CHAPTER 21

47.1K 2.5K 18
                                    

Pardon me if therr are any typos in them!!

Happy reading!!!

...

21. How long do i have to hold this feeling?

...

"Kamu tidak akan membiarkan aku sakit karena berendam di dalam air terlalu lama, kan Eric?" tanyanya ketika dia tidak mendengar suara apapun lagi setelah pria itu selesai mengklaim dirinya.

Eric menyampirkan rambut panjang wanita itu ke samping kiri, hingga pemandangan leher jenjang mulus Keira kini memenuhinya kedua matanya. Eric menjatuhkan kepala pada lekukan leher itu, lalu mulai menatap wajah Keira dari samping.

Keira melirik Eric lalu dia berubah gugup, "Eric, aku mengantuk. Aku ingin tidur sekarang..."

"Kamu kira aku akan melepaskan kamu begitu saja setelah hampir telanjang seperti ini?"

"Kamu yang membuka gaun aku."

Eric mengangkat tubuh wanita itu, lalu membalikkannya dan kini keduanya mulai saling menatap. Dia menatap dan mengusap pipi merah Keira. "Kenapa kamu tidak membuka baju aku juga kalau begitu?" tanyanya dengan seringai.

"Apa boleh?" tanya Keira dengan ragu-ragu.

Eric menganggukkan wajahnya yakin, lalu mulai meyandarkan tubuhnya dengan tumpuan kedua tangannya di belakang kepala. "Silakan."

Tangan Keira dengan ragu-ragu mulai membuka kancing kemeja Eric satu persatu. Kedua matanya masih menatap Eric, karena bisa saja suatu saat pria itu akan kembali kepada sifatnya yang dingin.

Hanya tinggal dua kancing yang tersisa, tetapi Eric sudah sangat tidak sabar dengan perlakuan Keira yang sangat lambat. Akhirnya dia melepaskan kemejanya paksa sehingga menyebabkan dua kancing yang tersisa terlepas dan terlempar. Eric menatap wajah Keira lama, lalu mengusap wajah istrinya yang masih dipenuhi tetes-tetes air. Kedua matanya turun pada bibir merah Keira, lalu dengan cepat dia mengecupnya.

Keira menyadari ada yang berubah dari tangan Eric. Wajahnya menunduk, dan ketika itu jantungnya berdetak keras ketika menatap jari Eric, dan menyadari kalau cincin yang dipakainya bersama Gladys sudah menghilang dari penglihatannya sekarang.

Dan pemandangannya sudah berubah. Sebuah cincin putih dengan kilau di atasnya tersemat manis pada jari pria itu. Menyadari tatapan Keira yang turun kepada jarinya, Eric menghela napas panjang dan menarik tubuh polos wanita itu ke dalam pelukannya.

Kini kulit sudah bersentuhan dengan kulit.

Ketika merasakan ada sesuatu yang mendesak di bawah sana, wajah Keira berubah gugup. Dia langsung melepaskan Eric dan menundukkan wajahnyaㅡtidak berani menatap Eric. "Eric, aku benar-benar mengantuk sekarang. Aku tidak bisa.."

"Apa kamu akan mengira kalau aku akan melepaskan kamu?" Tubuh Keira tanpa sadar meremang ketika mendengar jawaban Eric. Dia mengangkat wajah lalu bergidik ngeri ketika suaminya tengah menatapnya dengan tatapan penuh kabut gairah.

"Kei, kita sudah tidak pernah melakukannya selama satu bulan terakhir." Ada nada memohon di suara Eric.

"Tapi... Tapi... Kaki aku sudah..." Wanita itu menunduk. Keira sebenarnya juga menginginkan apa yang diinginkan oleh Eric. Hanya saja sekarang dia harus mulai tau diri kalau dia sudah tidak lagi sempurnaㅡdia sudah kehilangan kedua kakinya. Keira takut, kalau dia tidak bisa memuaskan Eric seperti dulu lagi.

"Tidak ada yang bisa menghalangi, Keira. Aku sudah berkonsultasi dengan dokter kamu."

"Ha?" Keira menatap Eric dengan tidak percaya. "Kamu bertanya kepada dokter aku?"

The Day We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang