"Kepercayaan gue ke lo itu udah hancur mulai detik ini. Gue nyesel pernah kenal lo." -Abrisam Elazar Aksara.
***
MADING SMA Rajawali terlihat sangat ramai oleh kerumunan para siswa maupun siswi. Mereka semua sedang berkumpul dan saling berebut untuk melihat informasi yang ada di mading tersebut. Padahal selama ini, semua siswa dan siswi tidak pernah seantusias ini untuk mengetahui berita yang ada di mading sekolahnya itu.
Melva dan Violetta yang baru saja datang langsung menghentikan langkah mereka ketika melihat pemandangan di hadapannya. Pandangan mereka berdua jatuh pada lautan manusia yang sedang berkumpul di depan mading.
"Mel, Itu kenapa sih mereka pada heboh banget lihat mading?" Tanya Violetta penasaran.
"Mana gue tahu, Let! Kita kan datengnya barengan." Ucap Melva. "Daripada penasaran, mending kita kesana, yuk!" Ajak gadis itu. Kemudian mereka pun berjalan beriringan menuju mading.
Sesampainya di depan mading, Melva dan Violetta berusaha mencari celah agar mereka bisa menerobos masuk dan membelah kerumunan untuk mengetahui berita yang telah berhasil membuat sekolahnya mendadak heboh bak menonton konser.
Tubuh Melva menegang, tangannya gemetaran, raut wajahnya berubah pias, dan jantungnya seakan ingin melompat keluar kala ia mengetahui berita yang tertera jelas di mading tersebut. Violetta pun sama terkejutnya dengan Melva.
IBRAHIM ELZATTAN ARAYA YANG SELAMA INI KALIAN CARI DAN IDOLAKAN ITU TERNYATA ADA DISINI. MENDEKAM DI RUMAH SAKIT JIWA!!!
Di bawah tulisan yang di tulis menggunakan tinta merah itu terdapat beberapa foto Araya yang sedang termenung, melamun, dan tidur dengan tangan terikat. Ada seseorang yang sengaja mengambil foto itu secara diam-diam. Entah untuk apa tujuannya, yang jelas hal itu sudah berhasil membuat seisi SMA Rajawali gempar. Ternyata sosok Araya yang selama ini mereka kagumi itu tidak pindah sekolah melainkan gila dan sedang di rawat di rumah sakit jiwa.
Melva mundur beberapa langkah dari tempatnya berdiri. Raut wajah gadis itu benar-benar terlihat sangat pucat. Rasa cemas dan takut membelenggu di dalam dadanya. Dan jantungnya pun berpacu lebih cepat.
Kok bisa ada berita gituan? Aksara ngasih tau siapa lagi selain gue?
Dahi Melva terlipat, dia bingung. Berbagai pertanyaan hinggap di kepalanya. Namun sekarang dia mencemaskan Aksara, dia pasti akan sangat kaget dan marah ketika melihat berita ini. Melva ingin sekali berteriak bubar kepada semuanya dan bertanya siapa yang berani menyebarkan berita ini.
Namun Melva hanyalah Melva, seorang introvert yang hanya tau mengenai buku. Jika tiba-tiba dia menunjukkan kepeduliannya di depan orang-orang, masalah akan semakin rumit.
Violetta yang masik syok itu langsung menoleh ke arah Melva. Sebelah alis gadis itu ikut terangkat. "Lo kenapa kayak bingung gitu, Mel?"
Melva menggeleng, "Sebenernya ... gue udah tahu semuanya, Let. Maaf gue nggak pernah cerita ke lo karena Aksara nyuruh gue buat jaga rahasia." Kata Melva dengan suara sepelan mungkin.
Gadis dengan poni sealis dan rambut yang selalu di kucir kuda itu tertegun mendengar perkataan sahabatnya.
"Gue khawatir sama Aksara, Let." Melva memijat pelipisnya lelah. Dia berusaha menghilangkan pikiran tentang Aksara yang selalu melekat di otaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARAYA✅ [COMPLETED]
Ficção AdolescenteAbrisam Elazar Aksara dan Ibrahim Elzattan Araya adalah saudara kembar. Aksara sangat terkenal playboy, suka clubbing, namun ia juga ramah kepada semua orang terutama gadis-gadis yang tertarik padanya. Araya, ia humoris, pintar, dan selalu bisa menc...