23. Birthday Party

1.3K 154 104
                                    

Cinta memang datang secara tiba-tiba dan tanpa aba-aba. Tapi jatuh ke dalam cintamu adalah pilihan yang aku inginkan.

***

HARI ini adalah hari ulang tahun Gabriella. Aksara sudah berdiri di depan rumah Melva sebab ia akan mengajaknya pergi malam ini. Kedua tangannya ia masukkan di dalam saku celana setelah menekan bel rumah Melva yang tak kunjung terbuka. Aksara menghela napas sembari mengedarkan pandangannya ke arah sekitar. Tak lama kemudian, akhirnya pintu dibukakan oleh seorang wanita paruh baya yang sepertinya adalah Mama Melva.

Aksara menyalami tangan Mama Melva. "Melva nya ada, tante?" Tanya Aksara sambil tersenyum canggung.

Desti mengangguk. "Melva masih siap-siap. Mari masuk dulu." Desti mempersilahkan Aksara masuk ke dalam rumahnya dengan ramah. Kemudian, Desti menyuruh Aksara untuk duduk di sofa.

"Kamu pacarnya Melva?" Seketika pertanyaan Desti membuat mata Aksara sedikit melebar.

Aksara menggeleng cepat. "Nggak tante, saya temannya Melva." Ucap Aksara dengan nada sopan.

"Yakin cuma teman?" Desti menatap Aksara dengan tatapan menggoda.

"Iya, Mama, iya. Kita cuma teman kok." Suara Melva tiba-tiba datang menginterupsi. Aksara melihat Melva yang tengah berjalan ke arahnya. Lelaki itu terpaku melihat penampilan Melva. Gadis itu terlihat sangat cantik malam ini dengan gaun berwarna putih-pink. Gaun tersebut terlihat pas dikenakan oleh Melva. Rambut gadis itu dibiarkan terurai. Membuat mata Aksara tak berkedip selama menatap gadis itu.

"Ehem," Desti berdeham

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ehem," Desti berdeham. "Lihatin Melva nya biasa aja." Desti tersenyum melihat Aksara yang sejak tadi memandangi Melva tanpa berkedip.

Aksara langsung mengalihkan pandangan, cowok itu terkejut. Ia malu sekali ketahuan sedang memandangi Melva. "Ah, iya, Tan," jawabnya gugup.

"Tapi kalian cocok loh kalau pacaran." Celetuk Desti menggoda.

"Eh, apaan sih, Ma." Jawab Melva malu-malu. "Ya udah yuk, Sa, kita pergi aja, kalo kelamaan disini digodain Mama mulu."

Aksara mengulum senyum, kemudian menyalami tangan Desti. "Saya sama Melva pergi dulu ya, Tante." Ucapnya.

"Iya, kalian hati-hati ya. Pulangnya jangan malam-malam." Ucap Desti memperingati.

Setelahnya, Aksara dan Melva berjalan menuju mobil. Dalam hitungan detik, mobil Aksara sudah melaju meninggalkan halaman rumah Melva.

Suasana di dalam mobil milik Aksara sangat hening. Keduanya sama-sama diam, tidak ada yang mau membuka pembicaraan. Aksara fokus menyetir.  Sedangkan Melva, gadis itu diam-diam mengamati penampilan Aksara. Kemeja putih dan jas hitam yang melekat di tubuhnya membuat cowok itu terlihat berbeda dan tentunya sangat tampan.

AKSARAYA✅ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang