Sendu, Rindu, Etta dan Pita sedang bersiap-siap untuk pergi ke suatu tempat. Hanya mereka bertiga yang tahu, sedangkan Sendu hanya mengikuti saja.
"Ndu, lo kenapa sih?" Tanya Pita sambil membenarkan rambutnya.
"Lo nanya gue?" Sendu bertanya, Pita pun memberhentikan aktivitasnya lalu menatap Sendu jengah.
"Ya, iya lah!" Kesal Pita.
"Gue kira, lo tanya ke Rindu," jawab Sendu.
"Gue gak kenapa-napa kok," sambung Sendu. Pita hanya menganggukkan kepalanya.Setelah itu mereka berempat menuju ke halaman depan rumah Sendu dan Rindu. Mereka pun akhirnya memasuki mobil Etta. Setelah 15 menit mereka sampai di sebuah danau, danau yang di penuhi dengan pepohonan sangat indah. Cocok untuk Sendu yang suka menunggu senja datang.
"Ada acara apa sih? Kok kalian ke danau?" Tanya Sendu yang memang tak mengerti.
"Gak ada apa-apa, lo suka kan tempat yang sunyi? Apa lagi sekarang udah sore, pasti tempatnya cocok buat lo yang suka ngeliat senja," ujar Etta membuat Sendu tersenyum lebar.
"Eumm, kita kesini gak bawa makanan?" Tanya Pita sambil mengerjapkan matanya.
"Tenang, ada kok nanti kita yang ngambil. Tapi, ntar aja sekarang kita cari tempat yang cocok buat ngeliat senja, hehe" jelas Etta cengengesan.
"Tapi kan, bisa sambil di bawa," ujar Sendu Etta hanya menggelengkan kepalanya tanda ia tak setuju.Akhirnya Etta menarik Sendu untuk mencari tempat yang nyaman. Mereka pun memutuskan untuk duduk dibawah pohon yang rindang dan cocok untuk melihat sunset. Mereka pun berbincang-bincang sambil menjahili Pita. Sendu pun tertawa lebar, seakan-akan tidak ada masalah di hidupnya.
"Eh, kita ngambil makanannya ya, ayok!" Ajak Rindu, Pita pun berdiri lalu mengangguk.
Begitupun dengan Etta dan Sendu.
"Ndu, lo disini aja, biar kita gampang carinya." Jelas Pita yang di setujui oleh Etta dan Rindu.
"Eumm, oke. Eh, pinjem earphone dong, ada yang bawa gak?" Tanya Sendu, Pita pun mengeluarkan earphone dari dalam tasnya, Sendu pun menerimanya.Ketiganya pun meninggalkan Sendu, dengan pepohonan yang rindang serta kicauan burung yang menemani Sendu. Sendu pun teringat Yoga, entah, dia tak mengerti dengan dirinya sendiri. Pikirnya ia akan mudah melupakan Yoga, nyatanya hatinya menolak.
"Yog, andai lo disini. Pasti gue seneng banget, gak ada lo beberapa hari ini, itu artinya gak ada yang ngrecokin gue lagi. Gue kangen sama lo, andai gue bisa ngomong ini semua ke lo, tapi mustahil. Gue gak akan bisa."
Sendu tertawa hambar, ia terlambat untuk menyadari perasaannya. Ada sesuatu yang hilang saat Yoga pergi, dan mengabaikan Sendu secara tiba-tiba.
...
"Duh, apaan sih?!" Kesal Yoga saat Avi, dan Lino menarik Yoga dengan paksa.
"Ikut gue!" Ujar Avi sambil menarik tangan Yoga.
"Yee, lo berdua kenapa sih? Orang gue gak mau. Itu namanya pemaksaan!" Ucap Yoga dengan penekanan di akhir kalimat.
"Ayo lah Yog! Gak seru lo, gue nangis nih." Ancam Lino sambil merubah mimik wajahnya seperti bayi yang hendak menangis.Yoga mulai jengah dengan kedua temannya. Tapi ia juga ingin pergi untuk menenangkan dirinya. Tak bisa di pungkiri, Yoga khawatir dengan sendu.
"Oke, gue ikut sama lo berdua," putus Yoga, lalu keduanya berhenti merengek.
"Serius?!" Tanya Avi dengan berteriak. Yoga hanya menganggukkan kepalanya.Saat hendak pergi, Yoga teringat sesuatu. Ia pun turun dari motornya, dan menuju ke dalam rumah. Avi dan Lino pun sudah lebih dulu pergi. Yoga memasuki rumahnya dengan tergesa-gesa. Pertama Yoga ke dalam kamarnya untuk mengambil ponselnya. Kedua ia mencari asisten yang berkerja di rumahnya.
"Bibi!" Panggil Yoga entah ini sudah berapa kali. "Bibi kemana sih?" Gumam Yoga. Tak lama dari itu yang di cari pun akhirnya datang.
"Bibi mah, suka ngilang kaya dia. Yoga tuh cariin Bibi dari tadi." Jelas Yoga.
"Hehe, anu mas, tadi saya di belakang. Ada apa mas?" Tanyanya.
"Itu lho, mama kan belum minum obatnya, nanti suruh minum ya, Yoga mau keluar." Jelas Yoga yang di angguki oleh asisten rumah tangganya itu.
"Ya udah, Yoga tinggal dulu ya. Assalamualaikum!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SENDU (SELESAI)✓
Teen FictionProses Revisi✓ Sebelum membaca ada baiknya di follow dulu... Nazwa Sendu Titania merupakan salah satu dari banyaknya perempuan yang susah untuk membuka hatinya. Akankah Senja Angkasa Prayoga bisa meluluhkan hati seorang Sendu? Simak terus ya cerita...