"Main catur itu perlu taktik, otak, dan butuh perjuangan, apalagi mempertahankan ratu dan kudanya, ya samalah kaya mempertahankan kamu." - Avin Juna Setyajaya aka Injun.
📍📍📍📍
Hava bercermin, matanya masih sedikit memerah, padahal hanya terselip bulu mata semalam. Warna mata kanan Hava sangat kotras dengan mata kirinya. Merah putih seperti bendera negara tercinta Indonesia.
Hava memilih membasuh matanya dengan air dingin, agar sedikir pudar warna merahnya sebelum menuju kafeteria untuk sarapan.
“Udah nggak perih padahal, kenapa masih merah gini sih.” Hava mengedipkan matanya berkali-kali sambil mengecek warnanya dicermin kecil persegi.
Setelah 30 menit dibiarkan. Hava mengecek lagi, kali ini sudah tidak terlalu merah seperti tadi. Kemudian Hava bergegas keluar sebelum Toil mendahului menghampirinya dan mengomel sepanjang masa walaupun tak seperti kasih sayang ibu.
Di meja makan. Joyri sibuk menyecroll ponselnya sampai lupa memakan sarapannya.
“Joy, nggak dimakan?” tegur Johnny yang duduk berhadapan denganya. Joyri tidak mengubris
Hava menoleh. Joyri duduk disebelahnya. “Joy. Ada masalah?” Joyri tersadar lalu melirik Hava. Semua atlet yang semeja sudah memperhatikannya. Memang mimik wajah Joyri agak berbeda, sedikit murung.
“Hmm nggak kok, nggak ada apa-apa.” Joyri meletakan ponselnya di atas meja lalu memakan sarapannya, yang lainnya masih menatap sanga atlet bowling itu sembari memasukan makanan dimulut masing-masing.
“Inget Joy. Kalo ada apa-apa lo bisa berbagi sama kita, mungkin kita nggak bisa bantu semaksimal mungkin tapi kita mau meringankan dengan mendengarkan dan selalu ada buat lo.” Ucapan Johnny mewakili semuanya.
“Bener Kak Joy,” sambung Ceni.
Joyri menatap Johnny yang serius mengamatinya. Lalu Joy meletakkan sendok yang baru akan menangkup makanan disisi piring, kemudian menyandarkan tubuhnya dibadan kursi.
“Nenek gue masuk ICU, diabetesnya kumat.”
Akhirnya Joy membagikan hal yang menganggu pikirannya. Seketika semuanya menghentikan aktivitas makannya untuk fokus mendengarkan Joyri.
“Gue khawatir banget, gue deket banget sama nenek. Karena emang dari kecil gue udah biasa sama nenek, soalnya orang tua gue selalu sibuk sama kerjaannya, dan gue pengen banget ada disamping nenek gue.” Joyri mengusap air matanya yang ternyata sudah memasahi pipinya.
Hava mengelus pundak Joyri, sekadar untuk menenangkannya, ini pertama kalinya melihat Joyri se-soft ini, karena biasanya ia selalu paling ceria sendiri. Memang setiap orang memiliki beban sesuai porsinya, dan sepintar apapun untuk menahannya toh paling lega kalau bisa berbagi, ya sekadar untuk didengar saja sudah meringankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
OLYMPIC ✔
Fanfiction[SELESAI] "Berjuang sambil berantem itu enak" ~ SUPER LOKAL. NCT itu kalem Yang kasar dan bar-bar penulisnya. Karya ini orisinil pemikiran saya, dimohon tidak plagiasi dalam bentuk apapun, hargai karya seseoran...