CHAPTER 4

57.5K 3.8K 32
                                    

4

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

4. Those Painful Eyes

☁︎

Tidak ada yang memilih untuk memulai pembicaraan di dalam mobil itu. Keira hanya menatap jalanan di melalui kaca mobil dengan tatapan kosong. Aura di antara mereka benar-benar menegangkan, dan keduanya sepertinya merasa baik-baik saja dengan keadaan seperti ini.

Eric sesekali melirik istrinya yang terdiam sejak tadi. Sebenarnya dia tidak masalah ketika wanita di sampingnya tidak berkata apapun karena sebenarnya sejak dulu dia juga tidak pernah mendengarkannya secara sungguh-sungguh.

Tetapi tatapan mata wanita itu benar-benar mengganggunya. Pria ini tidak mengerti tetapi dia merasa wanita itu menatapnya dengan sangat sinis. Semuanya terjadi begitu saja saat dia sudah sadar dari rumah sakit beberapa hari yang lalu. Perubahan sikap Keira kepadanya sangat kontras jika dibandingkan dengan bagaimana dia bersikap dulu.

Tanpa sadar, mobil sudah berhenti di depan perkarangan rumah, dan Eric langsung keluar dari mobilnya. Pria itu membukakan pintu bagi Keira, dan wanita itu masih tidak mau menatapnya. Berusaha untuk mengerti kalau wanita itu sedang dalam masa pemulihan akibat kehilangan bayinya, Eric menggerakkan tangan kirinya untuk menyentuh bagian dalam kaki itu, sedangkan tangan kanannya menyentuh punggung Keira.

Wanita itu kini berada dalam gendongannya, dan dari sini, untuk pertama kalinya dia bisa menatap wajah istrinya dengan jelas. Dia mengamati kedua mata bulat Keira yang sudah tidak lagi memancarkan tanda-tanda kehidupan di sana, lalu turun ke hidungnya yang mungil tetapi tidak terlalu tinggi itu, dan bibirnya yang biasanya selalu menampilkan senyum indah tapi sepertinya untuk sekarang ... Eric sudah tidak bisa melihatnya sekarang.

Istrinya hanya diam saja begitu dia meletakkannya di atas kursi roda. Wanita itu tidak mengucapkan sepatah kata apapun setelah keluar dari rumah sakit tersebut.

"Non??? Gimana keadaannya sekarang?" Bi Ina langsung berlari kepada Keira dan berjongkok di depannya. Alih-alih membalas sapaan Bi Ina, wanita itu bahkan tidak menatapnya.

Dia masih belum bisa menerima kehidupan barunya. Entahlah, Keira merasa sangat tidak adil.

"Bi, tolong bawa Keira ke kamar. Mulai sekarang dia sekamar sama saya." Bi Ina sungguh mengerti apa yang dialami oleh pasangan ini. Hanya salah satu dari mereka saja yang memiliki perasaan cinta, sedangkan yang satu mengabaikannya.

Walau mereka tetap melakukan apa yang dilakukan oleh pasangan seperti biasanya, tetapi semua orang dapat mengetahui kalau mungkin tujuannya hanya untuk memperpanjang keturunan.

Bi Ina juga menyadari kalau dia mendapati bau parfum wanita lain di baju sang Pria. Tapi apa daya, dia hanyalah seorang asisten rumah tangga yang tidak berhak untuk ikut campur dalam rumah tangga majikannya.

☁︎

Setiap pagi dan siang, matahari akan tetap melaksanakan tugasnya dengan baik, lalu akan digantikan dengan bulan pada saat malam. Semuanya melaksanakan tugas seperti biasa, karena hari terus berjalan.

The Day We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang