Jika aku memilih berlabuh kepadamu, akankah kamu berhenti dan memilih bersamaku?
***
LANGIT tampak gelap, pertanda hujan akan turun dengan lebat. Angin berhembus dengan kencang dan suara petir terdengar bersahutan. Di atas sana, awan semakin tebal, gelap dan mengerikan.
Aksara dan Melva saling diam. Pandangan mata mereka bertemu selama beberapa detik. Jantung Melva berdetak cepat, setelah Aksara mengucapkan kalimatnya. Kalimat yang menyatakan dia sudah memercayai Melva, lagi.
"Aksara kayaknya bentar lagi mau hujan deh." Suara Melva membuyarkan lamunan Aksara yang tengah memikirkan gadis itu.
"Mau gue anter pulang sekarang?" Tanya Aksara.
Melva mengangguk. Kemudian Aksara pun bangkit dan menarik pergelangan tangan gadis itu ke luar rumah. Setelah menutup pintu rumahnya, Aksara berjalan lebih dulu menuju mobil. Langkah lebarnya membuat langkah pendek Melva tidak berhasil menyamai langkah lelaki itu.
Aksara sudah memasuki mobilnya. Melva semakin mempercepat langkahnya agar tidak tertinggal. Setelah mencapai mobil, gadis itu pun segera masuk.
Saat Melva sudah duduk di dalam mobil, entah dorongan darimana Aksara bergerak lembut, menarik sesuatu dari balik punggung Melva. Cowok itu memasangkan seatbelt pada gadis itu. Tanpa Aksara sadari apa yang ia lakukan membuat jaraknya begitu dekat dengan Melva. Hingga Melva bisa mencium aroma mint yang khas dari tubuh cowok itu.
Lagi dan lagi jantung Melva berdetak dengan cepat. Perlakuan Aksara membuat hatinya semakin tak terkendali. Jika dilihat dengan jarak sedekat ini, lelaki itu benar-benar sangat tampan.
Beberapa saat setelah Aksara melajukan mobilnya, hujan turun begitu deras mengguyur Jakarta. Melva menoleh ke arah jendela, melihat suasana ibukota saat hujan.
Hujan adalah hal yang tidak disukai oleh masyarakat khususnya yang tinggal di kota Jakarta. Karena hujan bisa membuat lalu lintas tersendat sehingga bisa menyebabkan kemacetan. Dari kaca jendela mobil, Melva melihat sebagian orang memilih untuk berteduh di emperan toko-toko dan memarkirkan motornya begitu saja di tepi jalan.
Aksara memberhentikan mobilnya ketika ada lampu merah di depan sana. Dia menyandarkan tubuhnya, telunjuknya mengetuk-ngetuk setir dengan pandangan yang fokus menatap jalanan.
Aksara kembali mengingat kejadian itu. Lebih tepatnya lelaki itu tidak bisa melupakan peristiwa yang telah membuat keadaan menjadi kacau. Dan setelah peristiwa itu terjadi semuanya benar-benar berubah.
Flashback on
Bel berbunyi dengan nyaring. Menandakan waktu istirahat telah tiba. Namun, Bu Mega memberitahu bahwa tidak boleh ada yang keluar kelas dulu. Karena beliau akan mengumumkan peraih nilai ulangan matematika tertinggi di kelas.
Keadaan kelas X IPS 1 mendadak hening. Perasaan campur aduk terbit di hati semua siswa. Mereka sudah tidak sabar ingin mengetahui siapa peraih nilai tertinggi itu. Pasalnya, ulangan matematika kemarin soalnya benar-benar sangat sulit.
Bu Mega sudah berdiri di depan kelas sambil memegang selembar kertas yang berisikan nilai ulangan matematika kelas X IPS 1. Selama beberapa detik Bu Mega memerhatikan nilai tersebut, lalu ia tersenyum puas saat melihat siapa peraih nilai tertinggi itu.
Bu Mega berdeham, "Jadi siswa peraih nilai tertinggi adalah... " Bu Mega menggantungkan kalimatnya, membuat semua siswa di kelas itu menahan napas.
"Ibrahim Elzattan Araya!" Ucap Bu Mega. Seketika keadaan kelas yang tadinya hening menjadi ramai karena tepuk tangan semua murid.
"Selamat, Araya. Nilai kamu sangat sempurna." Lanjut Bu Mega dengan pandangan yang sudah tertuju kepada cowok yang duduk di bangku urutan ketiga dari depan itu. "Araya berhasil mendapatkan nilai seratus."
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARAYA✅ [COMPLETED]
Ficção AdolescenteAbrisam Elazar Aksara dan Ibrahim Elzattan Araya adalah saudara kembar. Aksara sangat terkenal playboy, suka clubbing, namun ia juga ramah kepada semua orang terutama gadis-gadis yang tertarik padanya. Araya, ia humoris, pintar, dan selalu bisa menc...