Malam berganti pagi, Sendu enggan untuk bangkit dari tidurnya.
"Dek bangun udah siang!" Perintah Abangnya.
"Bentar lagi Bang," ucap Sendu dengan suara serak.
"Udah jam 7!" Ucap Raino dengan sedikit berteriak.Sendu terpekik, dengan cepat ia bangkit lalu menyambar handuknya. Sendu berlari menuju kamar mandi.
"Gue telat!" Ucapnya dengan tergesa gesa.
Tak perlu lama, Sendu hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk selesai mandi dan mengganti pakaiannya dengan seragam. Sendu menguncir rambutnya asal dan menyisakan anak anak rambutnya."Bang anter Wawa! Cepet Bang!" Perintah Sendu sambil menggunakan sepatunya.
"Wa ngapain lo buru buru gitu?"tanya Rindu, Sendu mengernyitkan keningnya.
"Lo buta gak liat ini jam berapa!" Geram Sendu ."Lo tuh yang buta ini masih jam 6.15" Ujar Rindu "masih pagi!" Sambungnya.
Sendu menatap tajam Abangnya, yang di tatap hanya menundukkan kepalanya.
"Bang!" Ucap Sendu dengan nafas yang memburu. "Tai lo bang!" Sambungnya, lalu menjitak kepala abangnya itu.Raino terkekeh melihat adik kesayangannya marah padanya.
"Kamu sih,dibangunin gak bangun bangun, maaf yaa," ucapnya sambil mengelus rambut Sendu penuh sayang."hmm,lain kali gausah gitu." Ujar Sendu sambil tersenyum lebar.
"Yaudah kamu sarapan dulu." Ucap Raino.Selesai sarapan Raino mengantar Sendu dan Rindu pergi kesekolah. Sendu dan Rindu sedari tadi bertengkar entah karena apa. Raino hanya mengidikian bahunya acuh, dia membiarkan adiknya bertengkar.
"Gak turun nih adik adik abang?" Tanya Raino kepada adik kembarnya.
"Udah sampai bang?" Tanya Rindu.
"Ck tolol kalo Abang udah ngomong turun berarti kita udah sampai!" Geram Sendu.
Rindu hanya menganggukkan kepalanya dan turun dari mobil."Ga ada akhlak lo!" Ujar Sendu sedikit berteriak,
"Udah Wa kamu masuk gih, masih pagi jangan marah marah mulu, ntar ga ada yang mau sama kamu kalo kamu marah marah mulu." Ucap Raino dengan sedikit mengejek.
"Terserah Wawa gak mikir itu! Udah ah aku mau turun" Ujar Sendu kesal.Raino menganggukkan kepalanya lalu melambaikan tangannya.
"Punya abang tapi rada rada gila" Monolog Sendu sambil berjalan menyusuri koridor."SENDU!" Teriak seorang siswi dengan suara beratnya
Merasa namanya di panggil Sendu menoleh kebelakang dan mendapati temannya yang tak lain Etta, sedang berlari terbirit-birit.
"Napa lo lari lari?" Tanya Sendu.
"Gak papa sih,gue mau cerita sama lo!" Ujar Etta dengan nafas yang masih memburu.
"Ntar aja kita ke kelas aja dulu." Ajak Sendu yang diangguki oleh Etta.Sesampainya di kelas, Sendu sudah melihat Pita dan Rindu sedang berbincang.
"SAMLEKOM!" Teriak Etta yang mengagetkan Rindu dan Pita.
"Kalo salam yang bener!" Tegur Sendu sambil menggelengkan kepalanya."Hehe iya iya maap" Ujar Etta cengengesan.
"Eh kalo gak salah kita sekarang free deh" Ujar Pita.
"Yang bener lo?!" Tanya Kiko gak santai.
"Iya gue denger dari kelas sebelah." Jawab Pita meyakinkan Kiko. Kiko hanya ber oh ria."Hmm Ta yuk ikut gue,gue mau cerita hehe" Ujar Sendu cengegesan.
"Ayo dimana?" Tanya Etta
"Udah lo ikut aja!" Ucap Sendu sambil menarik lengan Etta.Sendu dan Etta sampai di taman belakang sekolah. Disini tempatnya sepi jarang yang mendatangi taman.
"Lo mau cerita apa Ndu?" Tanya Etta sambil mendudukkan pantatnya ke tanah.
"Gue kemarin ke rumah sakit, nganterin makanan buat Bunda, terus gue nabrak suster dan kebetulan Susternya bawa pasien kayaknya sih mau pulang, pasiennya seumuran sama Bunda, yang gue liat dari pasien itu tatapannya kosong, nah gue sapa aja tuh pasien eh tantenya malah nangis dan meluk gue" Ujar Sendu panjang lebar.

KAMU SEDANG MEMBACA
SENDU (SELESAI)✓
Teen FictionProses Revisi✓ Sebelum membaca ada baiknya di follow dulu... Nazwa Sendu Titania merupakan salah satu dari banyaknya perempuan yang susah untuk membuka hatinya. Akankah Senja Angkasa Prayoga bisa meluluhkan hati seorang Sendu? Simak terus ya cerita...