SENDU

82 23 4
                                    

Lama berada di kantin bel masuk pun berbunyi nyaring. Semua siswa dan siswi meninggalkan kantin menuju ke kelas masing masing. Sama halnya dengan Sendu dan teman temannya.

"Eh pita kalo jalan itu yang cepet ke buru ada Bu Ida masuk ke kelas. Dasar keong!" Ucap Etta tak sabar. Pita menolehkan kepalanya dan menatap Etta kesal.

"Sabar napa ntar juga nyampai kan santai," balas Pita santai.

"Serah lo! Kalo Bu Ida ngamukin lo gara lo telat masuk kelas gue ketawa paling keras," jawab Sendu yang membuat Pita berjalan dengan langkah lebar ralat  Pita lari menuju kelas karena ia takut Bu Ida mengamuk. Yang lain hanya menggelengkan kepala karena sikap Pita. 

Sesampainya di kelas, Pita membuka pintu dengan kasar, alhasil semua yang berada di kelas menatapi Pita bingung.

"Hah, habis napas gue kalo gini," ujar Pita dengan helaan nafas kasar. "Mana Bu Ida?" Tanyanya kepada warga kelas.

"Belom dateng bentar lagi juga dateng," jawab Kiko teman sekelasnya.

"Apa belom dateng?!" Pekik Pita dengan suara cemprengnya, sedangkan teman sekelasnya menutup telinga nya. "Sia sia dong gue lari lari? Buang buang tenaga! Nihh gara gara Sendu, awas aja lo Sendu! Huh!" Monolognya dengan nada kesalnya

Ceklek... Pintu kelas terbuka menampilkan Wajah Sendu yang dingin, ingin sekali Pita mencakar nya tapi dia masih sayang dengan dirinya sendiri. Jika Sendu marah bisa berabe urusannya.

"Napa lo liatin gue kaya gitu? Mau marah lo?" Ucap Sendu dingin, yang di tanya malah menggelengkan kepalanya.

"Lah pit, katanya mau ngasih pelajaran Sendu. Kok sekarang lo diem sih? Gue nunggu nih" celetuk Kiko mengompori. Pita mendengus kesal dan melirik Kiko tajam, seolah olah Pita mengatakan "awas lo Kiko!" 

"Hahahaha! Pita lo tolol banget sih" Tawa Etta menggema. Pita hanya nyengir mendengar Etta mengatainya.

"Udah udah kita duduk aja bentar lagi Bu Ida masuk" Lerai Rindu yang sedari tadi diam.
Akhirnya mereka duduk di tempat masing masing karena Bu Ida masuk dan memulai pelajarannya.

****

"Ini kapan istirahatnya sih?" Tanya Pita kesal. "Cacing di perut gue udah meronta-ronta pengen makan, huh!" Sambungnya dengan helaan nafas panjang.

"Udah lo jangan berisik habis ini juga bel kok, sabar aja" Ucap Rindu tenang dan masih fokus dengan catatannya.

Etta memejamkan matanya mendengar suara cempreng milik Pita dengan Rindu yang terus menanggapi Pita.

"Lo berdua jangan berisik napa! Diemm!" Ucap Etta dengan sedikit berbisik. Sendu hanya menggelengkan kepalanya karena tingkah laku sahabatnya ini.

Bel istirahat berbunyi nyaring, semua siswa SMA BINA BANGSA berhamburan keluar kelas menuju kantin untuk mengisi perutnya. Sama halnya dengan Yoga dkk, mereka menyusuri koridor dengan gelak tawanya, membuat mereka menjadi pusat perhatian khususnya kaum hawa. Tak jarang juga Avi mengedipkan sebelah matanya untuk menggoda adik kelas yang berlalu lalang.

"Playboy nya kumat nih!" Sindir Bumi, Avi yang merasa dirinya di sindir segera melihat ke arah bumi.

"Eh lo diem bum! Gue ini bukan playboy tapi gue itu m-"Belom selesai berbicara dengan Bumi Yoga memotong pembicaraan mereka.

"Diem lo berdua! Berisik banget" Potong Yoga dengan nada kesal. "Pusing gue denger lo ngomong! Tadi di kelas berantem sekarang di sini pun lo berantem!" Sambungnya.

"Aelah lo sensitif banget sih udah kaya pantat bayi!" Jawab Lino. Yoga hanya memutar bola matanya malas.
"HAHAHAHA" Tawa ketiganya

Dari jauh Yoga tak sengaja matanya menangkap seorang gadis cantik yang ia sukai sejak dulu, wajahnya yang jutek membuat Yoga jatuh cinta dengannya. Lino yang sedari tadi melihat gerak gerik Yoga,segera melihat arah pandang Yoga.

SENDU (SELESAI)✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang