orang terdekat lo." -Violetta Kalila.

***

SETELAH merapikan barang-barangnya, menyampirkan tas ke bahu, dan memakai jaket kulit berwarna army, Melva melangkah keluar kelas. Namun ia tidak langsung pulang. Melainkan ia ingin pergi menemui Violetta sebentar karena ada hal yang harus ia tanyakan kepadanya.

Melva melajukan mobilnya keluar dari area parkiran dengan kecepataan rata-rata. Setelah 20 menit mengemudi, ia sampai di penjara tempat Violetta menebus dosa-dosanya.

Setelah memarkirkan mobilnya, ia turun dengan sedikit rasa gugup yang mengusik. Ada hal yang terasa mengganjal di hatinya. Sebenarnya, ia memutuskan pergi menemui Violetta karena ia ingin memastikan ucapan Bara tempo hari lalu.

Setelah meyakinkan dirinya, ia masuk ke dalam penjara dan duduk di tempat duduk yang disediakan. Tak lama setelah itu, Violetta berjalan ke arahnya bersama polisi yang berada di samping Violetta.

"Waktu anda hanya setengah jam untuk berkunjung." Ucap polisi berperawakan sedikit gemuk itu.

Melva mengangguk dengan sopan dan tersenyum tipis sebagai jawaban.

Violetta mendekat dan duduk di depannya. Gadis itu terlihat berantakan. Mata merah yang sayu, badan kurus kering seperti tak terawat, dan senyum yang seolah dipaksakan.

Untuk beberapa saat, Melva merasa kasihan dengan Violetta. Di umurnya yang masih remaja, ia harus merasakan masalah yang rumit dan tidak seharusnya ia rasakan.

"Hai," Sapa Melva setelah lama bungkam.

"Gimana kabar lo?" Sepertinya pertanyaan basa-basi Melva-salah. Terbukti dengan perubahan raut wajah Violetta yang terlihat sangat jauh dari kata baik-baik saja.

Melva mengulurkan tangannya lalu mengelus pelan pergelangan tangan Violetta yang berada di meja-karena tangannya diborgol. Ia ingin menyalurkan kekuatannya kepada Violetta yang terlihat lemah.

"Kenapa ke sini?"

"Gue mau tanya sesuatu, boleh?" Melva menarik tangannya dari meja.

Violetta terlihat mengangguk kecil.

"Beberapa hari lalu, Bara tiba-tiba ngajak gue ke rooftop. Awalnya gue nggak mau, tapi dia maksa." Melva menjeda kalimatnya sebentar untuk menghela napas. "Katanya, penyebab penusukan gue itu bukan lo atau Bara tapi orang lain dan dia bilang, orang itu adalah Kak Kahfi."

"Gue nggak percaya karena Kak Kahfi adalah sahabat Aksara dan Araya jadi nggak mungkin Kak Kahfi ngelakuin itu. Lalu gue mencoba melupakan omongan Bara. Tapi tadi Aksara dan Kak Kahfi berantem karena-" Kalimat Melva terpotong dengan ucapan Violetta.

"Karena Kak Kahfi suka Kak Gabriella, kan?" Tanya Violetta tepat sasaran.

Melva mematung tidak mengerti. Bola mata coklatnya menatap Violetta meminta penjelasan.

"Bener, memang Kak Kahfi otak dari penusukan lo saat ulang tahunnya Kak Gabriella. Dia yang nyaranin supaya gue bawa pisau dan ngancem untuk nusuk lo ketika Aksara dan Araya dateng untuk nolongin lo-"

"-tapi cuma sebatas nyuruh gue ngancem lo dengan pisau. Bara udah terlanjur nggak mau dengan permintaan Kak Kahfi karena dia nggak mau menyakiti orang lain lagi, akhirnya pergi gitu aja sebelum Kak Kahfi selesai ngomong. Jadi dia nggak tahu kalau permintaan Kak Kahfi cuma sebatas ingin Aksara sakit hati karena gue ngancem akan nusuk lo."

Melva terdiam dan mencerna seluruh perkataan Violetta. Semua perkataan Violetta benar-benar membuatnya terkejut. Apakah Kahfi ingin membuat Aksara terluka karena gadis yang dia sukai, menyukai Aksara dan kenyataan itu membuatnya terluka?

AKSARAYA✅ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang