10. I'm Sorry
☁︎
Sembilan tahun yang lalu.
Acara pelepasan bagi siswa kelas dua belas dilaksanakan satu minggu setelah pengumuman mengenai kelulusan mereka.
Keira berangkat bersama Ryan ke salah satu hotel ternama di kotanya. Dia tidak bisa berangkat bersama Eric, karena tentunya lelaki itu lebih memilih untuk berangkat bersama pacarnya sendiri.
"Lo cantik malam ini, Kei."
"Makasih. You look fine too, Ry."
Beberapa menit kemudian, keduanya sudah menginjakkan kaki mereka di ballroom hotel dan tanpa mereka duga ballroom tersebut sudah dipenuh oleh banyaknya manusia yang berseliweran di dalamnya. Ada yang berbincang satu sama lain. Ada yang tertawa. Ada juga yang hanya diam saja di pojokan.
Mereka duduk di meja bundar yang sudah dipersiapkan oleh sekolahnya. Keduanya menyaksikan beberapa pentas yang ditampilkan itu. Ada pertunjukkan band dari sekolahnya, ada drama, ada pertunjukkan perfomance. Dan yang terakhir ada pertunjukkan spesial drama dari guru-guru yang berhasil menghibur murid-muridnya.
Tak terasa sudah berada di penghujung acara, dan semuanya bersiap untuk pulang masing-masing ke rumah mereka.
Begitu juga dengan Keira yang saat itu sedang berada di toilet. Wajahnya masih cerah, lalu dia tak sengaja melihat tangan Gladys yang digenggam erat oleh Eric. Kedua matanya menyipit, penasaran. Dia tahu kalau hatinya tidak akan pernah siap menerima apa yang akan ia lihat nanti, tapi otaknya tetap memerintah untuk tetap mengikuti mereka.
Akhirnya dia bersembunyi di balik tembok dan menatap keduanya yang sedang bertatap-tatapan. "Kamu gak ngomong sama aku dari awal."
"Maaf, Ric. Aku gak tau kalau Papa aku sudah mendaftarkan aku di universitas Jepang." Gladys menundukkan wajahnya, menyembunyikan raut merasa bersalahnya itu.
"Apa gak bisa di Indonesia aja?"
"Gak bisa, Ric."
Keduanya sama-sama terdiam di tempat. Keira bisa melihat bagaimana kacaunya keadaan Eric sekarang. Lalu kedua matanya beralih pada Gladys yang sudah mencucurkan air mata tersebut.
"Tunggu aku, Ric. Selama aku di Jepang, perasaan aku kepada kamu ini akan selalu sama. Aku janji."
Eric menatap kedua mata pacarnya dalam-dalam. Lalu dia juga ikut menganggukkan kepalanya.
Dia maju beberapa langkah, hingga keduanya sudah tidak ada jarak yang menyisakan. Eric mulai menyentuh tengkuk Gladys, lalu mulai mendekatkan wajahnya kepada gadis tersebut. Dan setelahnya, kedua bibir itu sudah saling bersentuhan di tengah dinginnya malam.
Ada hati yang patah hingga berkeping-keping malam itu. Keira langsung membalikkan badan, tidak mau menatap kedua insan yang tengah berciuman di depannya. Dia berjongkok lalu meletakkan kedua tangan di atas lutut dan membenamkan kepalanya di dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Day We Meet Again
Romance[Completed] Keira sangat mencintai Eric. Tapi pria itu tidak pernah menatapnya. Sampai suatu kejadian terjadi pada Keira, dan dia ingin meminta cerai kepada suaminya itu. Kalau pria itu tidak pernah mencintainya, lantas mengapa dia merasa takut saat...