CHAPTER 8

54.1K 3.3K 20
                                    

8

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

8. I Just Want to Ask, Why?

☁︎

Cerita akan banyak memakai setting maju mundur. Read at your own risk.

Satu tahun yang lalu.

"Sebenarnya, dulu waktu kami masih muda kami pernah mempunyai niat untuk menjodohkan kalian." Keira dan Eric bersamaan menghentikan aktivitasnya di meja makan sembari menatap Maria dan Ferdi dengan tatapan tidak mengerti.

"Ma, Aku bisa mencari jodoh aku sendiri." Keira memilih untuk diam di tempat dan tidak bersuara karena dia tau kalau dia tidak berhak untuk menyetujui atau menolak. Dia hanya menumpang di rumah ini. "Mama tau kan kalau aku hanya mencintai Gladys?"

"Iya, tapi Ric, ini semua demi kebaikan kamu dan Keira. Mama tau kok kalau kalian bisa saling mencintai nanti waktu sudah menikah."

"Ma!" Eric meletakkan sendoknya dengan kasar hingga menimbulkan suara dentingan yang keras. "Jangan ngatur-ngatur hidup aku dong! Aku udah dewasa, aku bisa nentuin mana yang harus aku lakukan atau tidak."

"Eric, mama kamu benar. Dulu mama dan papa juga menikah lewat perjodohan. Dan apa akhirnya? Kita berdua saling mencintai. Kakek dan nenek kamu dulu juga menikah melalui perjodohan, Ric." Ferdi ikut membantu istrinya bersuara demi memenangkan hati putranya.

Tetapi pria berusia dua puluhan itu malah mendengus dan melirik Keira yang hanya diam saja sedari tadi. "Aku tetap gak mau."

"Kalau Keira gimana, sayang? Kamu mau kan?" Keira yang merasa dipanggil langsung mendongakkan wajah dan menatap Ferdi, Maria, dan Eric secara bergantian.

Dia hanya tersenyum kikuk lalu menunduk lagi. "Keira terserah Eric aja," jawabnya pendek.

"Eric, kamu tau sendiri kalau kita sudah kenal Keira selama lebih dari sepuluh tahun. Keira ini wanita baik-baik lho, Ric. Di jaman sekarang mana bisa kamu nemuin wanita sebaik Keira? Lembut, sopan, pintar, tidak neko-neko, dan tentunya cantik. Kamu harusnya beruntung  sayang bisa menikah dengan wanita seperti Keira."

Eric mendengus kasar lalu dia segera beranjak dari meja makan. "Sekali gak mau, ya tetap terus gak mau, Ma!"

☁︎

Ketika makan malam itu sudah berakhir, dan Keira hendak kembali ke dalam kamarnya, dia terkejut ketika mendapati keberadaan Eric yang sedang berdiri sambil bersedekap di balik tembok yang sepertinya memang sedang menunggunya itu.

Seperti biasa, kedua mata itu menatap Keira dengan dingin. "Kamu setuju dengan perjodohan itu?" tanyanya dengan kedua mata yang menghunus manik Keira tajam.

The Day We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang