SENDU

44 13 14
                                    

Malam hari setelah Yoga dan ketiga sahabatnya selesai latihan, untuk lomba yang di akan di adakan dekat-dekat ini, mereka membuat rencana kencan bersama untuk pertama kali.

"Udah rapi kan gue," ucap Avi sambil bercermin. Teman-temannya hanya menganggukkan kepalanya.

"Udah semua kan?" Tanya Bumi, "udah kok, berangkat sekarang?" Tanya Lino. "Kuy!" Seru Bumi lalu turun kebawah untuk berpamitan dengan kedua orangtuanya, kebetulan orang tua Bumi hari ini tidak sibuk.

"Ma, Bumi mau keluar sama temen-temen ya. Pulang malam jadi gak usah nungguin Bumi," pamit nya. "Emang mau kemana Bumi? Kok semua rapi? Memang ada yang penting?" Tanya ayahnya bertubi-tubi.

"Ini acara nya penting pake banget, Om," cletuk Lino sambil tersenyum tidak jelas. "Ada acara apa sih? Om pengen tahu," jawab Ayah Bumi yang mulai kepo. "Bukan acara kok, Om. Ini kencan sama pacarnya kita," ujar Avi. Ayah Bumi hanya mengangguk paham.

"Emang kalian udah punya pacar? Kalau Bumi Tante tahu, pacar Bumi namanya Rindu kan?" Tanya Mama Bumi memastikan. "Iya, kalau Bumi sama Rindu, kalau Yoga sama kembarannya Rindu," jawab Lino membuat kedua orang tua Bumi mengerutkan keningnya.

"Bum, Om sama Tante gak tahu kalau si Rindu sama Sendu kembar?" Tanya Avi sedikit berbisik. Bumi hanya menggelengkan kepalanya. "Lupa," jawab Bumi sambil menggaruk tengkuknya.

"Jadi, Rindu itu punya saudara kembar namanya Sendu. Nah, Sendu ini pacarnya Yoga. Gitu Ma, Pa," jelas Bumi dan kedua orang tuanya mengangguk paham.

"Ya udah, Tante, Om. Kita berangkat dulu ya," pamit Yoga. "Assalamualaikum,"

"Waalaikumsallam"

Mereka berempat menuju ke pekarangan depan rumah Bumi, dan langsung menancap gas motornya agar tidak terlalu malam waktu pulang kerumah.

Sedangkan di lain tempat, baik Etta, Pita, Sendu dan Rindu saling merapikan rambutnya. Mereka sedikit berdandan tidak terlalu menor dan memakai celana jeans panjang dengan hoodie crop.

"Udah kan? Pegel gue benerin rambut mulu," cletuk Sendu yang memang tidak pernah dandan seperti ini. "Buat pengalaman, Ndu. Kalau si Rindu udah gak kaget, kalau kita? Kita kan masih pertama kali nge-date," jawab Pita.

"Kayanya juga sama aja, gimana pun gue, Yoga tetep mau-mau aja tuh sama gue." Sendu mengambil parfum dan menyemprotkannya ke badan Sendu. "Tapi, ada baiknya kita merawat penampilan kita. Biar, nantinya pacar kita enggak ngelirik cewek lain," jawab Pita yang bercermin sambil bergaya.

"Kalau ngelirik cewek lain, gue patahin leher nya!" Kesal Etta. "Sejak kapan ngelirik pake leher?" Tanya Sendu, Etta pun menggaruk tengkuknya.

"Udah-udah, mending kita kebawah pakai sepatu. Soalnya yang cowok udah deket," ucap Rindu menengahinya.

Mereka turun kebawah dan memakai sepatu masing-masing. Sambil menunggu, mereka memainkan ponselnya. Tak lupa, mereka juga ber-selfie ria. Sampai akhirnya bel berbunyi.

"Dek, ada Bumi sama temen-temennya itu. Kalian mau pergi?" Tanya Raino, mereka pun mengangguk bersama. " Ya udah, kalau pulang jangan malam-malam ya," sambung Raino lalu mereka pamit untuk kedepan.

"Kok jantung gue disko sih?" Tanya Pita dengan polosnya. "Mana gue tahu, mending tanya si Lino," jawab Etta lalu Pita mengangguk paham.

"Lino!" Seru Pita

"Apa biji cabe?" Jawab Lino dengan kekehan kecil.

"Ih, nyebelin!" Kesal Pita sambil mengerucutkan bibirnya.

"Maaf, maaf. Ada apa, hem?" Tanya Lino sambil menyalipkan rambut Pita ke belakang.  "Jantung gue disko, itu kenapa ya? Kaya jedag-jedug gitu," ujar Pita membuat ketiga temannya menutup wajahnya malu. "Itu namanya grogi Pita!" Jawab Lino dengan sedikit kesal.

SENDU (SELESAI)✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang