29. Senang Sekaligus Kesal

1.2K 131 46
                                    

Aku tau rencana semesta tidak pernah salah. Apalagi ketika semesta memilihku untuk jatuh padamu.

***

SEMUA murid sudah mengelus perut mereka masing-masing, lalu melihat jam sambil menunggu bel berdering. Berharap, semoga siksaan pelajaran akan terjeda lalu mereka bisa melipir ke kantin untuk menghentikan konser cacing di perut mereka.

Akhirnya bel istirahat pertama yang dinantikan mereka berbunyi nyaring membuat seluruh siswa dan siswi yang tadinya mengantuk langsung segar dan menghela napas lega. Tanpa menunggu aba-aba lagi, mereka berhamburan keluar kelas setelah salim kepada guru yang mengajar.

Berbeda dengan kelas XI IPS 1 yang memang sudah istirahat sejak tadi karena Pak Arya, guru sejarah mereka berhalangan hadir. Begitu juga dengan kelas Gabriella, XI IPS 3 juga jamkos pada jam ketiga. Hal itu membuat Aksara dan Gabriella sudah berada di kantin sebelum bel istirahat berbunyi.

Gabriella berkata kepada Araya bahwa ia ingin meminta maaf kepada Melva karena perlakuannya tadi. Ralat, ia terpaksa meminta maaf karena perintah Aksara.

Kemudian ia meminta Araya untuk membawa Melva kepadanya. Tanpa berpikir panjang, Araya pun mengangguk setuju dan pergi ke kelas Melva.

Sesampainya di kelas Melva, kedatangan Araya membuat Melva memandangnya dengan heran. Satu alis gadis itu pun terangkat ke atas. Seolah bertanya, kenapa Araya ke kelas Melva.

"Mel, ayo ke kantin sama gue. Katanya Gabriella pengen minta maaf tuh sama lo." Ucap Araya.

Melva menatap Araya dengan kernyitan di dahi. "Hah? Gue nggak salah denger kan? Dia mau minta maaf sama gue?"

Araya menghela napas pelan sambil mengangguk. Hal tersebut membuat Melva berpikir sejenak sebelum akhirnya gadis itu mengiyakan.

Sepanjang perjalanan menuju kantin, Melva selalu tertawa karena lelucon yang dilontarkan Araya. Mereka berdua terlihat seperti sepasang kekasih sehingga membuat siswa-siswi yang berlalu lalang di koridor memperhatikan mereka.

"Lo tau nggak, kayaknya gue nggak bisa jadi DPR deh." Ujar Araya sambil menaik-turunkan alisnya. Matanya menatap jahil ke arah Melva yang terlihat curiga.

"Lo mau gombal? Basi woi, basi." Tebak Melva.

"Nggak seru banget lo, tanya kek, kenapa." Araya membuang napas dari mulutnya dan menggerutu pelan namun masih terdengar di telinga Melva.

"Yaudah, kenapa, Araya?" Tanya Melva pada akhirnya. Ia mengalah karena mendengar Araya yang mengumpatnya walau Melva tau Araya seperti itu hanya untuk memancing Melva agar menuruti kemauannya.

"Yaaaa, gimana mau mikirin rakyat, orang gue mikirin lo terus." Araya terdiam sejenak, "Hahahahaha..." Tawa Araya meledak, membuat Melva yang tadinya ingin menghujat Araya langsung ikut tertawa terpingkal-pingkal.

Sesampainya di kantin Araya langsung mengajak Melva ke meja tempat Aksara dan Gabriella duduk. Gabriella menyunggingkan senyum miring ketika melihat kedatangan Melva dan Araya. Namun, ia langsung menampilkan senyum manisnya ketika Melva dan Araya berdiri di hadapannya.

"Sorry, soal tadi." Ucap Gabriella membuka suara.

Melva memutar bola mata setelah melirik Gabriella. "Nggak apa-apa, udah gue maafin."

Melihat Gabriella yang hanya mengangguk, membuat Melva yang tadinya duduk langsung berdiri. Gadis itu tidak ingin terlalu lama berada dalam situasi seperti ini.

"Ya udah kalo lo cuma mau bilang itu, gue pergi." Ucapan Melva lantas membuat emosi Gabriella tersulut.

Gabriella berkata dengan raut wajah tak suka. "Gak sopan banget sih lo?!" Ketika Melva hendak berbalik, Gabriella ikut berdiri. "Nyesel gue minta maaf sama lo!"

AKSARAYA✅ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang