Suara bising kendaraan mulai terdengar, karena Sendu dan Yoga berada di jalan untuk pulang. Sendu sedari tadi lebih banyak diam, kepalanya pusing tetapi ia tak mau memberitahu Yoga.
"Sendu?"
"Iya?"
"Kenapa?"
"Ha? Kenapa apanya?"
"Enggak."
"Eh Yoga, motor lo yang biasanya kemana? Tumben pake ini,'' tanya Sendu, pasalnya saat ini Yoga memakai motor Scoopy berwarna hitam merah.
"Iya, motornya masuk ke rumah sakit," jawab Yoga membuat Sendu mengerutkan keningnya.
"Motor bisa masuk rumah sakit?" Tanya Sendu tak percaya.
"Maksudnya bukan gitu sayang," ujar Yoga. "Masuk bengkel maksudnya, masa gak ngerti!" Kesal Yoga lalu Sendu menganggukkan kepalanya. Setelah itu hening, Sendu memperhatikan jalan yang nampak begitu ramai. Ia baru sadar jika ini bukan jalan rumahnya.
"Yoga, kok bukan jalan balik ke rumah gue?" Tanya Sendu namun tak di jawab Yoga, Yoga fokus menyetir. Tak lama dari itu mereka berdua sampai di rumah berwarna putih dengan pagar berwarna putih juga. Sendu turun dari motor dan membukakan pagarnya.
"Ayo sini," ujar Yoga lalu menggandeng tangan Sendu untuk masuk kedalam.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsallam"
"Eh, udah pulang mas," ucap bibi dan Yoga menganggukkan kepalanya. "Eh, ini siapa mas? Cantik," sambungnya. Sendu hanya tersenyum manis sesekali ia memandang Yoga tak mengerti.
"Ini Sendu. Pacar Yoga," ujar Yoga lalu Bibi menyenggol lengan Yoga. "Mantap Mas, cantik banget," bisik Bibi namun Sendu mendengarnya.
"Oh iya. Mama mana?" Tanya Yoga. "Di kamar Mas," jawabnya lalu Bibi pamit pergi ke belakang.
"Mau ke Mama?" Tanya Yoga. Sendu memandang Yoga dengan penuh tanya. "Ini tuh rumah gue. Gue bawa ke sini cuma mau ngenalin lo ke Mama gue, " jelas Yoga lalu diangguki oleh Sendu. "Jadi mau ketemu Mama?" Sendu kembali menganggukkan kepalanya.
Yoga membawa Sendu ke kamar Mamanya. Ia membuka pintu kamar secara perlahan dan mendapati Mama nya melamun. Yoga menghembuskan napasnya.
"Kenapa?" Tanya Sendu.
"Mama gue gak gila. Cuma Mama gue terpuruk karena kakak gue meninggal waktu mau berangkat ke Amerika," jelas Yoga. Sendu yang baru tahu hanya menatap Yoga prihatin, Sendu mengusap lengan Yoga. "Sabar ya, gue tahu lo juga sedih. Ya udah ayo masuk," ujar Sendu lalu diangguki oleh Yoga.
"Assalamualaikum Mama,"
"Yoga bawa cewek, Mama mau tahu?" Tanya Yoga dan Mama nya menganggukkan kepalanya antusias. "Bentar ya," ucap Yoga lalu Sendu masuk. Sendu maupun Mama Yoga saling bertatap mata, Sendu ingat jelas bahwa ibu-ibu di depannya ini orang yang dulu ia tabrak di rumah sakit. Sendu mendekati Mama Yoga dan menyalimi tangannya.
"Tante yang di rumah sakit bukan?" Tanya Sendu. Tiba-tiba Mama Yoga memeluk Sendu dan Sendu membalas pelukannya.
"Tante gimana kabarnya?" Tanya Sendu.
"Baik, kamu gimana?" Tanya Tante Hana.
"Alhamdulillah, baik juga," jawab Sendu.
Yoga sedari tadi diam berpikir. "Sejak kapan Mama sama Sendu kenal?" Tanya Yoga.
"Yoga, ini cewek yang ketemu di rumah sakit. Ternyata temen kamu?" Ujar Hana dan Yoga hanya menggaruk tengkuknya. "Jadi selama ini maksud mama itu Sendu?" Hana menganggukkan kepalanya. "Makasih Yoga, Mama sayang sama kamu, Nak." Hana mengecup kening anak laki-lakinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SENDU (SELESAI)✓
Teen FictionProses Revisi✓ Sebelum membaca ada baiknya di follow dulu... Nazwa Sendu Titania merupakan salah satu dari banyaknya perempuan yang susah untuk membuka hatinya. Akankah Senja Angkasa Prayoga bisa meluluhkan hati seorang Sendu? Simak terus ya cerita...