SENDU

53 14 6
                                    

Hari Senin adalah hari yang paling menyebalkan, siswa harus ber panas-panasan mendengarkan pidato dari pembina upacara. Yang biasanya membahas mengenai kebersihan, menaati peraturan dan tak lupa mengingatkan kita agar belajar yang baik.

"Bibi," Seru Sendu sambil menggunakan sepatunya dengan tergesa-gesa.
"Iya mbak?" Tanya Bi Siti.
"Wawa berangkat dulu ya, Assalamualaikum." Pamitnya lalu mengambil tasnya.

"Gak sarapan dulu mbak?" Tanya Bi Siti.
"ENGGAK BI GAK SEMPET, UDAH TELAT." Jawab Sendu sambil berteriak, lalu berlari menuju halte.
"Anjir kenapa gak ada bus sih," kesal Sendu.

"Gimana nih, aduh mana sekarang upacara."
Dari kejauhan Sendu melihat seseorang yang mengenakan seragam yang sama, dengan segera ia memberhentikan orang itu.
"Tunggu-tunggu stop." Ucap Sendu, lalu siswa itu membuka helmnya dan ternyata itu Lino.

"No nebeng ya," pinta Sendu.
"Yaudah cepet naik, ntar telat." Jawab Lino lalu menancap gasnya menuju sekolahnya. Tak butuh waktu lama mereka berdua sudah sampai di parkiran.
"Makasih ya," ujar Sendu.
"Sama-sama, lagian lo tumben dateng jam segini?" Tanya Lino.

"Gue telat bangun, kemarin malem gak bisa tidur, hehehe." Jujur Sendu cengegesan.
"Ohh gitu, gak bisa tidur soalnya mikirin Yoga?" Tanyanya lagi.
"Ih enggak, sok tahu lo." Elak Sendu.
"Iyain deh." Jawab Lino dengan tertawa.
"Gue masuk dulu ya, sekali lagi makasih." Ucap Sendu yang diangguki oleh Lino.

Di dalam kelasnya, Sendu mendapati Etta dan Pita yang bertengkar. Rindu? Jangan ditanya sedang apa dia, Rindu mengikuti OSIS disekolahnya dengan Bumi. Itu alasannya di hari Senin dia sangat sibuk.

"Lo berdua kenapa ribut terus sih?" Tanya Sendu lalu menggelengkan kepalanya.
"Si Etta nyebelin banget." Adu Pita.
"Yang nyebelin itu lo!" Kesal Etta.
"Udah-udah berantem mulu." Pisah Sendu.
"Kita ke lapangan ayo." Ajak Etta yang diangguki oleh kedua temannya.

Upacara di mulai beberapa menit yang lalu, semua siswa dan siswi mengikuti dengan hikmat. Hanya ada suara pembina upacara yang memberi amanat.
"Kapan selesainya sih, udah pegel kaki gue." Bisik Pita sambil menghentakkan kakinya pelan.
"Diem!" Ucap Sendu dan Etta.
"Ya Allah gue laper." Ujar Pita yang tak henti-hentinya mengoceh.

Lama berdiri dan mengoceh akhirnya Pita dan seluruh siswa Bina Bangsa bisa beristirahat.
"Akhirnya upacaranya selesai." Ucap Pita.
"Lo tuh gak bisa diem kalau upacara, ngoceh mulu." Kesal Etta.
"Lo kenapa sih, marah mulu kalau ke gue. Gue ada salah sama lo?!" Tanya Pita dengan nada tinggi.
"Berantem aja terus gak usah ke kantin!" Ucap Sendu yang mulai kesal, lalu melenggang pergi membiarkan mereka berdua bertengkar.

"Sendu!" Seru mereka berdua.
"Lo sih," ujar Etta menyalahkan Pita.
"Kok gue, lo tuh!" Kesal Etta.

***

"Gimana kencan lo sama Sendu?" Tanya Avi.
"Yah gak gimana-gimana." Ucap Yoga.
"Lo gimana sih, lo jalan sama Sendu kemana aja sampai gak ngerasain apa-apa." Kesalnya.
"Gue cuma ngajak ke taman terus ke rumah Tante gue." Jujur Yoga.
"Udah? Gitu aja?" Tanyanya lagi.
"Iya, lagian lo ngapain tanya mulu!" Kesal Yoga.

"We! Berantem mulu. Ngantin yuk." Ajak Lino.
"Apaan sih lo?! Dateng-dateng ngagetin aja!" Murka Avi.
"Lagian lo berdua ngapain berantem? Kek anak TK aja." Ejek Lino.
"Suka-suka lo no, yaudah ayo ngantin, nanti Bumi juga nyusul sama Rindu." Ucap Yoga yang diangguki oleh kedua temannya.

Di pertengahan jalan menuju kantin, Lino melihat Etta dan Pita bertengkar.
"Eh liat tuh Etta sama Pita berantem." Ucap Lino.
"Kalau mereka tiada hari tanpa bertengkar." Jawab Avi.
"Iya kayak lo berdua." Sambung Yoga lalu berjalan meninggalkan kedua temannya.

"Yee dasar tenyom." Kesal Lino dan Avi lalu menyusul Yoga.
"He! Berantem mulu." Ucap Yoga tiba-tiba.
"Ngagetin aja lo!" Ujar mereka, Yoga terkekeh.
"Lo mau ke kantin kan? Yaudah ayo bareng kita." Aja Yoga lalu di angguki oleh mereka.

SENDU (SELESAI)✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang