21. Araya yang Menyebalkan

1.3K 153 95
                                    

Aku ingin menggenggam. Namun yang bisa aku lakukan hanyalah memendam.

***

HARI ini jam pelajaran kedua, kelas XI IPS 1 adalah olahraga. Semua siswa dan siswi sudah berbaris rapi di lapangan untuk melakukan pemanasan.

"Pemanasan lari keliling lapangan lima kali. Sekarang!" Perintah Pak Radit guru olahraga.

Semua murid kelas XI IPS 1 pun langsung berlari memutari lapangan. Selama melakukan pemanasan, tiba-tiba saja Aksara terbayang-bayang saat menyatakan perasaannya kepada Melva. Bibirnya membentuk senyum tipis saat mengingat Melva malah tertidur di dalam mobilnya.

Beberapa menit berlalu, seluruh siswa langsung duduk dengan nafas ngos-ngosan dan kaki yang diluruskan di pinggir lapangan. Terutama para cewek yang sudah tepar karena tak kuasa menahan lelah.

"Masa pemanasan gitu aja udah KO?!" Tanya Pak Radit sambil geleng-geleng kepala. "Hari ini materinya adalah bola basket." Kata Pak Radit dengan bola basket di tangannya.

"Saya akan membagi kalian menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 pemain."

Lalu setelah itu, Pak Radit mulai membagi mereka menjadi sebuah kelompok. Dan kelompok yang akan bermain duluan adalah kelompok Aksara yang akan melawan kelompok Araya. Aksara, Araya, dan Kahfi, Mereka bertiga berbeda kelompok.

Tak dapat dipungkiri, semua siswi menatap mereka dengan pandangan kagum. Siapa saja yang melihat Aksara dan Araya saat ini pasti langsung jatuh cinta. Keringat yang menetes di dahinya membuat wajah mereka berkali-kali lipat lebih tampan.

"Ahh!! Mereka ganteng banget sih!"

"Aksara, Araya, semangat ya!"

"Gak kuat gue ngelihatnya, astaga!"

Aksara terus mendrible bola basket di tangannya. Dia tidak memedulikan teriakan histeris dari teman-temannya. Begitu juga dengan Araya. Lelaki itu fokus agar ia bisa merebut bola basket dari tangan Aksara.

"Good game, Sa!" Teriak Kahfi dari pinggir lapangan saat Aksara berhasil memasukkan bola ke dalam ring dengan sempurna.

Priiittt!!! Suara peluit Pak Radit terdengar menggelegar. Permainan berakhir dan dimenangkan oleh kelompok Aksara. Pak Radit melirik jam di tangannya lalu pergi dari lapangan, membuat semua siswa menghela napas lega.

Tiba-tiba suara bel pertanda istirahat pertama berbunyi dengan nyaring. Semua siswa langsung berhamburan keluar kelas. Kebanyakan dari mereka pergi menuju kantin untuk mengisi perut. Tetapi ada juga yang memilih untuk tetap di kelas karena sudah membawa bekal dari rumah masing-masing.

Melva dan Violetta yang baru saja hendak pergi ke kantin menghentikan langkah mereka ketika tiba-tiba pandangan mata Melva tak sengaja melihat ke pinggir lapangan. Disana ada Aksara, Araya, dan Kahfi. Melva tahu bahwa kelas mereka sebelum jam istirahat ada pelajaran olahraga. Melva pun berbalik masuk ke dalam kelas untuk mengambil minumannya. Ia ingin memberikan minuman itu untuk Aksara.

Violetta menatap wajah Melva dengan heran. "Lah lo ngapain, Mel, bawa minum segala?"

"Gue mau ngasih ini buat Aksara dulu. Lo duluan aja, Let! Ntar gue nyusul kok." Ucap Melva.

Violetta tertawa. "Gue mencium bau-bau percintaan nih." Kemudian ia pun berjalan pergi meninggalkan Melva.

Aksara mengalihkan pandangan ke arah Melva yang kini sudah berdiri di sampingnya. Gadis itu menyodorkan air mineral yang ia pegang kepada Aksara. "Aksara, ini buat lo." Ucap Melva sambil melihat Aksara yang sedang mengibaskan bajunya agar tidak gerah.

AKSARAYA✅ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang