18. Beautiful Day, Beautiful Life.
☁︎
Hari ini Eric memang sengaja untuk bangun lebih pagi dari sebelumnya. Dia meregangkan tubuhnya untuk sejenak, lalu mengacak rambutnya sembari menguap lebar dan segera berjalan ke arah dapur.
Dia melirik jam dinding, lalu mendesah kalau jarum pendek masih berada di angka lima. Biasanya masih akan ada tiga sampai empat jam lagi bagi dia untuk bergelut dengan alam mimpi. Tapi dengan kondisi yang sudah berbeda, dia sudah tidak bisa membiarkan wanita itu untuk memasak, apalagi dengan memasak dia bisa menyentuh benda-benda tajam lagi.
"Good morning, uncleee." Ethan berdiri di sampingnya sambil mengucek kedua matanya. Pria itu langsung mengambilkan milo dari dalam kulkas dan memberikan kepada bocah berusia empat tahun tersebut.
Eric mengacak rambut keponakannya, lalu dia berlutut agar menyamakan tinggi keduanya walau Ethan masih harus mendongakkan kepalanya. "Ethan bisa diam dulu, ya? Aunty Keira-nya masih tidur. Nanti kalau Ethan berisik, Auntynya gak bisa tidur lagi. Bisa, ya?"
Eric tersenyum ketika Ethan mengangguk dengan muka bantalnya. "Sana nonton teve dulu. Tapi jangan keras-keras suaranya." Dia menyuruh Ethan untuk pergi ke ruang tamu dan menunjuk teve dengan layar besar yang sudah berada di channel film kartun kesukaan Ethan.
Setelah memastikan kalau Ethan akan diam, Eric kembali ke dapur. Pria itu mengeluarkan bawang putih, beberapa butir telur, nasi dari dalam rice cooker, garam, dan penyedap rasa. Niatnya sih dia ingin membuat nasi goreng yang simpel. Entah bagaimana nanti nasib nasi goreng yang akan ia buat, karena faktanya ini adalah kali pertama pria itu bersentuhan dengan telenan dan sejenisnya. Untung saja dia bisa menyalakan kompor, lantaran dia adalah ahlinya dalam membuat mie instan karena pernah hidup sendiri dulu ketika kuliah.
Masih dengan wajah tidak yakinnya, pria itu mulai mengikuti semua langkah-langkah melalui salah satu tutorial memasak nasi goreng di youtube. Akhirnya, tepat ketika masakannya sudah matang, Keira sudah muncul tak berapa jauh di sampingnya.
"Kamu masak apa, Ric?" tanyanya sambil mengayuhkan kursi rodanya mendekat ke arah pria itu.
"Nasi goreng buat kamu. Kamu duduk dulu aja di meja makan, aku siapin dulu."
"Kamu yakin bisa masak?"
Eric menaikkan bahunya. "Gak yakin sih sebenarnya," jawabnya dengan cengiran.
Keira menatap sepiring nasi goreng di depannya dan Eric berkali-kali. "Kamu kok gak makan juga?"
"Aku tadi udah minum susu sih sebelum makan. Gak terlalu lapar juga. Nanti aja aku tunggu Mama datang dulu baru makan bareng," jelasnya. "Udah. Ayo makan."
Selesai mendengar jawaban dari suaminya, Keira segera menyendokkan nasi goreng Eric dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Kedua matanya tidak lepas dari Eric yang juga sedang menatapnya ketika dia mulai mengunyah makanan yang dibuat oleh suaminya. "Lumayan," ucapnya yang langsung membuat hati Eric mendesah lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Day We Meet Again
Romance[Completed] Keira sangat mencintai Eric. Tapi pria itu tidak pernah menatapnya. Sampai suatu kejadian terjadi pada Keira, dan dia ingin meminta cerai kepada suaminya itu. Kalau pria itu tidak pernah mencintainya, lantas mengapa dia merasa takut saat...