12| FESTIVAL LAMPION

1.7K 311 136
                                    

"Harapan itu seperti lilin yang menyala di gelapmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Harapan itu seperti lilin yang menyala di gelapmu. Jangan sampai mati sebelum kamu menemukan cahaya yang lebih terang." - Jiro Sungkar.




















📍📍📍📍

























Setelah 3 minggu karantina, tim panitia mengadakan festival lampion, yang dihadiri oleh seluruh atlet yang berjumlah 96, festival ini diadakan untuk memberikan kenangan yang indah untuk para atlet, bahwa mereka pernah menjalani karantina yang luar biasa menyenangkan, dan unik. Setiap kegiatan yang diadakan, memberikan kesan tersendiri untuk para atlet.

Pak Yundar selaku ketua umum panitia, mengarahkan kepada anggota panitia untuk mempersiapkan festival yang diadakan setelah jam makan malam, festival ini hanya berisi kegiatan senang-senang, bahkan ada pertunjukan dari perwakilan tim regu.

Ada 4 pertunjukan, bermain drama, pertunjukan musik, flash mop, musikali puisi, dan di akhiri dengan menerbangkan lampion serentak di lapangan Wisma, regu 3 mendapatkan pertunjukan musikali puisi, dan panitia memberikan waktu berlatih pertunjukan setelah makan siang, sehingga para atlet masih memiliki waktu untuk melakukan latihan intens mereka.

📍📍📍📍

“Ada-ada aja kegiatan disini.” Keluh Dejun sambil mengambil lauk pauk dimeja prasaman untuk makan siang.

“Tapi seru sih, sejauh ini responnya bagus,” sahut Kun yang berdiri di belakang Dejun sembari mengambil sayuran.

“Ya, gue tau niat panitia bikin acara kek gini bagus, bikin atlet-atletnya nggak stress, tapi kenapa coba? harus ada pertunjukan segala, daripada latihan musikali apaan itulah, mending buat latihan sesuai cabang olahraga kan? Kaya buang-buang waktu tau nggak?”

Kun hanya diam kalau Dejun sudah berkomentar seperti itu, karena biasanya Dejun tak banyak omong, sekalinya berpendapat terdengar nyeremin.

“Ya tapi, kita nggak tau, mungkin ada banyak atlet yang merasa tertekan dan stress, jauh dari keluarga selama 2 bulan, ya kalo yang asalnya Jakarta bisalah nyempetin pulang pas free day, kalo yang rumahnya Bali? Manado? Sumatra? Bisa bayangin gimana sedihnya mereka, mereka latihan setiap hari, bahkan ada yang milih latihan pas free day, latihan sampe dini hari, kita nggak tau apa yang mereka rasain karena sebenarnya kita sendiri aja juga ngrasain lelah dan stress, belum lagi tekanan dari coach kalo performa kita pas latihan nggak bagus,” celoteh Doy, matanya menatap tajam Dejun, sesaat pria itu menoleh.

“Dan bagusnya ada acara kek gini, itu artinya panitia mencoba untuk sekadar memberikan hiburan buat atlet, atlet kan juga manusia Jun, bukan robot, butuh yang seneng-seneng juga,” imbuh Doy sambil memegangi piring yang hanya ada nasi, belum sempat mengambil lauk.

OLYMPIC ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang