Beberapa tahun kemudian...
Sendu menunggu Etta di kedai kopi dekat kampusnya. Untuk mengusir kejenuhan, Sendu memilih bermain ponselnya. Tak lama dari itu Etta muncul dengan menggunakan rok berwarna peach dan duduk di depan Sendu.
"Capek!" Sendu tersenyum tipis lalu memberikan es kopinya ke Etta.
"Oh iya, kita jadi kan beli hadiah buat Pita yang baru lahiran?" Tanya Etta yang memang sudah merencanakan untuk membelikan hadiah untuk anak pertama hasil pernikahan Pita dan Lino. "Ya jadilah," jawab Sendu.
"Dede bayinya mesti lucu tuh," cletuk Etta yang diangguki oleh Sendu. "Tapi gue masih gak nyangka si Lino bakal secepat itu nikahin Pita," ujar Sendu lalu Etta tertawa. "Dari pacaran udah ngebet pengen kawin." Sendu tertawa sampai perutnya terasa sakit.
"Nasib kita kek gimana ya?" Ujar Etta tiba-tiba. "Lo juga pengen nikah?" Tanya Sendu dan Etta menganggukkan kepalanya. "Sama Avi," ujar Etta. "Ngomong lah sama Avi lo pengen nikah sama dia," ucap Sendu sambil menaik turunkan alisnya.
"Enak aja lo! Lo aja sono bilang sama Yoga kalau pengen nikah," kesal Etta. "Kok jadi gue?" Tanya Sendu. "Bumi aja udah ngelamar si Rindu, masa Yoga belum?" Tanya Etta membuat Sendu kesal.
"Yah, mungkin Yoga belum siap," jawab Sendu. "Jadi berangkat buat beli apa tetep disini bahas Avi sama Yoga yang gak nikahin kita?" Kesal Sendu. " Ya udah ayo beli aja," jawab Etta lalu melangkah pergi menuju mobilnya dan langsung menancapkan gasnya menuju toko perlengkapan bayi.
Sendu memilih perlengkapan bayi yang cocok dengan anak Pita. Tapi matanya menangkap seseorang yang sudah lama sekali tidak bertemu dengannya. Erwin.
"Etta! Sini deh," ujar Sendu lalu Etta menghampiri Sendu. "Itu Erwin kan?" Tanya Sendu lalu Etta mengangguk mengiyakan.
"Nikah sama Merry?!" Ucap mereka kaget. "Samperin gue penasaran, udah bawa bayi woy!" Ujar Etta lalu menghampiri Erwin.
"Erwin!" Panggi Etta, Erwin menolehkan kepalanya lalu melambaikan tangannya. "Apa kabar lo?" Tanya Etta. "Alhamdulillah, baik. Lo sendiri?" Tanya Erwin. "Iya seperti yang lo lihat," ujar Etta.
"Ini anak lo Win?" Tanya Sendu. "iya Ndu, dua tahun lalu gue nikah sama Merry," jelasnya lalu Sendu menganggukkan kepalanya. Merry menghampiri Erwin yang sedang berbincang dengan Sendu dan Etta. "Eh kalian?" Ujar Merry.
"Apa kabar Mer?" Tanya Sendu. "Baik, lo sendiri?" Sendu balik bertanya. "Gue baik, Ndu," jawabnya.
"Anak lo cantik, kaya Mama nya," cletuk Etta membuat Merry tampak malu. "Heleh, gak usah malu lo!" Kesal Sendu lalu mendorong pelan lengan Merry. "Bisa aja lo!" Ucapnya yang masih malu-malu. "Eh, denger-denger si Pita lahiran ya?" Tanyanya lalu Sendu dan Etta menganggukkan kepalanya.
"Bilangin ya, kapan-kapan gue kesana tapi kalau sekarang gak bisa soalnya mau ke rumah Mama gue," ujar Merry lalu Sendu menganggukkan kepalanya. "Iya nanti di bilangin kok," ujar Sendu. "Ya udah kita duluan ya," pamit Merry dan Erwin.
Setelah Erwin dan Merry pergi. Sendu dan Etta saling pandang. "Gercep sekali Erwin!" Cletuk Etta. "Udah lah! Ini gimana udah kan?" Tanya Sendu lalu Etta menganggukkan kepalanya lagi.
"Yuk pulang!"
Mereka membayar belanjaannya dan berjalan pulang ke rumah Etta sekalian membungkus hadiah nya dan pergi lagi ke rumah Pita.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsallam"
Etta dan Sendu masuk ke dalam rumah Lino. Di dalam rumahnya terdapat Yoga, dan Avi. "Lah, kok gak bilang mau kesini juga?" Tanya Avi. "Gak penting!" Sahut Etta. "Ya ampun yang, kamu marah terus sama aku!" Kesal Avi.

KAMU SEDANG MEMBACA
SENDU (SELESAI)✓
Teen FictionProses Revisi✓ Sebelum membaca ada baiknya di follow dulu... Nazwa Sendu Titania merupakan salah satu dari banyaknya perempuan yang susah untuk membuka hatinya. Akankah Senja Angkasa Prayoga bisa meluluhkan hati seorang Sendu? Simak terus ya cerita...