CHAPTER 37 [END]

86.1K 2.9K 117
                                    

Pardon me if there are any typos on them!

Happy reading!

Jangan lupa itu video di mulmed diputer selama baca part ini! Hehe thankiess

...

37. Thankyou, and I'm Sorry.

...

Kedua kaki Eric melangkah masuk ke dalam ruang ICU itu dengan tatapan kosong. Tanpa disuruh, kedua matanya sudah berkabut saat memandang istrinya yang terbaring dengan beberapa alat yang memabantunya untuk terus bernapas.

Perlahan, dia membungkukkan tubuhnya di dekat Keira. Tangannya menggenggam jari-jari dingin Keira, lalu dia mengecup dahi Keira lama. Saat itu air matanya menetes jatuh ke wajah Keira, dan dia segera mengusap wajah Keira dengan pelan. "Maaf."

Memandangi wajah damai Keira, terbit sebuah senyum tipis di wajahnya. "Kamu masih tidur?" tanyanya dengan pelan. Sudah satu minggu Keira berada di dalam ruang ICU dengan keadaan yang tidak sadarkan diri.

Yang ditakutkan adalah jika wanita itu mengalami mati otak, dan hidupnya hanya akan terus bergantung kepada alat medis. Kecuali jika ada keajaiban yang bisa membuat wanita itu hidup normal lagi walau semuanya itu sangatlah mustahil untuk dipercayai.

Eric menggenggam tangan Keira lebih erat. Guratan muncul di dahinya seiringan dia menahan sekuat mungkin agar tidak terisak di depan Keira. "Kamu gak mau bangun, Kei? Anak kita perempuan. Cantik. Wajahnya sama persis seperti kamu," Dia mulai bercerita dengan suara yang bergetar. Entah sudah yang keberapa kali dia menceritakan hal yang sama kepada istrinya. Yang jelas, dia tidak akan pernah bisa berhenti mengatakannya sampai Keira terbangun.

"Keira... Bangun dong? Aku kangen sama kamu." Suaranya mulai terdengar parau.

Pria itu memejamkan kedua matanya, dan meletakkan kepalanya pada kasur istrinya. Dia  masih menggenggam tangan istrinya dengan erat.

Lalu air mata itu turun lagi dengan deras. Sudah seminggu ini, dia selalu menghabiskan waktunya di samping Keira dengan menangis dalam diam, berharap kalau wanita itu akan terbangun dan memberikan senyum tipisnya kepadanya.

...

Eric membuka kedua matanya, dan dia merasa bingung dengan keadaan sekitar. Semuanya terlihat asing. Lantas pria itu menjalankan kedua kaki menulusuri tempat asing ini dengan harapan segera mengetahui di mana dia sedang berada.

"Ericcc!" Dia menoleh ketika mendengar suara itu. Suara yang sangat dirindukannya selama satu minggu ini.

Seorang wanita sedang berlari kepadanya dengan wajah yang berseri-seri. Untuk sesaat, Eric terpana ketika mendapati wajah ceria itu. Sudah lama dia tidak menatapnya. Dia mengerjapkan kedua mata karena masih belum percaya.

Lalu senyum juga mulai terbit di wajahnya. Eric tersenyum tipis. Dia langsung memeluk Keira dengan erat ketika wanita itu sampai kepadanya. Dia memejamkan kedua mata dan meletakkan kepalanya pada bahu Keira. "Kamu sudah bangun?" tanyanya dengan kedua mata yang tertutup. Dia semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Keira.

Wanita di pelukannya itu menganggukkan kepalanya. Dia ingin melepaskan pelukan Eric, tetapi pria itu tetap memeluknya dengan erat. "Anak kita sudah lahir," ucap Keira lagi. Jantung mereka beradu dengan keras.

"Hmmm," gumam Eric.

"Kamu sudah bertemu dengannya?" tanya Keira.

The Day We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang