SENDU

46 14 25
                                    

Tiga hari berlalu, dan Sendu tetap tidak di temukan. Teman-temannya dan keluarganya sibuk mencari Sendu. Rindu pun sempat menangis karena ia takut Sendu kenapa-napa.

"Tiga hari, kita gak nemuin tanda-tanda apapun!" Ujar Etta sambil menatap semua temannya cemas.

"Gimana kalau kita liat lagi rekaman cctv di restoran waktu lalu?"  Usul Bumi.

"Boleh tuh! Mungkin ada yang kelewat dan kita gak nyadar," jawab Avi.

Tanpa menunggu waktu lama akhirnya mereka menuju restoran tempat hilangnya Sendu. Bukan hanya teman-teman Sendu yang mencari Sendu. Teman Raino pun ikut mencari Sendu. 30 menit berlalu, mereka sampai dan langsung meminta izin untuk melihat rekamannya.

"Ini Mas, Mbak," ucap satpam yang mengantarnya untuk melihat rekaman cctv.

Etta menyipitkan matanya saat melihat seorang laki-laki berbaju hitam dengan menggunakan topi sedang berjalan ke arah toilet. Laki-laki itu sempat menolehkan kepalanya, alhasil Etta tahu betul siapa laki-laki yang berada di rekaman tersebut.

"Bentar!" Seru Avi. Teman-temannya pun menunggu Avi untuk melanjutkan bicaranya.

"Etta, Lo ngerti kan?" Tanya Avi dan Etta menganggukkan kepalanya.

"Lo berdua yang bener! Ada apa? Apanya yang ngerti?" Tanya Rindu yang cemas.

"Lo liat ada cowok pakai baju hitam?" Tanya Etta, Rindu dan yang lain iku melihat kembali rekamannya.

"Liat kan? Dan Lo berdua mesti tau itu siapa!" Ucap Avi, baik Pita maupun Rindu saling beradu pandang.

"Itu siapa?" Tanya Yoga.
"Lo gak ngerti?" Etta balik bertanya, dan Yoga hanya menggelengkan kepalanya.

"Itu mantan Sendu. Namanya, Erwin," cletuk Rindu. Yoga mengepalkan tangannya.

"Brengsek!" Umpat Yoga. Ketiga temannya mencoba untuk menenangkan Yoga yang memang tiga hari ini sering emosi.

"Yog tenang! Kita pasti tahu Sendu dimana," ujar Lino yang mencoba untuk menenangkan Yoga.

"Lo inget waktu Sendu pulang telat?" Tanya Bumi, mereka bertiga menganggukkan kepalanya. "Waktu itu, cowok yang ngejar Sendu bilang kalau Sendu dalam bahaya dan gak aman. Inget kan lo bertiga?" Tanya Bumi lagi, dan mereka mulai mengingat kejadian beberapa hari yang lalu.

"Gue yakin, cowok itu tahu sesuatu!" Cletuk Lino.

"Siapa? Ciri-cirinya kek gimana?" Tanya Pita.

"Yang gue inget, seragam sekolahnya beda sama punya kita. Dia tinggi, putih dan wajahnya juga lumayan. Waktu itu yang gue denger, Sendu manggil dia itu 'di' gitu." Jelas Lino dan Etta mulai mengerti siapa yang di maksud Lino.

"Kita ke SMA Nusa sekarang!" Seru Etta, meskipun mereka sedikit tidak mengerti namun mereka tetap menuruti Etta.

Di sisi lain, wajah Sendu mulai memucat. Namun, ada bekas tamparan di wajah Sendu.

"Win! Lepasin gue!" Teriak Sendu.

"Masih bisa teriak lo? Padahal tiga hari Lo gak minum dan gak makan," ujar Erwin sambil tersenyum miring. "Itu hukuman buat lo yang gak mau balikan sama gue! Seandainya lo mau, Lo gak bakal kaya gini," sambung Erwin sambil mengusap pipi Sendu namun Sendu menepisnya.

"Teriak sampai mulut lo berbusa gak akan ada yang denger! Cuma gue dan temen-temen gue yang tahu tempat ini," ucap Erwin lalu ia melangkah pergi.

"Yoga tolongin gue, gue takut."

Sendu mulai menangis ia rindu dengan teman-temannya, kakaknya, bunda nya dan Yoga.

Etta dan teman-temannya sampai di gerbang SMA Nusa. Ia menunggu Ardi untuk keluar. Tak lama kemudian, motor sport berwarna putih keluar dari gerbang.

SENDU (SELESAI)✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang