Bel tanda masuk berbunyi nyaring, membuat seluruh siswa dan siswi berbondong-bondong menuju kelas masing-masing. Begitupun dengan Sendu dan Etta. Terdengar helaan nafas dari Etta, Sendu hanya menolehkan kepalanya tanpa berniat untuk bertanya.
"Lo gak tanya gitu gue kenapa?" Ujar Etta sambil memanyunkan bibirnya.
"Enggak males." Ucap Sendu lalu kembali berkutat dengan bukunya.
"Nyebelin lo!" Kesal Etta sambil mendorong bahu Sendu pelan. Sendu masih diam dan fokus membaca buku miliknya, tak lama dari itu Pak Botak masuk dengan setumpuk buku."Selamat pagi anak-anak."
"Pagi pakk" jawab mereka tak bersemangat.
"Ini kenapa pada loyo gini?" Tanyanya.
"Ngantuk pak," ujar Kiko.
"Jujur banget lo ko!" Jawab Suci temannya.
"Ngantuk banget gue," ucapnya sambil menguap lalu menaruh kepalanya diatas meja dengan matanya terpejam."Emang gak ada otak!" Cletuk Pita sambil menggelengkan kepalanya.
"Kiko! Bangun! Ini waktunya belajar!" Ujar Pak Botak.
"5 menit aja pak." Jawabnya yang masih dengan mata terpejam.
"Ko lo gila?! Bangun tolol! Lo mau di terkam sama pak Botak!" Ucap Rio teman sebangkunya.Pak Botak menghampiri meja Kiko lalu menjewer telinganya.
"Aduh sakit." Ringis Kiko.
"Sakit? Mau tidur lagi apa di jewer lagi?" Tanya Pak Botak.
"Tidur lagi eh enggak pak, mau ikut pelajarannya bapak aja hehe." Ucap Kiko cengegesan.Akhirnya Pak Botak kembali kedepan dan menatap datar semua murid.
"Perasaan gue gak enak." Bisik Etta.
"Gue juga." Jawab Sendu.
"Kalian ini masih pagi harusnya semangat bukan ngantuk kaya si Kiko! Kalian semua kenapa loyo? Di putusin sama pacarnya? Apa kelamaan jomblo? Atau orang yang kalian suka gak peka-peka?" Tanyanya panjang lebar"Yang terakhir pak." Jujur Suci.
"Yah itu salah kamu sendiri kenapa suka sama orang yang gak suka sama kamu." Jawabnya. Jlebb banget pak...
"Hahaha! Mampus!" Seisi kelas mentertawakan Suci.
"Lo semua kenapa jahat banget? Bapak juga gak kasih saran malah ngejek saya." Lirih Suci."Udah-udah kamu kenapa bucin banget, sekarang keluarkan selembar kertas." Perintahnya.
"Buat apa kertasnya pak?" Tanya Rio.
"Buat main kapal-kapalan! Yah buat ujian!" Kesal Pak Botak.
"Astaghfirullah saya belum belajar Pak." Rengek Suci.
"Itu derita kamu." Jawab Pak Botak yang membuat seisi kelas mentertawakan Suci lagi.Soal yang diberikan Pak Botak tidak main-main, membuat Sendu pusing melihat angka-angka di depannya bukan hanya Sendu melainkan teman-teman kelas Sendu.
"Ndu gue gak bisa, gimana nih?" Tanya Etta.
"Gue juga, kenapa soalnya susah sih." Jawab Sendu. "Tanya Rindu aja, mungkin dia bisa." Sambung Sendu.Etta melihat sekelilingnya dan nampak Kiko mengisyaratkan untuk memberikan jawaban. Lalu Etta mengisyaratkan bahwa Pak Botak melihat Kiko. Kiko yang paham kembali berpura-pura mengerjakan soalnya.
"Kalian lanjutkan dulu, saya mau ke ruang guru sebentar. Jangan ada yang nyontek!" Peringatnya. Semua murid hanya menganggukkan kepalanya.
"We yang baik hati dan tidak sombong! Gue nyontek dong! Susah nih." Ucap Rio.
"Ndu nyontek lah!" Rengek Kiko.
"Lo pikir gue bisa? Ini susah dodol!" Kesal Sendu.
"Nih, gue udah. Contek aja, tapi kalau ada yang salah jangan salahin gue!" Ucap Suci lalu memberikan kertasnya ke Sendu."Ndu, gue juga mau nyontek!" Rengek semua temannya.
"Gini deh, ini gue selesain dulu sama Sendu kalau udah jawabannya di gilir? Gimana?" Tanya Etta yang diangguki oleh teman-temannya. Setelah itu Etta dan Sendu sama-sama berkutat menyalin jawaban Suci. Begitupun dengan Rindu dan Pita.Tak butuh waktu yang lama karena hanya menyalin, Sendu segera memberikan kertasnya ke teman-temannya.
"Kalau ngerjain cepet! Gue yang jaga, ntar kalau ada pak Botak kertasnya balikin dulu." Ucap Etta. Semuanya mengangguk paham lalu kembali mengerjakan soal-soalnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SENDU (SELESAI)✓
Teen FictionProses Revisi✓ Sebelum membaca ada baiknya di follow dulu... Nazwa Sendu Titania merupakan salah satu dari banyaknya perempuan yang susah untuk membuka hatinya. Akankah Senja Angkasa Prayoga bisa meluluhkan hati seorang Sendu? Simak terus ya cerita...