SENDU

62 15 40
                                    

Lino tersenyum saat mendengar bel istirahat berbunyi, guru nya pun menyudahi pembelajarannya. Avi, Bumi dan Lino ingin pergi ke kantin. Tetapi, Yoga sibuk melamun dengan handphone yang ia pegang.

"Yog, lo gak ke kantin?" Tanya Lino membuat lamunan Yoga buyar.

"Duluan aja, ntar gue nyusul," jawabnya.

Lino menganggukkan kepalanya lalu melenggang pergi meninggalkan Yoga yang melamun lagi. Avi tahu, ada yang tidak beres dengan Yoga. "Yoga kesambet apaan?" Tanya nya pada kedua sahabatnya.

"Gak tahu, masa iya gegara Sendu lagi?" Ujar Lino dengan mengangkat sebelah alisnya. Bumi pun menggelengkan kepalanya. "Kayanya enggak deh, bukannya udah baik-baik aja?" Sahut nya, "kemarin kata Rindu, Sendu pulang di anter sama Yoga," imbuh Bumi membuat kedua temannya bingung sekaligus pusing melihat Yoga yang seperti ini.

Di sisi lain, Rindu, Etta dan Pita sudah berada di kantin. Seperti biasa, mereka memilih tempat yang jarang di tempati. Dimana lagi, jika bukan di pojok kantin. "Sendu katanya nyusul, tapi kok lama?" Tanya Pita sambil mencari-cari Sendu. Bukan Sendu yang ia temukan melainkan Lino. Senyum Pita mengembang.

"LINO TUKANG GAS!" Seru Pita membuat ia menjadi pusat perhatian.

Tanpa melihat siapa yang memanggilnya, Lino tahu jika Pita pelakunya. Dengan segera ia berjalan ke arah Pita dengan baju yang keluar dan rambut yang sedikit berantakan. Membuat Pita menatapnya tanpa jeda.

"Ngapa lo manggil gue? Tukang sate!"

"Enak aja lo kalau ngomong!"

"Ngapa gak suka? Bodo amat!"

Pita pun menatap Lino dengan jengkel.

"Bercanda, Pita. Gak usah sinisin gue gitu, mau lo gak bisa tidur gegara mikirin gue?" Tanya Lino dengan memainkan alisnya. Dengan polosnya Pita menggelengkan kepalanya lalu tersenyum manis ke arah Lino.

"Astaghfirullah!" Etta menggelengkan kepalanya melihat tingkah Pita. Apa dia tidak bisa jual mahal di depan Lino?

"Eh, Etta!" Seru Avi sambil duduk di samping Etta mengusir Rindu dengan sangat halus.

"Apa?" Hanya itu yang keluar dari mulut Etta.

"Ntar pulang sekolah lo pulang sama gue," Etta membulatkan matanya, bagaimana dengan kesehatan jantungnya nanti?!

"Gak ada penolakan!" Etta semakin membulatkan matanya. Bisa-bisa jantungnya tidak kembali normal setelah pulang dengan Avi.

"Kayanya cuma gue sama Bumi yang waras!" Cletuk Rindu sambil menggelengkan kepalanya.

"Gue juga waras kali!" Sendu datang dengan semangkuk mie ayam dengan segelas es jeruk.

"Lama banget lo! Dari mana emang?" Tanya Etta. Sendu hanya cengegesan sambil memakan mie ayamnya. Tak lama dari itu Yoga datang dan duduk tepat di depan Sendu, tetapi, Sendu tidak menyadarinya.

"Heh lo semua dengerin gue!" Seru Lino membuat teman-temannya menatapnya dengan bingung. Untung keadaan kantin ramai, jadi suara Lino tidak mengundang perhatian banyak siswa maupun siswi.

"Gue kalau sama Pita pacaran, lo semua restuin kita enggak?" Tanyanya.

Sendu yang awalnya mengira Lino akan mengatakan yang tidak penting, tersedak saat mendengar pertanyaannya. Dengan segera ia meminum es jeruk nya.

"Lo kalau mau pacaran sama Pita ya udah pacaran aja, lagian yang ngejalanin juga lo berdua kan."

Sendu melanjutkan memakan mie ayamnya sambil menggelengkan kepalanya. Angin menerpa rambut panjang Sendu, membuat ia mengalihkan helaian rambut yang menutup wajahnya.

SENDU (SELESAI)✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang