SENDU

62 15 5
                                    

Hari Sabtu yang cerah, Sendu masih enggan turun dari kasurnya. Abangnya sedari tadi membangunkan Sendu, tapi Sendu tak meresponnya.

"Dek, ayo bangun nanti kesiangan lho" tegur Raino lembut
"Bentar bang, masih pagi." Ujar Sendu dengan suara seraknya.
"Pagi dari mananya?! Ini udah siang, kamu bangun sekarang terus mandi, cepet!" Ucap abangnya.

Sendu pun bangkit dan turun kebawah untuk melakukan ritualnya. Mengambil handuk dan membersihkan badannya. Setelah 20 menit di kamar mandi Sendu pun keluar dengan seragam yang melekat di badannya.

"Dek, sini sarapan." Seru Raino
"Bentar bang, Wawa mau keatas dulu." Ujar Sendu sembari berlari kecil ke arah kamarnya.

Di kamarnya Sendu menyisir rambutnya dan memoleskan bedak bayi dan liptint tipis agar wajahnya tidak terlihat pucat. Setelah itu, Sendu menyambar tas sekolahnya dan turun kebawah untuk sarapan bersama abangnya.

"Masak apa bang?" Tanya Sendu
"Nasi goreng, cepet sarapan terus berangkat sekolah ya" Ujar Raino sambil mengambil nasi goreng untuk Sendu.
"Nana jadi gak sekolah bang?" Tanya Sendu sembari memasukkan makanan nya kedalam mulut.

"Jangan dulu, Nana belum sembuh." Ucap Raino.
Sendu hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Yaudah ayo berangkat!" Seru Sendu lalu meminum air putihnya.
"Yaudah ayo" Ujar Raino.

Mereka berdua berjalan keluar, Sendu menunggu Abangnya yang mengeluarkan mobilnya. Mobil berwarna biru keluar dari garasi dan berhenti di depan Sendu, Sendu pun masuk kedalam mobilnya. Raino melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Setelah 30 menit Sendu pun sampai di gerbang sekolahnya, banyak siswa dan siswi berbondong bondong masuk kedalam kelas nya. Sendu menyusuri koridor tak jarang pula Sendu membalas lambaian dari siswi dan siswa yang menyapanya.

Sendu memasuki kelasnya dilihatnya kelasnya masih sepi ada beberapa murid yang sudah datang lebih awal hanya untuk mengerjakan tugasnya. Sendu memilih untuk duduk di luar kelasnya sembari membaca novel yang tadi ia bawa.

"Dor!!" Seru Etta sambil tersenyum kearah Sendu.
"Stres lo! Untung gue gak ada penyakit jantung." Ujar Sendu geram.

Etta membalasnya dengan cengirannya, lalu merogoh sakunya untuk mengambil handphonenya. Jemari Etta lincah entah mencari apa Sendu tidak tahu.

"Eh kemarin gue ketemu sama mantan lo," ujar Etta hati-hati.
"Ketemu dimana?" Tanya Sendu penasaran.

Flashback on
Etta menemani mamanya yang ingin pergi ke mall. Mengikuti mamanya yang entah ingin membeli apa.
"Ma, Etta capek." Rengek Etta
"Aduh Etta, mama belom nemu yang mama cari!" Ujar Mamanya

"Gini aja deh, Etta tunggu disini aja deh." Ucap Etta yang diangguki oleh mamanya. Setelah mamanya pergi Etta melihat sekelilingnya, matanya membulat ketika mantan Sendu berada di mall yang sama. Dengan buru-buru Etta melempar pandangan ke arah lain, untungnya dia tidak tahu jika Etta berada di tempat yang sama.

"Etta kamu kenapa?" Tanya mamanya.
"Enggak papa ma, Mama udah belom? Kalau udah ayo pulang!" Ujar Etta sambil menarik tangan mamanya.
Flashback off

"Mulai sekarang lo harus hati-hati Ndu!" Ucap Etta.
"Udah tenang aja, kan ada Abang gue." Ujar Sendu meyakinkan Etta.
"Iya juga, tapi tetep aja lo harus hati-hati, kalau lo keluar rumah jangan sendirian." Ucap Etta serius.

"Iya iya, sekalian gue bawa bodyguard deh." Ujar Sendu cengegesan.
"Terserah lo Ndu!" Kesal Etta.

"Selamat pagi anak dugong!" Seru Pita dengan suara cemprengnya.
"Duh apaan sih Pit! Bisa budek gue kalo Lo teriak teriak terus!" Kesal Etta
"Ye, maaf deh maaf" Ujar Pita lalu masuk kedalam kelasnya.
"Gajelas lo" Ujar Etta dan Sendu berbarengan.

SENDU (SELESAI)✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang