Saat ini, Rindu, Etta dan Pita berada di kantin. Sejak kejadian waktu lalu, Sendu tidak pernah ikut ke kantin. Sama halnya dengan Bumi dkk, Yoga juga tak mau pergi ke kantin.
"Menurut lo, kita harus gimana?" Tanya Avi tiba-tiba.Etta bingung dengan Avi. "Maksud lo?"
Avi menatap datar Etta. "Maksud gue, kita harus gimana, biar si Yoga sama Sendu gak gini terus. Ada yang punya ide gak?"
Lino tampak berpikir, "gimana ya, lo ada ide gak, Pit?" Tanyanya pada Pita. Pita hanya mengerjapkan matanya lalu menggelengkan kepalanya.
"Lo semua tau gak sih?" Ujar Rindu tiba-tiba.
"Tau apa Ndu?" Tanya Lino.
"Gak tahu lah, orang belum Lo kasih tau!" Kesal Etta lalu menyeruput minumannya.
"Menurut gue, si Sendu sakit deh. Lo gak merhatiin apa?" Tanya Rindu sambil memandang Etta dan Pita. Mereka berdua hanya mengangkat alisnya."Sakit? Iya emang sakit. Sakit hati," ucap Etta.
"Bukan itu! Maksudnya, dari kemarin Sendu tuh belum makan. Terus ya, dia tuh sering nangis. Dan tadi pagi, Sendu itu bilang kalau dia lagi pusing, sama Abang udah di suruh izin aja. Tapi, si Sendu gak mau." Jelas Rindu.
"Sampai segitunya?" Tanya Bumi tak percaya.
"Dan lebih parahnya lagi, Sendu lebih banyak diem. Kadang kalau di rumah, Sendu itu cerewet gak kaya gini," sambung Rindu."Kita harus gimana ya, biar keduanya gak saling terluka. Kasian Sendu, tapi juga kasian Yoga," ucap Etta. Rindu bingung dengan Etta,
"Bentar, maksud lo?" Tanya Rindu tak mengerti.
"Bumi gak pernah cerita sama lo?" Tanya Avi. Rindu hanya menggelengkan kepalanya.
"Jadi sebenarnya, Yoga tuh suka sama Sendu udah lama." Jelas Etta yang di angguki oleh Avi.
"Udah lama?" Tanya Pita, Etta hanya menganggukkan kepalanya. "Sejak kapan?" Tanya Pita lagi."Sejak awal masuk sekolah!" Ucap Avi dan Etta yang kesal pada Pita.
"Hah?! Kok gue baru tahu, atau gue aja yang kurang peka?" Bingung Rindu.
"Jauh sebelum Sendu kenal sama Yoga, Yoga sampai tanya ke Bumi waktu itu." Jelas Avi sambil memperhatikan Bumi.
"Nah, jadi gitu ceritanya. Maaf, ya aku gak pernah cerita sama kamu. Yoga bilang jangan cerita dulu sama siapapun, aku kira kamu sama temen-temen kamu udah tahu." Jelas Bumi.
"Aku beneran gak tahu, tapi aku masih bingung. Kenapa, Yoga gak ngomong aja?" Tanya Rindu."Waktu itu kan, Yoga belum kenal sama Sendu. Jadi, Yoga pikir harus pepet Sendu dulu baru ngomong, kalau sebenarnya Yoga suka sama Sendu." Jelas Bumi lagi.
"Gue ada ide, tapi gue gak yakin. Bakal berhasil apa enggak." Ucap Lino sambil tersenyum miring."APA?!"
Lino hanya tersenyum lalu menceritakan semua rencananya.***
"Ndu, cepet dong nyalin tugasnya." Rengek Etta.
"Ini tuh banyak banget. Lagian, lo kenapa gak bangunin gue sih?" Kesal Sendu.
"Salah lo, kenapa lo harus tidur." Ucap Etta.
"Kita duluan aja deh. Kita tunggu di rumah lo, gimana?" Tanya Pita pada Sendu.
"Ya udah, lo semua pulang aja dulu. Tapi, jangan pergi dulu, sebelum gue dateng." Peringat Sendu lalu di acungi jempol oleh mereka.Mereka pun meninggalkan Sendu dengan catatan di papan tulis. Salah Sendu, karena ia tertidur tadi.
"Ya ampun, banyak banget," gumam Sendu.
"Kenapa lapangan basket sepi? Terus Etta sama Pita gak latihan, mungkin libur." Sambung Sendu lalu melanjutkan menulis catatan yang ada di papan.Setalah 15 menit berkutat dengan sebuah catatan, Sendu selesai dan langsung membereskan buku-bukunya. Sendu pun meninggalkan kelasnya. Sendu berjalan menyusuri lorong sekolah yang sudah sepi, sambil bernyanyi kecil. Ia mendengar suara cowok yang ia kenali, siapa lagi kalau bukan Bumi dkk. Sendu tak mau menoleh, ia tahu jika ada Yoga di belakangnya.
Tiba-tiba Sendu berhenti, dari kejauhan ia melihat Ardi teman Erwin. Ardi dari kejauhan sudah melihat Sendu. Dengan cepat Sendu berjalan mundur.
"SENDU!" Seru Ardi.Sendu pun semakin mempercepat langkahnya. Begitupun Ardi, Ardi masuk ke dalam sekolah dan mengejar Sendu.
"SENDU, DENGERIN DULU GUE MAU NGOMONG. PENTING." Teriaknya.
Sendu tak menghiraukan Ardi, ia tetep berlari. Tapi, memang bukan keberuntungan Sendu, Ardi berhasil memegang pergelangan tangan Sendu. Sendu takut, ia tak mau berhubungan lagi dengan Erwin ataupun dengan temannya."Tolong, hiks. Jangan ganggu gue, please." Pinta Sendu yang mulai terisak.
"Siapa yang mau ganggu lo, gue cuma mau lo dengerin gue." Jelas Ardi. Sendu pun mencoba untuk melepaskan cekalannya. Sendu pun berhasil dan langsung berlari.
"SENDU! DENGERIN GUE, KALI INI AJA. INI TENTANG-" Ardi mencoba untuk menjelaskan pada Sendu. Sendu memang berhenti, tapi ia tak mau menoleh kebelakang.
"Gue, gak mau denger apapun. Cukup, Di. Gue udah cukup menderita gara-gara teman brengsek lo!" Ucap Sendu yang mulai bergetar. Sendu pun mulai terisak.Bumi dkk, melihat Sendu dengan wajah yang pucat dan menangis. Bumi pun langsung melihat seorang laki-laki yang tidak ia kenali berada di belakang Sendu dengan mengenakan seragam yang berbeda. Bumi, Lino dan Avi pun berjalan ke arah Sendu. Berbeda dengan Yoga yang mematung melihat Sendu.
"Ndu, lo kenapa?" Tanya Avi. Sendu tak menjawab, ia malah semakin terisak. "Lo tenang, ya." Ujar Avi dan menatap Ardi dengan tajam."LO! Lo apain Sendu?! Ha?!" Seru Avi.
"Gue gak ada urusan sama lo! Gue kesini cuma buat Sendu." Jelas Ardi.
"Mau lo apa? Sendu udah nangis! Lo mau apa lagi?" Tanya Lino dingin. Ardi tak menghiraukan mereka semua. Ia tetap menatap Sendu."Ndu, gue kesini cuma karna lo. Gue gak ada niatan buat lo ketakutan kaya gini. Ada hal yang harus kita bicarakan. Ini tentang lo, lo dalam bahaya sekarang. Percaya sama gue. Lo gak aman untuk saat ini." Jelas Ardi.
Sendu pun memberanikan dirinya untuk menatap Ardi. Tak ada kebohongan di mata Ardi. Sendu menghapus air matanya lalu menganggukkan kepalanya. Ardi pun bernapas lega.
"Ikut gue, ayo." Ajak Ardi lalu menggandeng tangan Sendu.
"Gue duluan ya, makasih," ucap Sendu dengan suara seraknya. Ardi dan Sendu pun meninggalkan Bumi dkk."Apa maksud, cowok itu?" Tanya Yoga dengan lirih.
"Gue juga gak tau," jawab Lino.
Banyak pertanyaan yang mereka sendiri tidak tahu apa jawabannya. Mereka pun memutuskan untuk pulang.Sendu dan Ardi sampai di sebuah warung dekat sekolahnya. Ardi memberikan minum yang barusan ia beli, agar Sendu sedikit lebih tenang. Sendu pun menerimanya.
"Maksud gue baik, gue cuma ngasih tau lo gak aman." Jelas Ardi.
"Maaf," ucap Sendu.
"Gak papa, mulai sekarang lo harus hati-hati. Erwin ada di sekitar lo tanpa lo ketauhi. Gue cuma takut lo di apa-apain, waktu itu Erwin pernah ngomong kalau dia ada rencana buat bikin lo balik sama dia. Apapun caranya," jelas Ardi lagi, Sendu hanya diam, diamnya Sendu adalah ketakutannya."Erwin bakalan tetep di indo?" Tanya Sendu. Ardi hanya menganggukkan kepalanya. "Gue harus gimana, Di? Gue takut," jujur Sendu.
"Kalau lo mau pergi, jangan sendirian. Inget itu, sampai sekarang Erwin itu masih cariin lo." Jujur Ardi. "Gak usah takut, semakin lo takut dia bakal menjadi-jadi," ujar Ardi.
"Gue beda sama Erwin, gue gak kejam." Ujarnya sambil menatap Sendu.
"Lo gue anterin ke rumah lo, tapi jangan kek gitu. Ntar, kakak lo ngira gue apa-apain lo." Jujur Ardi lalu keduanya tertawa.
"Makasih, Di. Tapi kenapa lo bilang ini semua ke gua?" Tanya Sendu.Ardi hanya tersenyum simpul. "Kan gue udah bilang, gue beda sama Erwin. Lagi pula, gue gak yakin, apapun rencananya gak bakal berhasil." Jelas Ardi, lalu Sendu menganggukkan kepalanya tanda ia mengerti.
"Maaf, udah buat lo takut." Sambungnya.
"Iya, tapi asal lo tahu. Gue beneran takut," jujur Sendu lalu tertawa renyah.
"Hahaha. Jadi, kita temenan?" Tanya Ardi, Ardi orang yang baik, Sendu pun menganggukkan kepalanya. "Lo udah ada gebetan?" Tanya Ardi.
"Enggak, tapi gue gak tahu sama perasaan gue sendiri." Jujur Sendu."Lo suka sama seseorang?" Tebak Ardi.
"Gue kan udah bilang, tenyom. Gue gak tahu, gue deket sama dia, tapi sekarang dia ngejauhin gue. Jujur, gue gak bisa jauh sama dia, ada sesuatu yang hilang. Itu yang gue rasain sekarang." Jujur Sendu.
"Berarti, itu tandanya. Lo suka sama dia," ucap Ardi.
"Gitu ya?" Tanya Sendu lalu diangguki oleh Ardi.
"Ya udah ayo pulang, gue anterin." Ajak Ardi lalu mereka melenggang pergi.Tbc
Jangan lupa vote and coment
🧡🧡🧡

KAMU SEDANG MEMBACA
SENDU (SELESAI)✓
Teen FictionProses Revisi✓ Sebelum membaca ada baiknya di follow dulu... Nazwa Sendu Titania merupakan salah satu dari banyaknya perempuan yang susah untuk membuka hatinya. Akankah Senja Angkasa Prayoga bisa meluluhkan hati seorang Sendu? Simak terus ya cerita...