Sendu telah sampai di sekolahnya, Sendu memaksa masuk karena ingin melihat Yoga bertanding. Dulu Sendu pernah berjanji pada Yoga jika ia akan melihat Yoga bertanding, dan Sendu akan menepati janjinya.
"Wa, lo disini aja!" Ketus Rindu. Sendu menganggukkan kepalanya. "Gue mau ke ruang osis," lanjutnya. "Gue gak tanya," jawab Sendu, Rindu yang malas berdebat dengan kembarannya memilih untuk pergi.
Tak lama dari itu Etta dan Pita menghampiri Sendu. "Heh dugong!" Seru Etta, Sendu hanya menaikkan alisnya. "Kok lo sekolah? Emang lo udah gak papa?" Tanya Pita. Sendu menghela napasnya, sebenarnya kepala Sendu sedikit pusing. "Ya lo liat aja sendiri," jawab Sendu.
"Eh, lo mau ketemu Yoga? Mumpung belum lo ketemu dulu sana," ujar Etta. Sendu menggelengkan kepalanya. "Enggak Ta, biarin dulu Yoga fokus. Lagian gue masih baca novel," jawab Sendu lalu Etta menganggukkan kepalanya. "Ya udah, kita kesana ya," pamit Pita Sendu hanya menganggukkan kepalanya.
Sendu membaca novelnya tanpa di sadari Yoga sudah di samping Sendu. Yoga memasangkan sebelah earphonenya. Sendu yang kaget langsung menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan. Dan mendapati Yoga yang menikmati lagunya.
"Dih!" Seru Sendu. Yoga tersenyum tipis ke arah Sendu. "Kok gak ikut kumpul?" Tanya Sendu. "Tadi mau ikut tapi, gue liat lo sendirian disini mangkanya gue temenin," jawab Yoga.
"Kok lo masuk sekolah?" Tanya Yoga. Sendu menutup novelnya dan beralih menatap Yoga. "Karena dulu, gue udah janji sama lo, bakal liat lo waktu tanding. Lo lupa?" Sendu balik bertanya. "Tapi seharusnya gak papa lo gak liat gue, yang penting lo sehat dulu," jawab Yoga.
"Lo mau liat-liat cewe lain kan?" Tanya Sendu dengan sengit. "Dih ogah! Satu aja ngajak berantem mulu," jawab Yoga dan akhirnya Sendu tertawa. "Lo bener udah sehat?" Tanya Yoga, Sendu menganggukkan kepalanya. "Lo aja masih pucet, bohong lo!" Ujar Yoga sambil mencubit pipi Sendu. "Gue udah gak papa kok, cuma pusing dikit tapi gak papa," ucap Sendu.
"Kalau nanti tambah pusing, Istirahat di uks ya," ujar Yoga yang di angguki oleh Sendu. "Ya udah, gue mau kesana. Lo disini aja biar gue bisa liat lo," ucapnya lalu melenggang pergi.
"Eh! Hp lo!" Seru Sendu. Yoga membalikan badannya dan mengernyitkan keningnya.
"UDAH BAWA AJA, DENGERIN MUSIKNYA!" Jawab Yoga lalu berlari.
***
Suara teriakan dan tepuk tangan saling bersahutan. Di depannya sudah terdapat Tim basket cowok. Sendu ingin melihat siapa lawan dari sekolahnya. Tak lama dari itu tim lawan memasuki lapangan. Sendu membelalakkan matanya. "Erwin," gumam Sendu. "Itu Erwin?!" Seru Sendu. Dari kejauhan Sendu melihat Yoga yang menatap Erwin dengan sengit. Tetapi Erwin malah terlihat seperti orang yang lelah.Pritt...
Pertandingan pun dimulai, Lino mengoper bola nya ke arah Yoga. Yoga mendribel bola nya dan mengopernya lagi ke Lino. Semua siswa-siswi bertepuk tangan saat Lino memasukkan bolanya. Lino memainkan rambutnya, si Lino sombong ceritanya.
Sendu memperhatikan Yoga, ia takut Erwin melakukan sesuatu pada Yoga. Tetapi Sendu berpikir mengapa Erwin bisa berada disini? Bukan nya Erwin seharusnya di penjara. Yoga mengatur napasnya dan kembali berlari merebut bola dari lawannya. Dan ya, Yoga memasukkan bolanya.
"Keren banget, asli!"
"Tuh, cowo ganteng banget sih!"
"Kak Yoga! Semangat!"
Begitulah cletukan dari beberapa siswi. Baik dari sekolah Sendu sendiri maupun sekolah lawan. Sendu menatap beberapa siswi dengan sengit. Yoga yang melihatnya hanya tersenyum tipis dan melanjutkan pertandingannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SENDU (SELESAI)✓
Teen FictionProses Revisi✓ Sebelum membaca ada baiknya di follow dulu... Nazwa Sendu Titania merupakan salah satu dari banyaknya perempuan yang susah untuk membuka hatinya. Akankah Senja Angkasa Prayoga bisa meluluhkan hati seorang Sendu? Simak terus ya cerita...