15| MALAM DI KEPULAUAN SERIBU part 1

1.6K 306 128
                                    

"Kamu harus jadi diri kamu sendiri, nggak perlu menahan sesuatu atau merubahnya agar bisa berbaur sama orang lain" - Aljeyun Hemar Diwata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu harus jadi diri kamu sendiri, nggak perlu menahan sesuatu atau merubahnya agar bisa berbaur sama orang lain" - Aljeyun Hemar Diwata.
























📍📍📍📍





















Hava menghabiskan jam malamnya untuk berlatih, sekadar membuang rasa kalut dan malunya. Setelah kejadian siang tadi Hava mengutuk dirinya sendiri, karena berkelahi dengan Doy didepan Aljeyun dan pula didepan atlet lainnya, menampilkan sisi kasarnya yang selama ini Hava simpan rapat-rapat.

Tak seperti biasanya yang hampir tengah malam untuk berlatih, baru jam 10 Hava memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Selesai mandi Hava merebahkan tubuhnya dikasur, matanya menatap langit-langit, entah kenapa Hava merasa saat ini, ia berada di titik terendahnya.

Apalagi setelah pertikaian di aula tadi pagi, Hava terus menghindari Aljeyun. Pas makan siang dan malam Hava selalu membuang muka, tidak kuat untuk sekedar melihat wajah Aljeyun yang selalu rutin memberinya senyum, karena terlalu malu.

“Bego banget sih gue, ini gara-gara setan alas si Doy,” gerutu monolog Hava sambil menendang-nendang selimutnya.

Penyesalan Hava dibuyarkan oleh ponselnya yang bergetar, notif pesan masuk.

Jeyun Ubin Masjid.

Va, aku didepan kamar mu,
bisa keluar bentar?
Belum tidur kan?

Hava sontak terbangun, mengedipkan matanya berkali-kali memastikan pesan yang baru saja masuk ke ponselnya benar dari Aljeyun bukan Aljeyun kawe-kawean.

Hava lantas mengambil jaket yang ia selampirkan di kursi, lalu bergegas keluar kamar, benar saja Aljeyun sudah berdiri didepan kamarnya, membawa sekantong plastik.

“Va, malem-malem ngemil gapapa kan?” Aljeyun mengangkat sekantong plastik berisi cemilannya.

Hava tersenyum getir. “Udah tengah malem gini, bisa-bisanya ngajak ngemil.”

Aljeyun terkekeh, lalu keduanya menuju ruang duduk yang berhadapan dengan kaca transparan sebagai dindingnya, yang menampilkan gemerlap lampu yang ramai di Jakarta malam hari dari lantai 8.

Untuk beberapa saat Aljeyun dan Hava fokus mengemil. “Yun,” panggil Hava, Aljeyun langsung menoleh kearahnya.

“Hmm.”

“Tadi, lo pasti risih banget ya liat kelakuan gue.” Hava memelas tak lama kemudian Aljeyun meletakan sebungkus snacknya dimeja kecil didepan tempat duduk mereka.

Aljeyun menggeleng. “Nggak kok Va.”

Entah kenapa Hava sedikit lega mendengar ucapan Aljeyun. “Tapi, kasar banget ya gue tadi?”

OLYMPIC ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang