CHAPTER 3

58.6K 4K 164
                                    

3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

3. My New Life

☁︎

Beberapa jam berlalu, dan seorang dokter keluar dari ruangan tersebut. Dia membuang masker operasinya ke dalam tong sampah. "Suami ibu Keira?"

Ryan langsung maju ke depan. "Saya sahabatnya. Gimana dok?"

"Dokter Ryan?" Dokter yang baru saja mengoprasi Keira tersebut menaikkan kedua alisnya ketika mendapati kehadiran rekan kerjanya di depan ruang operasi.

"Gimana keadaan sahabat saya?"

"Maaf, tapi pendarahan yang dialami ibu Keira menyebabkan dia kehilangan janinnya yang masih berusia empat minggu. Kondisinya sudah cukup normal sekarang, tapi ada luka pada pinggang bagian belakangnya hingga membuat urat sarafnya tidak bisa lagi berfungsi. Beliau mengalami paraplegia yang seperti dokter Ryan tau, sebagian tubuhnya tidak akan berfungsi dan mengalami mati rasa."

Saat dokter di depannya mengatakan kalau Keira mengalami luka pada tulang belakangnya, Ryan sudah hampir hilang harapannya. Pria itu menatap wanita yang masih terbaring di dalam ruang oprasi tersebut dengan nanar.

Dia tidak hanya kehilangan bayinya, tapi dia juga kehilangan separuh hidupnya.

Ya Tuhan, mengapa semua ini bisa terjadi kepada wanita itu?

Dia mengambil ponselnya lalu langsung menghubungi seseorang. "Istri lo lagi kecelakaan! Lo di mana sekarang?!" tanyanya dengan suara meninggi. Dia hampir tidak bisa menahan emosinya. Semua ini pasti ada hubungannya dengan pria sialan itu. Ketika dia menerima telpon dari Keira tadi, dia sudah mempunyai firasat buruk ketika suara Keira terdengar bergetar.

Ketika kasur wanita itu sudah dibawa keluar dari ruang oprasi ke ruang kamar biasa, jantungnya seperti ditusuk memikirkan jawaban apa yang harus diberikan ketika dia bertanya;

Bayi aku masih hidup kan?

Dengan kedua matanya yang penuh harapan itu.

☁︎

Beberapa hari kemudian, kedua mata wanita itu akhirnya terbuka, dan yang dia lihat pertama kali adalah putih. Langit-langit kamar rumah sakit terlihat sangat putih hingga membuat kedua matanya menjadi silau.

"Udah bangun, Kei?" Lalu dia menggerakkan kepalanya dengan susah saat mendengar suara Ryan.

"Bayi gue gimana Ry? Gue masih hamil kan?" tanyanya langsung dengan tangan yang memegang perutnya. Dia menatap Ryan dengan kedua mata penuh harapnya. Ryan terdiam di depannya, hingga membuat Keira mengerutkan dahi.

"Ry? Bayi gue masih hidup kan?" Tanpa ia sadari, suaranya mulai meninggi. Ketakutan itu langsung menyergap sekujur tubuhnya. Dia menatap Ryan dengan was-was.

Ryan menundukkan wajahnya dalam-dalam. Dia sungguh tidak mampu untuk menatap Keira sekarang. "Ryan!" seru Keira dengan air mata yang sudah berderai ketika ketakutannya mulai menjadi kenyataan. "Bayi gue masih hidup kan, Ry???" Kini suaranya berubah menjadi bisikan. Dia memalingkan wajahnya dan menatap langit rumah sakit, lalu air mata itu menetes. Kedua matanya mulai terpejam. "Bayi gue gak salah apa-apa, Ry..."

The Day We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang